19

1.4K 80 5
                                    

"lo gak nanya selama ini dia kemana?" tanya Fourth setelah dia menyimak semua yang satang ceritakan kepadanya di sebuah kafe dekat kampus sambil menunggu jadwal mata kuliah berikutnya.

"gw udah gak mau denger penjelasan dia, gw gak peduli apapun alasannya" ujar Satang acuh.

Fourth terdiam menatapnya, mengingat bahwa alasan Winny menghilang yaitu karena tidak ingin melihat Satang khawatir karena kelumpuhan yang dialaminya.

"kenapa lo liatin gw?" tanya Satang melihat Fourth yang menatapnya dengan tatapan yang tak dapat ia artikan.

"kagak" ujar Fourth meminum minuman yang ia pesan.

"oh iya gw lupa ada janji sama Gem, gw duluan ya" lanjut Fourth tiba-tiba membuat Satang bingung.

"woy Fourth! anjir bener-bener sialan" umpat Satang ketika melihat Fourth yang keluar kafe dengan terburu-buru.

Satang menyeruput minumannya sampai habis kemudian keluar kafe dan seseorang menarik tangannya membawanya ke sebuah lorong di dekat parkiran yang lumayan sepi itu.

"satang ini aku" ujar seorang pria yang masih menggenggam tangannya.

Satang menatap pria tinggi dihadapannya itu dengan tatapan kebencian yang terlihat jelas dari raut wajahnya.

Siapa lagi jika bukan Winny.

"Phi, aku udah bilang jangan pernah muncul lagi di depan aku" ucap Satang protes kemudian menepis tangan Winny.

"satang aku yakin perasaan kamu sama aku gak mungkin berubah kan?" tanya winny lirih.

Winny meraba pipi satang dengan sangat hati-hati dan mendekatkan wajah mereka namun satang langsung mendorong tubuhnya. Dengan cepat Winny menarik leher satang dan mencium bibirnya dengan paksa membuat Satang berontak berusaha mendorong tubuh kekar Winny.

Dia memukul dada bidang winny beberapa kali dan berontak karena tangan winny sangat kuat di lehernya. Sekuat tenaga dia berusaha akhirnya dia berhasil mendorong tubuh Winny dan mengelap bibirnya dengan tangannya sambil menatap Winny.

"kamu bener-bener jahat phi! kamu berubah! P'winny yang aku kenal itu gak pernah kasar" ujar Satang dengan mata yang berkaca-kaca.

"phi minta maaf" ujar Winny menyesal.

"sekeras apapun kamu minta maaf dan sekalipun kamu mati aku gak akan pernah mau maafin kamu!" bentak Satang menunjuk wajah Winny.

"GUA CUMA PENGEN LO DENGERIN PENJELASAN GUA BISA GAK?!" bentakan keras Winny membuat air mata yang susah payah dia bendung akhirnya keluar juga.

"minggir phi, aku mau pergi" ujar Satang menunduk.

"GUA BILANG DENGERIN PENJELASAN GUA SATANG!"

"bahkan sesalah apapun aku, dulu P'winny gak pernah bentak aku"

"ARGHH!!"

Winny berteriak mengacak rambutnya kemudian menarik tangan satang dengan keras membuat anak itu kesakitan.

"bahkan dulu p'winny gak akan pernah ngebiarin satu tetes air mata aku jatuh tapi sekarang apa? kamu cuma buat aku nangis!"

Winny langsung melepaskan cekalan tangan yang menyakiti pergelangan tangan Satang. Dia meraih tangannya namun Satang menepisnya.

"mungkin udah saatnya kita hidup di jalan masing-masing phi, dan aku mohon jangan pernah muncul di hidup aku" ujar Satang kemudian mendorong tubuh kemudian berjalan pergi menjauh darinya.

Satang berjalan sambil menangis memegang pergelangan tangannya yang terkena kuku panjang milik Winny. Entah kenapa luka kecil seperti itupun membuat hatinya hancur.

"satang" panggil Marc yang sedari tadi mencarinya, dia berlari menghampiri Satang yang menunduk sambil menangis.

"satang kamu kenapa?" tanya Marc menungkup pipi Satang.

Winny yang muncul di belakang sana membuat dia sadar bahwa Satang menangis karena pria itu. Dia berjalan dengan penuh emosi dan satu layangan pukulan mendarat mulus membuat sudut bibir winny berdarah.

"hadir lo cuma buat satang sakit phi, tolong pergi dan jangan ganggu kehidupannya. Biarin aku bahagiain dia dan aku gak akan pernah sekalipun ninggalin dia!" ingat marc kepada winny yang jatuh tersungkur ke tanah.

"satang ayo kita pergi dari sini" ucap Marc setelah dia kembali menghampiri Satang dan merangkulnya berjalan menjauh dari tempat itu.

Bentakan Winny masih saja terngiang di telinganya, dia menutup telinga dengan kedua tangannya setelah Marc membawanya duduk di taman belakang kampus.

Marc sadar dekan luka kecil di pergelangan tangan Satang, dia menarik tangan Satang dan melihat seberapa parah luka tersebut. Dia refleks mengepalkan tangannya dan menyesal karena harusnya dia memukul Winny sampai pria bajingan itu tak sadarkan diri.

Fourth berjalan kembali ke kafe tersebut bersama dengan Gemini namun dia tidak melihat Satang sama sekali. Tadinya dia akan mengajak sahabatnya itu pergi ke rumahnya untuk makan malam bersama namun yang dia liat hanyalah.... Winny.

Keduanya kaget ketika Winny berada disana, dia memastikan beberapa kali bahwa itu memanglah Winny dan benar saja, Pria itu berjalan menghampirinya dan meminta untuk berbincang sebentar di dalam kafe.

"saya bukan menghilang, tapi teman saya membantu proses penyembuhan saya dengan berobat di luar negeri" jelas Winny to the point.

"saya pikir semuanya akan baik-baik saja setelah saya bisa berjalan normal, tapi kenyataannya lebih buruk dari yang saya bayangkan" lanjutnya.

"hubungan Satang dan Marc diluar kendali kita Phi, yang aku tau memang Marc suka Satang tapi aku gak nyangka kalo itu bawa mereka ke hubungan yang lebih serius" ucap Fourth merasa bersalah.

"Fourth minta maaf phi" lanjutnya.

Gemini memalingkan wajahnya enggan melihat Winny, dia sebenarnya sangat kesal atas tindakan Winny yang menghilang begitu saja. Walaupun hubungan Marc dan Satang diluar kendalinya dan Fourth namun hal terbesar yang menjadi penyebabnya adalah Winny. Dengan hilangnya dia menjadi penyebab utama sehingga satang membuka hatinya untuk pria baru.

Dan kini dengan tanpa bersalahnya Winny kembali dan memohon kepada Satang untuk tetap menjadi kekasihnya. Hal konyol macam apa itu setelah satu tahun lamanya menghilang namun kembali mengharapkan keadaan seakan baik-baik saja.

"phi mulai saat ini, kita gak bisa bantu apa-apa lagi. Antara phi sama Satang ataupun sama Marc itu urusan phi sendiri. kita berusaha bantu tapi phi sendiri yang jadi penyebab semuanya malah makin rumit. Maaf sebelumnya phi, tapi phi harus bayar semua penderitaan Satang selama ini. Kami duluan" jelas Gemini yang langsung menarik tangan Fourth keliar dari kafe.

"gem kamu apa-apaan sih" ujar Fourth menepis tangan kekasihnya.

"kamu yang apa-apaan, kamu mau terus-terusan belain orang yang gak bertanggung jawab kayak dia hah?! udah cukup biarin mereka selesein masalahnya sendiri" bentak Gemini membuat Fourth terdian tak berkata apapun.

"tugas kita cuma nyembunyiin alasan dia doang, dan kita udah lakuin itu. Sekarang semuanya biarin dia yang bertindak, jangan pernah libatin diri kamu ke dalam masalah orang lain" lanjutnya.

"gem..." lirih Fourth.

"fourth, tolong kali ini dengerin aku okay?"

Fourth akhirnya mengangguk dan Gemini kembali menarik tangannya menjauh dari tempat tersebut. Dia melihat Winny yang masih duduk disana dengan tatapan kosong membuat rasa ibanya muncul namun dia harus mendengarkan apa yang sudah Gemini katakan kepadanya.

•~•

My possessive boyfriend | WinnySatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang