"A-Aisyah?"Mulut Fadel terbuka lebar kaget melihat Aisyah yang tidur di sampingnya tanpa mengenakan hijab. Awalnya ia tak sadar bahwa perempuan itu Aisyah karena ini pertama kalinya ia melihat rambut istrinya.
"Eunnggh..."
Aisyah menggeliat pelan, mengubah tidurnya menjadi telentang. Mata Fadel terus menatap wajah Aisyah. Ia mengucek matanya berkali-kali dan juga memukul kuat pipinya berkali-kali, berpikir bahwa ini hanya mimpi.
"Apa gue mimpi ya?"
Plak!
"Aaws.. sakit. Berarti bukan mimpi dong." Fadel mengelus pelan pipinya. Ia kembali menatap wajah Aisyah.
Tangannya terulur menyingkirkan anak rambut yang menutup wajah istrinya. Ia menatap lekat wajah itu. Bibir kecil, hidung mancung, bulu mata lentik, pipi chuby, alis tebal, semua yang ada di wajah Aisyah sangat sempurna di mata Fadel.
"Aisyah cantik juga ternyata." gumam Fadel tersenyum tipis.
Fadel terus mengelus pipi Aisyah membuat sang empu menggeliat pelan. Tak lama netra keduanya saling bertatapan, Fadel tak menghentikan elusannya. Dahi Aisyah mengernyit, kesadarannya belum terkumpul semua. Dia bingung wajah siapa yang ada di depannya ini.
Selama lima menit keduanya masih saling menatap. Menyadari siapa di depannya sekarang, Aisyah mengerjapkan matanya berkali-kali. Dan...
"Astaghfirullah!!" pekik Aisyah refleks mendorong dada Fadel sedikit kuat membuat tubuh Fadel terhuyung ke belakang.
"Eh? Ma-maaf.. saya nggak sengaja." ucap Aisyah begitu sadar telah mendorong Fadel.
Fadel hanya diam dan membenarkan posisinya. Ia bangun lalu duduk bersila menghadap Aisyah.
"Pagi-pagi udah bikin gue emosi lo ya!" ucap Fadel dingin dengan wajah datar.
"Ma-maaf.. saya nggak sengaja. Saya kira tadi siapa soalnya saya kaget liat wajah mas Fadel yang deket banget. Saya refleks tadi mas. Maaf sekali lagi." lirih Aisyah menundukan pandangannya.
Ekspresi takut Aisyah membuat Fadel tersenyum tipis. Padahal ia hanya pura-pura marah tadi. Entahlah, wajah polos bercampur takut itu terlihat sangat menggemaskan di mata Fadel ditambah istrinya sedang tak memakai hijab. Rambut panjang lurus dan berwarna hitam itu menambah kesan cantik dan seksi menurut Fadel.
Aisyah tersentak kaget saat jari-jari tangan Fadel menyematkan rambut yang menutupi wajahnya. Sontak saja Aisyah mendongak hingga tatapannya jatuh pada manik mata hazel milik Fadel.
Aisyah terpaku dengan ketampanan Fadel. Bagaimana bisa suaminya ini tambah tampan bahkan saat bangun tidur. Menyadari ada yang aneh pada dirinya, Aisyah segara memeriksa tubuh dan sekelilingnya.
"Alhamdulillah." Aisyah menghela napasnya lega, dia bersyukur saat melihat bahwa pakaiannya masih lengkap tak kurang satu apapun. Pikiran negatif langsung terbesit di benaknya karena mengingat dirinya tidur seranjang dengan Fadel, bagaimana dia bisa memikirkan itu di saat seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fadel & Aisyah (our destiny) - ON GOING
Genel KurguHarap bijak dalam membaca❤️🔥 ⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...