"Assalamualaikum.."
"Wa'alaikumssalam.. see you, Syah" sahut Cassa.
Aisyah tersenyum dan melambaikan tangan pada Cassa yang mulai melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Mama Sarah.
Saat merasa mobil Cassa sudah jauh, Aisyah pun berjalan menaiki tangga teras dan membunyikan bel rumah. Tak lama terdengar sahutan dari dalam rumah dan pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya memakai daster lusuh dengan wajah yang keriput tersenyum menatap Aisyah.
"Assalamualaikum, bi.." salam Aisyah tersenyum ramah.
"Wa'alaikumssalam non Aisyah." jawab bi Irna membalas senyuman Aisyah. "Ayo, mari masuk non." Aisyah masuk ke dalam rumah dan diikuti bi Irna dibelakangnya.
Sepi. Rumah mertuanya terlihat sepi. Kemana Mama, Papa, dan Farel berada? Padahal mereka yang sudah menyuruh Aisyah untuk datang kerumah.
"Bi Irna... Mama, Papa, dan bang Farel dimana?" tanya Aisyah.
"Ooh... mereka lagi di belakang rumah non. Katanya suruh non Aisyah langsung kesana." ucap bi Irna membuat Aisyah tersenyum lalu mengangguk.
"Kalo gitu Aisyah pamit ke sana ya bi."
"Iya, non."
Aisyah melangkah dengan gembira. Dia sudah sangat merindukan keluarga angkatnya sekaligus mertuanya itu. Sesampainya dibelakang rumah, Aisyah dibuat terkejut kala melihat taman belakang rumah yang didekor sangat cantik. Ada satu meja bundar besar dan empat kursi ditengah taman, bunga-bunga di sekitar meja, balon-balon warna warni yang dibiarkan begitu saja di sekitar taman menambah kesan cantik dan imut.
Namun mendadak pandangannya perlahan menghitam. Aisyah tidak bisa melihat apapun karena matanya ditutup seseorang dari belakang.
"Astagfirullah, ini siapa?" tanya Aisyah takut. Dia hanya takut kalau yang menutup matanya menggunakan tangan adalah seseorang yang bukan mahramnya.
"Ayo tebak siapa?" orang itu menjawab dengan mengubah suaranya. Bukannya penasaran, Aisyah justru sudah tahu siapa orang yang menutup matanya.
Aisyah tersenyum lebar lalu menyentuh tangan orang itu. "Hmmm... siapa ya? Kayaknya Aisyah nggak kenal? Atau... apa mungkin Aisyah kenal anda?" tanya Aisyah pura-pura tidak mengenal orang itu.
"Iya, kamu kenal aku." jawab orang itu masih dengan suara yang di ubah.
"Hmmm... Aisyah nyerah deh. Aisyah nggak tau anda siapa?"
Perlahan tangan yang menutup mata Aisyah mulai terbuka. Dengan pelan Aisyah mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan penglihatannya.
Lagi dan lagi Aisyah dibuat terkejut saat melihat Papa dan Farel sudah berdiri di depannya sambil membawa kue cake dan sebuket bunga mawar merah.
"Papa, bang Farel." panggil Aisyah lirih. Sedetik kemudian Aisyah berbalik dan melihat Mama Sarah di belakangnya.
"Mama..." Aisyah langsung menghambur kedalam pelukan Mama Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fadel & Aisyah (our destiny) - ON GOING
Tiểu Thuyết ChungHarap bijak dalam membaca❤️🔥 ⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...