FA. Bab 29

2.7K 99 0
                                    

Semua anggota inti Vortex terlihat panik dan khawatir menunggu kabar dari dokter perihal keadaan Odin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua anggota inti Vortex terlihat panik dan khawatir menunggu kabar dari dokter perihal keadaan Odin. Sudah 2 jam lamanya namun dokter belum juga selesai memeriksa Odin.

Suara derap kaki yeng terdengar terburu-buru mengalihkan atensi anggota Vortex. Seorang wanita paruh baya dengan hijab syar'inya mendekati anggota Vortex dengan wajah panik bercampur takut.

"Assalamualaikum." salam wanita itu dengan nafas ngos-ngosan.

"Wa'alaiksumssalam Umi." jawab semuanya.

"Nak, gimana keadaan anak Umi? Nanda baik-baik saja kan?" tanya wanita itu kepada semua anggota Vortex.

"Maaf Umi, kami juga belum tau keadaan Odin. Sekarang dokter masih memeriksa Odin. Umi yang sabar ya." jawab Fattan lembut.

"Ya Allah... tolong sembuhkanlah anakku. Ya Allah Nanda kenapa kamu bisa sampai begini nak." lirih wanita itu yang dipanggil Umi.

Ya, wanita paruh baya itu adalah ibu kandung Odin bernama Umi Sofi. Nanda menjadi nama panggilan Odin dari Umi Sofi, awalnya Odin tidak setuju dipanggil Nanda, katanya gak gaul namun karena sang Umi bersikeras dan Odin pikir sangat lucu juga ia dipanggil Nanda oleh Uminya, ia pun membiarkan itu menjadi nama panggilan yang hanya boleh untuk Umi tercintanya.

Umi Sofi mengetahui Odin masuk kerumah sakit karena Fattan sempat menelponnya tadi. Saking kagetnya mendengar anak semata wayangnya masuk rumah sakit membuat Umi Sofi hampir tertabrak motor karena tidak fokus berjalan.

"Umi duduk dulu ya, nanti kakinya pegal kalo berdiri terus." ujar Steve lembut.

Umi tersenyum tipis lalu duduk di kursi tunggu. Semua anggota Vortex memang sangat dekat dengan Uminya Odin. Dulu semasa anggota inti masih SMA, mereka sering bermain kerumah Odin karena kepincut dengan masakan Umi yang sangat enak. Kebaikan hati dari Uminya Odin juga membuat mereka merasa nyaman.

Umi Sofi terus berdzikir dan berdoa untuk kesembuhan dan keselamatan anaknya. Tangan keriputnya gemetaran memegang tasbih. Sesekali Umi Sofi menghapus air mata yang tak mau berhenti keluar.

Ceklek

Semua atensi beralih menatap sosok pria berjas putih keluar dari ruang UGD. Semua anggota Vortex dan Umi Sofi menghampiri sang dokter.

"Dok, gimana keadaan anak saya dok? Anak saya baik-baik saja kan dokter? Anak saya selamatkan? Anak saya tidak terluka parah kan dok?" pertanyaan beruntun dari Umi Sofi membuat dokter tersenyum sendu.

"Ibu tenang dulu ya. Sebelumnya saya mau bertanya terlebih dahulu, sudah berapa lama pasien di biarkan terluka?" tanya dokter bername-tag Yusuf al-akbar.

Semua anggota Vortex saling memandang. Umi Sofi menatap mereka, ada tersirat tanda tanya dari raut wajah keriputnya.

"Sekitar 5 jam yang lalu dok." jawab Steve. Sontak saja ucapannya membuat Umi Sofi terkejut.

Fadel & Aisyah (our destiny) - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang