28. Let Me Help You

995 113 66
                                    

"Len.." panggil Donny sambil berjalan ke meja kerja Valen, Valen mendongakkan kepalanya dan menatap Donny dengan tatapan penuh tanya. "Lo ada acara nggak sore ini?"

"Nggak ada sih, kenapa?" sahut Valen sambil kembali mengetik sesuatu di komputernya, Donny pun duduk di kursi samping meja kerja Valen.

"Bukber yuk nanti, sama Sarah juga. Kita mau ngomongin masalah wedding Gue sama Sarah nanti," ajak Donny, Valen mengernyitkan dahi dengan bingung.

"Bukannya masih lama ya?" tanya Valen dengan heran, kali ini ia mengalihkan fokusnya kepada Donny. "Kan masih Maret, bukannya Lo nikahnya masih Juni?"

"Hmm.. Gue mutusin buat maju ke bulan Mei aja. Juni mau ada Pemungutan Suara yang putaran kedua kan, Gue pasti sibuk banget. Makanya kita sepakat dimajuin ke Mei, makanya ini Gue harus ekstra effort." jawab Donny, Valen agak terkejut saat mengetahui rencana Donny. Mengurus pernikahan dalam waktu dua bulan bukanlah hal yang mudah.

"Lo serius?? Dua bulan tuh cepet loh, Don." ucap Valen mencoba mengingatkan Donny akan rencana gila yang diambilnya, Donny mengedikkan bahunya dengan acuh.

"Ya kan nggak cuma Gue sama Sarah doang yang ngurus, orang tua kita juga bantu kok. Udah gitu kan Lo juga bakal bantu Gue sama Sarah, hehe." sahut Donny sambil menyenggol bahu Valen dan terkekeh.

Mendengar kata 'orang tua' dari mulut Donny membuat Valen terdiam dan mengalihkan pandangannya lagi ke komputer di depannya, berusaha untuk fokus ke hal lain dan tidak mengingat kejadian tidak menyenangkan beberapa waktu lalu.

Donny dan Sarah beruntung karena orang tua mereka saling merestui hubungan mereka, tidak seperti Valen dan Teddy. Oke, baiklah.. orang tua Valen di atas sana mungkin setuju dengan hubungan mereka tapi tidak dengan orang tua Teddy. Valen menghela nafas dan menyandarkan punggungnya di kursi, Donny menatapnya dengan heran.

"Kenapa Lo?" tanya Donny, Valen hanya menggeleng dan tersenyum kecil. "Oh iya, nanti Gue juga mau undang Teddy sama yang lain. Lo kabarin Teddy ya,"

Valen meringis mendengar hal tersebut dan itu membuat Donny makin heran, "Kenapa sih?" tanya Donny dengan penasaran. Valen memang belum menceritakan hal-hal yang dialaminya di rumah Teddy beberapa waktu lalu kepada Donny, jadi wajar saja Donny merasa heran dengan sikap Valen yang agak memberi jarak kepada Teddy.

Semenjak hari itu, Valen memang agak menjaga jarak dengan Teddy. Beberapa kali Teddy mengajaknya bertemu, Valen selalu menolak. Saat meliput kegiatan Pak Prasetyo pun Valen selalu langsung kembali ke kantornya begitu sesi wawancara selesai. Tentu saja Teddy peka akan hal itu dan berusaha untuk menelpon Valen dan bertanya ada apa, tapi Valen hanya bilang padanya bahwa ia hanya sedang lelah dan ingin sendiri.

"Len !!! Lo kesambet setan bisu apa gimana?" tegur Donny dengan kesal saat merasa bahwa Valen tidak menanggapinya, Valen tersentak dan menoleh ke arah Donny. "Cerita ke Gue ada apaan, Lo kalo ada masalah jangan dipendem sendirian gitu. Tegang urat Lo ntar,"

Valen menghela nafas panjang dan mulai menceritakan apa yang mengganggu pikirannya selama ini. Mulai dari pertemuan pertamanya dengan Tante Githa, dan kejadian saat buka puasa bersama di rumah Teddy pekan lalu. Donny mendengarkan dengan seksama sembari sesekali menanggapi perkataan Valen.

"Dan semenjak itu, Gue ngerasa nggak pantes buat Teddy." desah Valen sambil menunduk sedih, "Itu alasannya Gue agak jaga jarak dari Teddy, karena Gue nggak yakin Gue bisa lanjut ke hubungan yang lebih serius sama dia."

"Hmm... kalo udah menyangkut keluarga gini ya susah, Len." gumam Donny, tapi kemudian ia memegang bahu Valen. "Tapi satu yang Gue mau Lo sadar, bukan Lo yang nggak pantes buat Teddy. Tapi keluarganya yang nggak pantes dapetin Lo,"

Safe HavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang