O9. KENAPA DIA PEDULI?

1.9K 114 30
                                    

selamat datang dan selamat membaca semua! semoga suka❤️

───

HAPPY READING

──

O9. KENAPA DIA PEDULI?

•••

Kelas A+

Rana baru pertama kali mendengar kelas yang bernama A+. Kelas di sekolah pada umumnya biasanya di mulai dari kelas A atau berawalan angka 1 sampai seterusnya. Tapi, SMA Garuda Bangsa menciptakan kelas A+ yang merupakan kelas khusus untuk orang-orang jenius yang memiliki otak setara dengan Einstein. Kelas A+ adalah kelas elit yang beranggotakan murid-murid terbaik dari yang paling terbaik.

Anehnya, SMA Garuda Bangsa atau website berita lainnya tidak pernah menggunggah apapun yang terkait dengan kelas A+. Maka dari itu Rana sedikit bingung ketika mengetahui keberadaan kelas A+ dan namanya terdaftar di antara nama-nama murid jenius lainnya.

Rana merasa ia tidak sepintar itu. Waktu tes berlangsung, Rana kurang memahami beberapa soal dan akhirnya mengisi dengan asal. Rana menganggap ini hanya sebuah keberuntungan bisa menjadi salah satu murid terbaik atau mungkin kesialan karena berhasil menghancurkan formasi SIXTH.

Sayang sekali Rana harus berpisah dengan Ivory. Gadis itu di tempatkan di kelas MIPA-B.

Rana menghentikan langkahnya di depan pintu dengan ukiran yang khas yang membuatnya terlihat berkelas. Tertera papan bertuliskan KELAS A+ diatasnya. Kelas ini dimana Rana akan belajar.

Rana menghela napas sebelum benar-benar memantapkan langkahnya masuk ke dalam kelas. Hal pertama yang di lihat Rana adalah pemandangan murid-murid yang hampir mengisi ruangan. Tidak ada yang ia kenal. Orang-orang ini sangat asing di penglihatannya. Kecuali enam orang yang menduduki bagian tengah. Baris kedua dan ketiga.

Jantung Rana kembali berdetak lebih cepat. Seharusnya Rana tidak perlu merasa takut dengan SIXTH. Dirinya pun tidak tahu akan mendapat peringkat kedua. Ini semua di luar kendali Rana.

Ratu yang semula sedang mengobrol bersama anggota SIXTH lainnya lebih dulu menyadari eksistensi Rana yang masih berdiri di ambang pintu. Ratu beranjak dari kursi dan berjalan menghampiri Rana. "Lo kemana aja, Na? Kelas hampir mau di mulai. Ayo, masuk!" ajak Ratu menarik tangan Rana ke dalam kelas tanpa persetujuan.

"Jadi dia yang ngegeser posisi lo, Ja?" tanya Pangeran memandang Rana dari pucuk kepala hingga ujung kaki dengan tatapan remeh.

"Nggak ada apa-apanya," ujar Pandawa terkekeh sinis.

Fuck.

Rana tidak menyukai laki-laki bermulut wanita seperti Pangeran dan Pandawa. Rasanya ingin Rana colok mata Pangeran dan melakban mulut Pandawa. Menyebalkan! Sabar Rana.

"Come on, don't be childish. Siapapun pasti pengen dapetin hasil yang terbaik dan Rana managed to prove it," Ratu melerai teman-temannya. "Lagian Raja juga nggak marah. Iya 'kan, Ja?"

Rana melihat laki-laki itu sedang membaca buku novel. Dia menoleh dan hanya mengangguk singkat sebagai jawabannya, kemudian kembali fokus pada bukunya.

Pangeran mendecak sebal, "Nggak asyik lo, Ra."

Ratu hanya tersenyum menanggapinya, beralih menatap Rana. "Lo jangan sakit hati, ya? Jangan terlalu di tanggepin. Mereka cuma belum bisa nerima hasil aja," kata Ratu.

"Gue biasa aja kok," ujar Rana. Walaupun dalam hati ingin sekali menonjok wajah-wajah menyebalkan itu. "Tapi, bisa nggak setelah ini lo bersikap seolah-olah nggak ada gue? Jangan sok kenal sama gue. Jujur, gue nggak nyaman berdeketan sama lo," Rana mengungkapkan isi hatinya.

THE SIXTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang