16

1.4K 88 3
                                    

Sudah hari ketiga Satang mengurung dirinya di kamar bahkan sejak Fourth menyuruh Marc untuk selalu mengunjungi Satang ketika dirinya pergi ke rumah orang tuanya.

Marc baru bisa mengunjungi satang malam hari karena dia sangat sibuk dengan tugas kuliahnya, dia membuka pintu utama rumah besar yang Satang tinggali. Seperti sama sekali tak ada kehidupan di dalam sana karena satang menghabiskan waktunya di kamar.

"Satang" panggilnya memasuki kamar satang dan menyalakan lampu.

"SATANG!"

Marc panik ketika Satang sudah tergeletak sadarkan diri di lantai. Dia mengangkat tubuh pria itu kemudian membawanya ke rumah sakit dengan kecepatan penuh sambil melirik satang yang benar benar pucat dengan suhu tubuh yang panas membuat dirinya panik.

Setelah tiba, Satang langsung dilarikan ke UGD di salah satu rumah sakit, Marc menelpon Gemini dan mengatakan bahwa Satang berada di rumah sakit.

"gimana kondisinya?" tanya Fourth yang juga panik dengab nafas yang terengah-engah karena berlari menuju ruangan dimana sahabatnya utu dirawat.

Marc menjelaskan bahwa kondisi satang memburuk, sudah 3 hari dia mengurung dirinya di kamar tanpa asupan energi sedikitpun. Dia mengalami demam tinggi, tetapi untung saja Marc dengan cepat membawanya ke rumah sakit dan bisa langsung ditangani oleh dokter.

Wajah pucat pasi dengan kondisi tak sadarkan diri dilengkapi dengan jarum infus yang menusuk punggung tangannya membuat semua orang iba melihat pria yang berbaring di atas ranjang rumah sakit itu.

Marc duduk di kursi yang berada tepat di samping ranjang dengan terus menatap Satang berharap pria itu sadarkan diri. Dia melihat tangan Satang yang lemas kemudian berhati-hati untuk mengelus dan menggenggamnya.

Gemini menahan tangan Fourth ketika dia hendak memasuki ruangan dengan pintu yang terbuka setelah dia dan Gemini keluar untuk membeli buah-buahan.

"aku khawatir sama satang" ucap Fourth yang melihat Marc yang menggenggam tangan Satang.

"untuk sementara kita biarin Marc jagain Satang, kita tau dia suka Satang dan gak mungkin Marc nyakitin orang yang dia suka" ucap Gemini.

"gem, bisa tolong anter aku jenguk P'Winny?" tanya Fourth kemudian Gemini mengangguk.

"suster" panggil Fourth ketika salah satu suster muda berjalan di depannya.

"saya minta tolong kasih buahnya buat pasien yang ada di ruangan ini" lanjut Fourth kemudian suster tersebut refleks mengambil dan mengangguk sebelum akhirnya Gemini dan Fourth pergi dari sana.

Satang mengerjapkan matanya terbangun dengan kepala yang sangat pening dengan mata melihat langit-langit ruangan yang terasa berputar.

"p'winny" ucap Satang dengan setengah sadar dan sontak membangunkan Marc yang terlelap di sampingnya.

"satang, aku Marc" ujarnya kemudian Satang berusaha menyadarkan dirinya sampai dia melihat dengan jelas Marc yang berada di sampingnya.

"p'winny mana?" tanya Satang lemas.

"kamu pasti lapar kan? makan dulu ya" ucap marc mengalihkan pandanganya kemudian mengambil semangkuk bubur di atas meja.

"aku gak mau makan marc!" bentak satang menepis mangkuk di tangan Marc sampai terjatuh dan membuat suara bising karena pecahan kaca dari mangkuk itu.

"biarin aku mati kelaparan daripada aku hidup tanpa P'Winny!" lanjut Satang yang masih emosi sambil mencengkram kerah kemeja yang Marc pakai.

Marc menatapnya tanpa sedikit perlawanan, membiarkan satang melampiaskan emosi kepadanya. Namun jauh di dalam lubuk hati Marc yang penuh amarah dia mengepalkan tangannya namun tatapan ketulusan itu masih menatap pria di hadapannya.

Jika Winny ada di depannya, dia pastikan Winny sudah tersungkur dengan darah yang bercucuran karena sudah membuat Satang menderita seperti ini.

Marc menghela nafasnya dan berusaha mengontrol dirinya kemudian memeluk satang dengan paksa sampai tubuh satang lemas di pelukannya. Dia mengelus punggung satang dengan lembut membiarkan pria itu menangis di pelukannya.

satang, kalo Winny bukan orang yang kamu cintai aku pastiin dia mati ditanganku saat ini juga.

Hatinya terus berkecoh mengumpati Winny yang berani membuat Satang seperti ini. Marc melepaskan pelukannya dan membantu Satang duduk nyaman dengan tatapan yang kosong ke depan semakin membuat Marc merasa iba.

Akhirnya setelah cukup lama, petugas kebersihan membersihkan lantai dan Marc kembali membawa semangkuk bubur dan satu gelas air putih ke ruangan Satang. Dia duduk sambil menyuapi Satang yang makan namun tatapannya tetap lurus ke depan.

Satang mendorong pelan mangkuk di tangan Marc setelah dia memakan beberapa suapan. Nafsu makannya berkurang kemudian Marc yang mengertipun langsung menyodorkan gelas untuk Satang minum dan menaruh kembali mangkuk berisi bubur yang masih tersisa banyak itu di atas meja.

"istirahat ya biar cepet sembuh" ujar Marc membantu Satang untuk berbaring dan membenarkan selimutnya.

Dia mengelus lembut rambut Satang kemudian memutuskan untuk duduk di sofa sambil memainkan handphonenya. Melihat Satang yang berbaring menghadap ke langit-langit ruangan dengan tatapan kosong.


•~•

My possessive boyfriend | WinnySatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang