23

1.3K 80 6
                                    

"satang, untuk sementara tinggal di rumah Tante dulu yuk" ajak mama Fourth yang datang menjemputnya setelah satu minggu dia dirawat di rumah sakit.

Untungnya luka yang dialaminya tidak begitu parah sehingga dia sudah diperbolehkan pulang namun benturan keras di kepalanya membuat dokter menyarankan dirinya untuk tidak terlalu banyak berfikir dan kembali ke rumah sakit untuk kontrol setelah dua minggu.

"satang mau pulang aja tante" tolaknya sambil melihat mamanya fourth yang membantunya mengemasi barang barangnya.

"yasudah kalo gitu tante anterin kamu ya"

Satang mengangguk kemudian mereka keluar ruangan dan meninggalkan rumah sakit menuju parkiran lalu memasuki mobil.

Orang tuanya Fourth sangatlah baik terhadapnya, bahkan dirinya sudah mereka anggap anaknya sendiri. Dia memalingkan wajah sambil berpikir banyak hal terutama mengenai Winny yang sebenarnya bukan menghilang atau meninggalkannya namun pria itu menyembuhkan dirinya dari kelumpuhan yang dialaminya.

"satang kata dokter apa hm jangan terlalu banyak berpikir dulu, sini cerita sama tante" ujar mama Fourth sambil fokus menyetir.

"satang jahat sama P'Winny, satang gak tau kalo Phi Winny kecelakaan bahkan sampe lumpuh. Satang merasa bersalah karena udah jahat sama dia"

Mama Fourth menepikan mobil lalu menatap Satang dan menggenggam tangannya.

"Ngga, satang gak jahat bahkan kalo tante ada di posisi satang juga tante mungkin bakal lakuin hal yang sama kayak yang satang lakuin. Tante bakal mikir kalo pacar tante ninggalin tante dan dengan mudahnya dia pulang buat balik lagi sama tante, tante akan menganggap itu jahat. satang masih sayang sama Winny hm?"

Pertanyaan itu membuat Satang menatap mama Fourth dengan tatapan sedih. Dia bingung karena di sisi lain dia sudah menjalin hubungan dengan Marc dan tidak mungkin dia mengkhianatinya.

"tante ngerti perasaan satang kayak gimana, satang bingung kan karena saat ini satang punya Marc. Satang, kalo satang terus memaksakan diri buat membuka hati untuk orang lain tapi jelas jelas di hati satang itu ada Winny apa bedanya satang sama winny? Winny juga pasti akan menganggap satang jahat sama dia"

"tante, satang gak tau harus gimana" ujar satang.

"kejar cinta satang, karena sekeras apapun satang membuka hati untuk orang lain maka akan semakin besar juga perasaan satang sama Winny. Tante yakin Satang tau apa yang harus satang lakuin, sekarang kalo ada apa-apa bilang sama tante ya anggap tante kayak mama satang sendiri, anggap om tante sama Fourth itu keluarga satang"

"dan satu lagi, perbaiki hubungan satang sama Fourth ya. Tante bukan membela anak tante sendiri tapi jadi kalian mungkin lebih sulit untuk meluruskan masalah ini. Satang sakit hati dan marah sama Fourth karena dia nyembunyiin ini dari satang dan Fourth dia juga melakukan itu untuk menjaga kepercayaan orang lain sama dia  karena Winny gak mau satang tau"

Perbincangan itu membuat satang sedikit lega, dua memeluk mama Fourth dengan erat bagaimanapun juga jika bukan karena Fourth dia tidak mungkin merasakan kasih sayang dari seorang ibu seperti ini.

Setibanya di rumah dia langsung pergi memasuki kamarnya karena mamanya Fourth langsung pulang sebab ada pekerjaan yang harus di urus dan mengatakan bahwa dia akan menemaninya kontrol.

Satang merebahkan tubuhnya di kasur king size nya, menatap langit-langit kamar siang hari ini. Dia merogoh ponsel di dalam saku celananya dan melihat 20 panggilan tak terjawab dari Marc. Dia membalas pesan Marc dan mengatakan bahwa dia sudah berada di rumah.

Dia membuka ranselnya dan membereskan beberapa pakaian yang sebelumnya ia bawa untuk dimasukkan ke dalam lemari sambil menunggu Marc yang akan menemuinya setelah magangnya selesai hari ini.

Sebenarnya satang sangat marah kepada Marc karena dia tidak melihat Marc di rumah sakit untuk menjaganya. Di sisi lain dia sadar bahwa Marc sedang magang namun tidak bisakah satu hari saja menjaga dirinya di rumah sakit.

Suara bel berbunyi membuat Satang keluar kamar dan membukakan pintu untuk Marc. Terlihat pria itu memasuki rumahnya dengan kantong plastik yang berisi makanan untuk makan bersama dirinya.

"magangnya emang gak ada hari libur?" tanya satang sambil mengambil beberapa piring dan disimpan di atas meja makan.

"maaf satang aku gak bisa jagain kamu di rumah sakit kemarin" ujar Marc yang langsung mengetahui kemana arah pembicaraan Satang.

"gakpapa" ujarnya kemudian duduk depan Marc untuk menyantap makanan yang dibawa oleh pria itu.

Satang menyendokkan nasi dan memasukannya ke dalam mulutnya melihat Marc yang sibuk dengan ponsel di tangannya sambil tersenyum membuat Satang tidak tahan.

"ayo putus" ujar satang menghentikan aktifitas makannya, Marc refleks menyimpan handphonenya kaget mendengarnya.

"satang kamu jangan bercanda" ucap Marc menatap serius terhadap satang.

"aku serius, kayaknya membuka lembaran baru itu hanya mengulang hal yang sama karena pada akhirnya aku sembuh karena diriku sendiri. Jadi, ayo putus" jelas satang namun Marc menggelengkan kepalanya.

"satang aku minta maaf tapi aku gak bisa ngelepasin kamu"

"bisa, kemarin-kemarin juga kamu bisa gak ketemu sama aku bahkan saat ini juga mungkin kamu anggap aku gak ada"

"kamu masih suka sama Winny?" tanya Marc namun satang hanya diam membuat Marc mengangguk.

"ok fine aku anggap iya" ujar Marc kemudian dia pergi meninggalkan rumahnya.

Satang menundukkan kepalanya sambil berpikir apakah ini hal yang benar, dia tidak bisa terus memaksakan dirinya untuk mencintai orang lain. Pada akhirnya sama seperti apa yang dia ucapkan bahwa dia akan sendirian, semua orang akan meninggalkannya bahkan sahabatnya sekalipun.

Akhirnya dia hanya memiliki dirinya sendiri, ternyata dia tidak bisa menjadikan seseorang alasan untuk melupakan orang lain karena benar perasaannya kepada Winny semakin kuat sehingga dirinya sendiri yang bisa melupakan Winny tanpa melibatkan orang lain.

•~•

My possessive boyfriend | WinnySatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang