32

1.2K 72 2
                                    

Satang berjalan mendahului Winny memasuki gedung perusahaan membuat beberapa karyawan disana langsung berbisik menarik perhatian Winny yang ada di belakangnya. Dia dengan cepat mengambil langkah besar dan memegang pinggang Satang dengan satu tangan lainnya dimasukkan ke dalam saku celananya.

Satang refleks berusaha melepaskan tangan Winny di pinggangnya namun Winny tidak melepaskannya sedikitpun. Mereka tetap berjalan melewati karyawan-karyawan tersebut sampai memasuki lift kemudian barulah Winny melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang Satang.

"lain kali gak usah kayak gitu, yang ada mereka malah tambah ngomongin kita" tegur Satang menoleh sebentar ke arah Winny yang berdiri di sampingnya.

"aku gak peduli" timpalnya kemudian keluar lift dengan menarik tangan kekasihnya berjalan menuju ruangannya.

Satang tidak menjawabnya dan tidak mood untuk berdebat dengan Winny, masih pagi begini mood nya sudah hancur walaupun bisikan mereka sama sekali tidak ia dengar namun tetap saja mereka bergosip tentang dirinya. Winny mungkin tidak peduli sedikitpun namun bagaimana dengan dirinya? Winny sama sekali tidak mengerti perasaannya, sungguh menyebalkan.

Satang mengerjakan pekerjaannya yang hampir menumpuk di atas meja. Dia melihat Winny yang juga tengah fokus pada layar laptopnya karena tengah melaksanakan pertemuan online dengan rekan bisnisnya yang berada di luar negeri.

Matahari sudah berada tepat diatas gedung perusahaan yang tinggi itu tapi Satang masih berkutik dengan tugas tugasnya. Hari ini benar-benar melelahkan bahkan untuk bersantaipun sepertinya dia tidak bisa.

"sayang, aku keluar sebentar ya" ujar Winny berdiri memakai jasnya dan berjalan ke arahnya.

"kalo capek tidur dulu aja istirahat, jangan dipaksain ya" lanjutnya kemudian Satang mengangguk mengadahkan kepalanya menatap Winny yang berdiri di sampingnya.

"nanti aku beliin makanan ya" ujar Winny kemudian satang mengangguk dengan lesu lalu Winny mengecup bibirnya.

"aku pergi dulu ya" ucap Winny.

"ini belum, ini belum ini juga belum di kiss" timpal Satang sambil menunjuk kedua pipi, kening dan juga hidungnya. Winny tersenyum kemudian dia mengecup semua wajah yang ditunjuk kekasihnya.

Namun saat itu juga seorang perempuan memasuki ruangannya dengan map ditangannya dengan tujuan akan memberikannya kepada Winny. Hal tersebut membuat dirinya merasa bersalah karena memasuki ruangan Winny dengan posisi atasannya yang tengah mencium asisten pribadinya.

"eh...m-maaf pak" ucapnya.

Winny berdecak kemudian berdiri dengan tegak melihat perempuan tersebut.

"gak belajar etika kamu hah? ketuk pintu dulu sebelum masuk ruangan orang lain" tegur Winny sedikit membentak membuat perempuan tersebut menunduk.

Satang memegang tangan Winny memberikan isyarat bahwa dia tidak harus memarahinya.

"Keluar kamu" usir Winny kemudian perempuan itu keluar dari ruangannya.

"jangan marah marah" ujar Satang.

"kalo gitu aku keluar dulu ya" pamitnya kemudian menepuk lembut rambut Satang dan pergi meninggalkan ruangannya.

Tak lama, satang keluar dari ruangannya dan melihat wanita yang memakai name tag yang bertuliskan May, mahasiswi yang tengah magang.

"maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Satang dengan sopan.

"saya merasa bersalah sama pak Winny" ujarnya, perempuan itu masih muda dan hal itulah yang mungkin membuat dia merasa sangat bersalah.

"tidak apa-apa, kamu tenang aja" ucap Satang.

"saya hanya diperintahkan untuk memberikan map ini kepada pak winny, tapi waktunya kurang tepat, saya minta maaf" ujarnya menyodorkan map tersebut kepada satang.

"tidak apa-apa, pak winny gak marah kok. nanti saya berikan langsung sama pak Winny" timpal satang mengambil map yang diberikan ibu tersebut.

"sekali lagi saya minta maaf" ujar May membuat satang tersenyum.

Dia menghela nafas kemudian berpikir untuk mengajak May ke kantin dan mentraktirnya dengan maksud agar perempuan muda itu tidak terus merasa bersalah.

"kalo gitu ayo saya traktir minuman" ajak Satang kemudian mereka pergi ke kantin.

"Santai aja jangan canggung gitu" ujar Satang ketika May benar-benar terlihat canggung ketika duduk bersamanya di kantin.

"maaf atas perilaku saya sama pak Winny yang tadi kamu liat, seharusnya saya sadar saya tidak boleh seperti itu ketika di kantor" ucap Satang.

May tersenyum kikuk sambil memegang gelas minumannya yang dipesankan oleh Satang. Dia memang mendengar beberapa gosip perusahaan mengenai Satang dan Winny yang sudah menyebar luas sehingga dirinya cukup canggung ketika mengobrol secara langsung.

Akan tetapi Satang tidak seburuk yang orang lain katakan, pria itu sangat baik membuat dirinya menyadari bahwa jangan pernah menilai seseorang yang belum kita kenali dengan baik karena hal itu akan merubah pandangan mengenai orang tersebut dan setelah dia mengobrol dengan orang yang dia anggap buruk kenyataannya dia tidak seburuk itu.

"tidak apa-apa pak, saya mengerti. Saya juga salah karena saya gak ketuk pintu dulu sekali lagi saya minta maaf" ujar May.

"gakpapa, kita sama-sama salah dan itu yang buat kita sadar akan kesalahan yang kita buat" ucap Satang kemudian tersenyum.

"p-pak winny gak akan marah?" tanya May yang sadar ketika melihat tatapan mata karyawan yang melihatnya duduk dengan Satang.

"gak akan, kamu tenang aja" jawab Satang karena dia berpikir apa yang membuat Winny marah?

Dia tidak melakukan kesalahan dan sekarang dia hanya minum bersama salah satu anak magang di perusahaan dengan tidak memiliki maksud tertentu.

Satang berjalan sendiri menuju ruangannya dengan beberapa cemilan yang dibelinya untuk menemaninya mengerjakan semua pekerjaan yang belum dia selesaikan sore itu.

"mana anak magangnya? gak sekalian kamu bawa kesini?" tanya Winny yang sudah duduk di kursinya sambil membaca koran setelah meeting selesai.

Dia melihat Satang yang tengah mengobrol dengan perempuan saat dia hendak berjalan ke ruangannya. Winny sengaja tidak menghampirinya karena hal itu akan menarik perhatian banyak orang sehingga dia memilih untuk menunggu Satang kembali.

"dia ngerasa bersalah phi, makanya aku traktir minum di kantin"

"emang dia salah, kenapa harus kamu yang baikin dia? dia gak ngetuk pintu dulu itu salah dia" Ujar Winny menyimpan korannya dan menatap Satang yang masih berdiri disana.

"kenapa diem? suka sama dia?" tanya Winny lagi membuat satang kaget winny akan mengatakan hal itu di depannya.

Satang menggelengkan kepalanya kemudian kembali keluar ruangan dengan perasaan tidak menyangka Winny akan mengatakan hal tersebut kepadanya. Dia marah dan berpikir apakah sampai saat ini Winny tidak mempercayai cintanya kepada Winny?

Bahkan berpikir meninggalkan saja tidak, namun Winny menuduhnya menyukai orang lain. Apakah cintanya selama bertahun-tahun ini kurang jelas bagi Winny? Semua yang dilakukannya dan semua yang sudah dilewatinya apakah kurang membuat Winny percaya kepadanya?

•~•


My possessive boyfriend | WinnySatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang