FA. Bab 50

4.2K 153 14
                                    

Dengan langkah cepat, Fadel berjalan menelusuri lorong rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah cepat, Fadel berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Ia ingin menyusul Steve yang memang ia tugaskan mengantar Aisyah ke rumah sakit bersama Farel dan Papanya.

Setelah memastikan keadaan Aura baik-baik saja, laki-laki itu segera pergi menuju ruang IGD tempat sang istri. Dari informasi Steve, Aisyah masih diperiksa oleh pihak dokter. Sudah dua jam lebih menunggu, namun dokter belum juga selesai memeriksa istrinya itu.

Mengenai Geng Dominion, polisi berhasil menangkap mereka termasuk keempat anggota inti Dominion salah satunya adalah Emilio. Setelah melewati pertarungan yang cukup lama dengan polisi sampai terjadi kejar-kejaran dan petak umpet, pada akhirnya laki-laki itu berhasil di seret ke kantor polisi dengan pantauan Fattan dan Niko.

Untuk Viera, gadis itu masih belum ditemukan. Fadel memerintahkan seluruh anggotanya mencari keberadaan gadis itu. Sebelum dimasukkan ke dalam penjara, ia ingin membalas perbuatan kejam Viera yang gadis itu lakukan pada Aisyah dan juga Aura.

Fadel mengurangi kecepatan langkahnya saat melihat sang ibu tercinta menangis di dalam dekapan Papa Fahri.

Pria paruh baya itu melirik tajam anak bungsunya. Ia sudah mendengar dari Farel tentang apa yang terjadi pada menantu kesayangannya itu.

Laki-laki itu tak mempedulikan tatapan sang Ayah. Ia mendekati Steve yang berdiri di samping pintu.

"Belum ada kabar?" tanya Fadel pelan.

Steve menggeleng pelan. Helaan nafas terdengar keluar dari mulut Fadel. Ia melirik ke arah pintu IGD lalu menunduk saat ponselnya berdering tanda ada pesan masuk.

Aura:
Kamu dimana, sayang?
Kenapa ninggalin aku sendiri?
Aku gak mau sendiri, temani aku dong.
Sayang?
Iih, kok cuman di read sih!
Badan aku sakit semua, aku pengen makan di suapi sama kamu.

Jarinya hendak mengetik balasan pesan tersebut, namun panggilan sang Ibu membuat niatnya urung. Ia mendongak menatap Mama Sarah yang sudah berdiri tepat di depannya.

"Kenapa, Ma?" tanyanya pelan, sedikit memaksa senyumnya.

Sesaat kemudian, netranya terlihat khawatir membalas tatapan kecewa wanita paruh baya itu. "Ma?" Fadel mencoba mendekati sang Ibu, namun Mama Sarah justru melangkah mundur.

"Stop! Jangan mendekat!" Fadel sedikit tersentak mendengar suara keras Mama Sarah.

Wanita itu menghapus kasar air matanya. "Kamu tau apa kesalahan kamu kali ini, Fadel?" tanya Mama Sarah dengan suara rendah menahan sesak di dada. Ia kecewa pada putranya itu.

Fadel yang memang merasa tidak melakukan kesalahan apapun lantas menggeleng menjawab pertanyaan Ibunya.

Mama Sarah memandang tak percaya dengan respon anaknya. "Kamu nggak tau? Kamu sama sekali nggak tau kesalahan yang sudah kamu perbuat?"

Fadel & Aisyah (our destiny) - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang