Dua bulan berlalu, hari demi hari Aisyah lewati tanpa kasih sayang sang suami. Yap, hubungan Aisyah dan Fadel masih sama seperti sebelumnya, tidak ada perkembangan. Fadel yang masih suka cuek dan ngebentak serta Aisyah yang selalu sabar dan kadang lelah dengan semuanya. Bahkan berkali-kali pun keseharian mereka tak luput dari perdebatan, perdebatan, dan perdebatan. Siapa lagi coba yang memulai kalau bukan Fadel. Kemarin contohnya, Aisyah dan Fadel kembali bertengkar hanya karena masalah sepele.
Hari ini Aisyah berinisiatif membuat kue permintaan maaf, itung-itung sekalian mencoba meluluhkan hati sang suami. Jangan salah, meski anak berandalan, Fadel ini pecinta makanan manis dan kali ini Aisyah memilih membuat sendiri cake strawberry chocolate mengikuti resep dari Mama Sarah.
Setelah menunggu 25 menit, Aisyah mengeluarkan kue buatannya dari dalam oven. Dia mulai menghiasi cake tersebut dengan cantik dan tak lupa topping buah strawberry dan choco cip yang tersusun rapi di atas cake.
"Alhamdulillah selesai... semoga mas Fadel suka."
Aisyah memotong beberapa bagian cake tersebut lalu membawa dua potong cake dan segelas kopi hitam untuk suami tercinta yang saat ini sedang bersantai di ruang tamu.
"Assalamualaikum mas..."
Fadel menoleh dengan raut datar. Aisyah tersenyum kecut melihatnya padahal sebelum dia memberi salam, suaminya itu tersenyum lebar sembari melihat layar ponsel. Entah apa yang membuat Fadel sampai tersenyum senang seperti itu.
Tidak mau terlalu larut dalam kesedihannya, Aisyah mengubah senyumannya. Dia menaruh nampan berisi kopi hitam dan cake di atas meja lalu duduk di samping Fadel.
"Saya buatkan mas kopi hitam dan cake strawberry chocolate. Semoga suka ya mas. Saya juga masih belajar masaknya, jadi kalau rasanya kurang pas di lidah mas, saya minta maaf." ucap Aisyah tersenyum manis.
Fadel hanya melirik makanan manis itu. Ia menelan susah salivanya. Bagaimana Aisyah bisa tahu makanan favoritnya. Ah, kalau begini bisa-bisa pertahanan Fadel akan runtuh. Tidak! Ia tidak boleh luluh, Aisyah pasti sedang menyogoknya.
"Mau saya ambilkan mas?" tanya Aisyah saat melihat Fadel melirik terus menerus cake buatannya. Dia tahu suaminya itu menginginkan cake tersebut namun tertutup gengsi.
"Gak! Gue gak mau! Mending lo bawa pergi tu cake, mau muntah gue liatnya." sarkas Fadel membuat senyuman Aisyah hilang.
"Tapi, kata Mama, mas suka cake strawberry apalagi ada coklatnya. Mama juga bilang kalo mas Fadel suka makanan manis."
"Iya, emang gue suka makanan manis tapi tergantung siapa yang buat. Kalo lo yang buat gue mikir seribu kali lah, gak ada yang tahu kan lo campurin apa aja di dalam adonan cake itu. Kalo Mama yang buat gue gak perlu ragu lagi karena pasti enak dan aman. Paham?!"
"Maksudnya, mas curiga saya pakai bahan-bahan yang nggak aman?" tanya Aisyah dengan raut sedih.
"Itu tau! Perut gue gak bisa sembarangan makan makanan buatan orang asing. Sana, bawa pergi tu cake. Bukannya menggiurkan malah bikin gue muntah cium baunya." ketus Fadel kembali memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fadel & Aisyah (our destiny) - ON GOING
Ficción GeneralHarap bijak dalam membaca❤️🔥 ⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...