Valen termenung menatap ke luar kaca jendela mobil yang dikendarai oleh Donny dengan tatapan kosong. Walaupun keadaan di dalam mobil cukup ramai, dengan Donny yang selalu mengajak bicara Sarah dan terkadang Tante Fitri yang juga menanggapi perkataan Donny, Valen sama sekali tidak mendengar hal-hal tersebut.
Hari ini adalah hari dimana Valen akan berangkat ke Amerika, dan Donny, Sarah, serta Tante Fitri memutuskan untuk mengantar Valen ke bandara. Valen tentunya sangat senang dengan hadirnya mereka untuk menemani Valen di hari terakhirnya di Indonesia, mengingat Valen tidak akan bertemu dengan mereka lagi dalam waktu yang cukup lama.
Walaupun Valen senang dengan karir dan kehidupan baru yang akan menyambutnya di Amerika, tak bisa dipungkiri Valen juga merasa sedih karena harus meninggalkan Teddy. Ditambah lagi, ia tidak bisa berpamitan dan jujur kepada Teddy tentang kepergiannya. Valen terus memikirkan bagaimana perasaan Teddy saat akhirnya ia tahu bahwa Valen sudah tidak ada di Indonesia, seberapa hancurnya dia. Valen menghela nafas panjang dan menutup matanya, mencoba untuk tidak terlalu memikirkan Teddy.
"Lo nggak apa-apa, Len?" tanya Donny tiba-tiba yang menarik perhatian Valen, Valen mengalihkan pandangannya dari kaca jendela dan memandang ke depan.
"Nggak apa-apa, Gue lagi ngeliatin jalanan nih. Pasti bakal kangen banget sama Jakarta," jawab Valen sambil kembali menatap keluar kaca jendela.
"Makanya nanti kalo ada libur panjang Lo pulang aja, nginep di rumah Gue sama Sarah atau di rumah Ibu Gue. Sekalian traktir kita, kan gaji Lo gede nanti." sahut Donny sambil terkekeh, Sarah pun menyetujui perkataan Donny. Valen hanya tertawa kecil dan mengabaikan perkataan Donny.
"Kamu udah izin pamit ke Teddy, Len?" tanya Tante Fitri secara tiba-tiba yang membuat seisi mobil hening seketika, Valen menatap Tante Fitri dan tersenyum kecil.
"Udah kok, Tante." jawab Valen, Donny melirik Valen dari kaca spion tengah mobil dengan tatapan heran. Donny tahu Valen sedang berbohong, tapi kenapa Valen harus berbohong kepada ibunya.
Jawabannya adalah agar Tante Fitri tidak bertanya lebih mendalam jika Valen jujur tentang apa yang terjadi, dan hal terakhir yang Valen inginkan hari ini adalah membicarakan tentang Teddy.
"Kok dia nggak ikut antar kamu?" tanya Tante Fitri dengan penasaran.
"Valen sama Teddy kan udah putus dari lama, Bu. Mungkin Teddy nya juga lagi banyak kerjaan," sahut Sarah tiba-tiba, Tante Fitri mengangguk mengerti.
"Terus reaksi Teddy gimana waktu denger kamu mau ke Amerika?" Tante Fitri kembali bertanya, Valen terdiam dan berpikir sejenak.
"Akhirnya sampe...." sahut Donny sambil menghentikan mobilnya di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Soekarno-Hatta, Valen menghela nafas lega karena tidak harus menjawab pertanyaan Tante Fitri.
Valen melirik jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, dan pesawatnya akan berangkat sekitar jam setengah satu siang. Artinya, Valen sudah harus melakukan check in agar nantinya tidak terlalu tergesa-gesa.
"Lo langsung check in kan, Len?" tanya Donny memastikan saat mereka sudah keluar dari mobil, Donny membuka bagasi mobilnya dan mengeluarkan beberapa koper milik Valen.
"Iya nih, daripada nanti Gue ribet sendiri. Bawaan Gue juga lumayan banyak," jawab Valen sambil meletakkan koper-kopernya ke atas troli, Donny pun mengangguk dan membantu Valen.
Setelah selesai meletakkan koper-kopernya di atas troli, Valen pun menegakkan tubuhnya dan berdiri menghadap Donny, Sarah, dan Tante Fitri. Valen memandangi mereka sambil tersenyum sedih, begitupun Sarah dan Tante Fitri yang juga sudah berlinangan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safe Haven
RomanceSepeninggal orang tuanya, Valentine Soedibyo berjuang sendiri sedari kecil sampai ia besar dan memutuskan untuk menjadi jurnalis. Hidupnya berjalan biasa saja sampai ia harus meliput kegiatan politik di negaranya. Dan kejadian itu mempertemukannya d...