selamat datang dan selamat membaca semua! semoga suka❤️
───
HAPPY READING
───
35. TUDUHAN BARU
•••
Panasnya terik matahari pada siang hari ini tidak menyurutkan semangat para murid di kelas Samudera untuk melaksanakan kegiatan olahraga. Materi kali ini adalah renang yang terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama untuk laki-laki dan sesi yang kedua untuk perempuan. Atas permintaan Pak Galen yang tidak ingin menyatukan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam satu kolam. Lebih baik menjauhkan hal-hal negatif yang bisa saja terjadi tanpa sepengetahuan guru tersebut.
Semua laki-laki di kelas Samudera telah usai berganti pakaian dan bergegas menuju kolam renang. Kolam renang terletak di paling ujung gedung, sehingga mereka semua harus membuang sedikit energi berjalan jauh dari kelas melalui kelas-kelas lain yang sedang belajar dan ruangan-ruangan tertentu untuk sampai ke kolam renang pribadi milik sekolah.
"Lo udah liat belum video baru di base sekolah?" tanya salah seorang laki-laki yang berada di depan Samudera kepada temannya yang melangkah beriringan di sampingnya.
"Video yang Ratu di tampar itu 'kan? Gila! Trending banget videonya."
Laki-laki itu mengangguk, "Kok dia berani banget, ya? Emangnya dia punya privilege seberapa besar di sekolah ini sampai berani nampar Ratu?" tanyanya seraya menggelengkan kepalanya.
Temannya itu bergidik, "Mungkin dia mau caper ke Ratu. Soalnya dari kemarin cuma dia yang selalu cari masalah ke SIXTH dan bikin base sekolah ramai," Dia nampak berpikir. "Siapa namanya?" tanyanya sambil mengingat nama gadis yang telah di kenal oleh seluruh warga sekolah.
"Rana dari kelas A+."
Kaki Samudera sontak berhenti ketika terpaut beberapa langkah ke depan untuk sampai di area kolam. Lamunannya sepanjang perjalanan menuju kolam buyar. Ia menepuk pundak dua orang laki-laki yang bergosip di depannya. "Siapa yang lo bilang barusan? Rana?" tanya Samudera memastikan bahwa telinganya tidak salah dengar.
Si laki-laki yang memulai percakapan itu mengangguk, "Iya, Rana. Si biang kerok itu. Gue sebagai penggemar Ratu nggak terima dia di tampar! Padahal dia diem-diem aja, loh. Emang dasarnya tuh cewek problematik," cetusnya sambil terkikik geli bersama temannya.
Samudera menggertakkan giginya seraya mengepalkan tangan erat. Ia mencengkram kerah laki-laki itu dan mencekiknya. Menariknya mendekat ke arah Samudera, "Sekali lagi gue denger lo ngomong kayak gitu, mati lo di tangan gue!" ancam Samudera dengan tatapan dingin.
Wajah laki-laki itu perlahan terlihat memerah. Dia kesulitan bernapas akibat cekikan Samudera yang terlalu kencang, "Uhuk! Uhuk! L-lepasin gue, brengsek!" rintihnya menepuk-nepuk tangan Samudera.
"Woy, udah gila lo, ya?! Lepasin temen gue!" Temannya itu membelalakkan matanya berusaha membantu melepaskan cengkraman.
"HEY, ADA APA DI BELAKANG SANA?" tanya Pak Galen yang hendak masuk ke dalam kolam terpaksa berhenti bersama rombongan kelas Samudera ketika melihat kegaduhan yang diciptakan Samudera dan dua laki-laki tersebut. "Cepat kalian ke sini karena kelas akan saya mulai."
Samudera mendengus sebal lantas melepas cengkraman. Ia melempar lirikan tajam seolah memberikan sebuah peringatan kemudian mendahului keduanya menyusul teman kelasnya. Samudera berjalan di belakang Pak Galen memasuki area kolam renang. Samar-samar mereka semua mendengar suara sedang bercengkrama yang menggema di seluruh sudut ruang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIXTH
Fiksi RemajaKisah ini menceritakan tentang murid-murid genius yang memiliki privilege di sekolah : 1. Sadewa Bagaskara, peringkat pertama. Sang pemilik nilai sempurna. Dingin, tidak tersentuh, misterius dan jenius. Jangan meragukan IQ seorang Sadewa. Tapi, jang...