Satang mulai terbiasa setelah satu minggu ditinggalkan oleh Winny pergi bekerja di luar kota. Dia melakukan semuanya sendiri karena tidak ingin mengganggu Winny bekerja. Winny selalu menelpon satang setelah pekerjaannya selesai namun terkadang Satang sudah tertidur sehingga komunikasi antara mereka sedikit tidak berjalan dengan baik.
Satang dan Fourth berjalan memasuki rumah sakit dengan menenteng satu keranjang kecil buah-buahan, bunga dan juga beberapa makanan.
Fourth membuka kamar tempat dimana Gemini dirawat karena jatuh sakit dan membuat dia terbaring di rumah sakit.
Satang mengikuti Fourth untuk menjenguk Gemini setelah mereka menyelesaikan jadwal kuliahnya sore ini. Terlihat Marc yang juga tengah menjenguk Gemini yang sudah dua hari dirawat di rumah sakit.
"satang" sapa Marc melihatnya dan Satang tersenyum mengangguk kepadanya.
Satang menaruh buah yang ia bawa di atas meja sedangkan Fourth yang langsung membantu Gemini mengambilkan minum.
"gimana kondisinya gem?" tanya satang.
"dah mendingan, besok juga balik" jawabnya kemudian satang mengangguk.
"kenapa belum makan?" tanya Fourth melihat bubur di atas meja yang rapih belum tersentuh sedikitpun.
"pengen disuapin lu katanya" timpal Marc yang kini tengah duduk di sofa bersama dengan Satang disampingnya.
"apa?" tanya Fourth melihat Gemini yang memperhatikannya.
"suapin lah" jawab Gemini kemudian Fourth langsung mengambil mangkuk bubur lalu menyuapi kekasihnya.
Setelah cukup lama satang duduk disana, ditambah hari mulai gelap membuat dia memutuskan untuk pulang.
"Fourth, gw balik duluan ya" ucap satang pamit.
"hati-hati ya, sampe rumah kabarin gw" ucap Fourth kemudian satang mengangguk dan mengambil tasnya.
"cepet sembuh gem" ujarnya kemudian keluar dari ruangan Gemini.
"bro, gw juga balik ye" ucap Marc yang langsung memakai jaketnya dan membawa tasnya keluar ruangan.
"marc masih kekeuh mau deketin satang?" tanya Fourth kemudian Gemini mengangguk.
"udah aku bilangin tapi marc terlalu keras kepala" ujar Gemini.
"biarin dia capek sendiri, satang gak mungkin semudah itu buat berpaling" timpal Fourth.
Di sisi lain, Satang mengeluarkan handphonenya hendak memesan ojek online. Cuaca malam hari itu mendung karena suara petir beberapa kali terdengar menandakan hujan akan turun.
"ayo aku anterin pulang" ujar Marc to the point yang tiba-tiba saja ada di sampingnya.
"aku bawa motor, biar gak kejebak macet" lanjutnya.
"terimakasih marc tawarannya, tapi gakpapa aku pulang sendiri aja" tolak satang namun Marc tanpa aba-aba menarik tangan satang menuju tempat dimana motornya ia simpan.
Satang meremas jaket marc sebagai pegangannya, dia berusaha membuat jarak dengan Marc namun pria itu melajukan motornya dengan cepat membuat dia sedikit ketakutan.
Belum juga sampai ke rumahnya, namun tiba-tiba hujan turun dengan deras dan Marc menepikan motornya di depan sebuah halte. Baju mereka sedikit basah membuat Satang kedinginan namun Marc yang peka langsung membuka jaketnya dan memakaikan kepada Satang yang berdiri di sebelahnya.
prang
Satang yang tengah tertidur dikala sakitnya langsung terbangun karena terdengar suara pecahan kaca yang sangat keras.
Dia beranjak dari kasurnya sambil memegang kepalanya yang sangat pening, satang keluar kamar dan menuruni anak tangga kaget melihat pecahan cermin yang berada di ruang keluarga sudah hancur di hadapan Winny yang ternyata memukul cermin.
"kamu kenapa?" tanya satang panik melihat Winny dengan tangannya yang sudah berdarah karena cermin tersebut.
"maafin aku sayang" ujar Winny menunduk di hadapannya.
"apa yang perlu aku maafin? kamu gak lakuin kesalahan apapun" jelas Satang kemudian Winny menatapnya dengan mata yang memerah.
"aku telat jemput kamu dan kamu malah kehujanan gara-gara aku, kamu sakit gara-gara aku" ujar Winny.
"Satang"
"satang"
Panggilan Marc menyadarkan Satang yang sempat melamun memikirkan Winny. Kekasihnya itu pasti tidak akan membiarkan dirinya terguyur hujan seperti ini apalagi jika sampai dia sakit. Mengingat hal itu membuat dia merindukan Winny namun butuh waktu tiga minggu lagi untuk dia bertemu dengan Winny.
"lagi mikirin apa?" tanya Marc yang melihat Satang melamun.
Satang tersenyum kemudian mengusapkan kedua tangannya yang terasa dingin tanpa menjawab pertanyaan orang di sampingnya. Dia mengeluarkan ponselnya yang sama sekali tidak ada notifikasi pesan dari Winny sejak pagi tadi dia memberitahu winny kegiatannya hari ini namun sepertinya kesibukan kekasihnya membuat dia tidak mendapat pesan balasan.
"satang kamu laper gak?" teriak Marc setelah mereka melanjutkan perjalanannya karena hujan telah reda.
"apa?" tanya satang kemudian mendekatkan tubuhnya kepada Marc untuk mendengar perkataan yang Marc lontarkan.
Marc tersenyum ketika merasakan tubuh satang yang menempel di punggungnya kemudian tanpa bertanya kembali dia menepikan motornya di depan pedagang bakso pinggir jalan.
"kamu mau?" tanya Marc sebelum dia memesan bakso kemudian Satang mengangguk.
Seperti hal nya hujan, kini satang pun merasa apapun yang dia lakukan seakan-akan teringat kepada Winny. Memakan semangkuk bakso tetapi bedanya bukan bersama dengan Winny.
"kamu gak suka baksonya? mau aku pesenin yang lain?" tanya Marc yang memperhatikan Satang yang hanya memainkan kuah bakso dengan sendok du tangannya.
"satang"
"hah?" satang sedikit terkejut kemudian menatap Marc.
"mau aku pesenin yang lain?" tanya Marc.
"bisa temenin aku minum malam ini?"
pertanyaan Satang membuat Marc mengernyitkan keningnya bingung karena keinginan pria itu untuk minum dan menghilangkan stress. Apa sebenarnya yang ada dalam pikiran satang?
•~•

KAMU SEDANG MEMBACA
My possessive boyfriend | WinnySatang
FanfictionSeorang Satang Khitthiphop, mahasiswa teknik tahun kedua yang ceria dan lucu tetapi harus memiliki pacar seorang Winny Thanawin yang merupakan CEO dari perusahaan besar yang terkenal sangat cuek dan posesif terhadapnya. Kenakalan Satang membuat Winn...