"Mas," panggil Aisyah melihat Fadel tengah duduk di taman belakang rumah.
Fadel menoleh sekilas lalu kembali menatap lurus ke depan.
"Saya boleh duduk disini?" tanya Aisyah menunjuk ruang kosong di kursi panjang yang diduduki Fadel. Tidak ada jawaban dari suaminya, dengan sedikit ragu Aisyah pun menduduki dirinya juga di sana.
Keduanya sama-sama terdiam cukup lama, hanya terdengar suara jangkrik yang menemani keheningan itu. Aisyah melirik Fadel lalu menunduk dan memainkan ujung hijabnya.
Sesaat kemudian, Aisyah mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum mulai berbicara. Dia harus menyiapkan mental sebelum meladeni amukan Fadel. Semoga saja suaminya itu tidak tantrum lagi.
"Apa gue salah ya?" Aisyah yang baru saja hendak membuka mulutnya langsung terdiam mendapatkan pertanyaan itu.
Fadel beralih menatap Aisyah dengan tatapan teduh, tidak seperti biasanya kali ini tidak ada tatapan tajam dari sorot mata hazel itu.
"Apa gue salah, Syah?" tanya Fadel lagi membuat alis Aisyah mengkerut, bingung. "Salah apa, mas?"
"Gue jahat ya sama Mama sampai ngebentak kaya tadi?"
Aisyah masih diam menunggu suaminya selesai berbicara.
"Gue..." Fadel menghela napasnya panjang. "Gue gak bermaksud ngebentak Mama, gue cuma merasa lelah sama semuanya."
Aisyah tersenyum lembut. Dia senang melihat Fadel yang mau membuka obrolan tenang seperti ini. Aisyah selalu menunggu momen ini, momen dimana suaminya itu bercerita dan jujur dengan perasaannya sendiri.
"Mas Fadel lelah kenapa? Ada masalah?" tanya Aisyah lembut. Tangannya mulai aktif mengusap pelan punggung Fadel.
"Gue lelah dengan hidup gue. Gue gak pernah bisa nentuin jalan hidup gue sendiri, semuanya selalu di atur sama Mama dan Papa. Gue capek, Syah!"
"Mas... Mama dan Papa ngelakuin semua itu karena mereka sayang sama mas Fadel."
"Sayang? Kalo mereka sayang sama gue seharusnya mereka biarin gue bahagia dengan pilihan gue!"
Aisyah masih tersenyum membalas tatapan dua bola mata Hazel itu. Jujur, hatinya sedikit sakit dengan ucapan Fadel. Aisyah paham maksud dari kata 'pilihan' yang suaminya itu katakan.
"Semua orang tua pasti ingin anaknya bahagia termasuk Mama dan Papa. Mas tahu, masing-masing orang tua itu punya cara tersendiri untuk menunjukkan kasih sayang mereka terhadap anak-anaknya dan mungkin... cara Mama dan Papa menunjukkan kasih sayangnya ke mas Fadel ya begini."
"Dengan memaksa gue? Itu yang namanya kasih sayang? Dimana-mana kalo orang tua sayang sama anaknya, mereka harusnya mendukung dong dengan semua pilihan hidup anaknya, bukannya malah mengekang."
"Terkadang juga pilihan yang anak pilih itu belum tentu terbaik untuk dirinya sendiri loh, mas. Nah, di sini lah tugas orang tua itu berjalan, dimana mereka yang harus membimbing sang anak menuju jalan yang benar sehingga sang anak bisa memahami apa yang terbaik untuk dirinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fadel & Aisyah (our destiny) - ON GOING
General FictionHarap bijak dalam membaca❤️🔥 ⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...