PART 3

18 17 2
                                    

Beberapa hari setelah pertemuan dengan Maya, Fara mengalami pengalaman yang membuatnya semakin meragu. Saat berjalan pulang dari kantor, dia secara kebetulan bertemu dengan mantan kekasihnya, Adam, di tengah jalan.

Fara terkejut melihat Adam, dan perasaan campur aduk segera melanda. Adam tersenyum dan menghampirinya dengan ramah. "Hai, Fara. Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?"

Fara mencoba tersenyum sopan. "Hai, Adam. Aku baik-baik saja."

Mereka berbasa-basi sebentar, tetapi kehadiran Adam membuat Fara merasa tidak nyaman. Kenangan lama mulai menghantuinya. Adam adalah bagian dari masa lalunya yang pernah menyenangkan namun juga menyakitkan.

Setelah berpisah dengan Adam, Fara duduk di bangku taman di seberang jalan. Dia merenungkan pertemuan tadi dan merasakan gejolak emosi di dalam dirinya. Apakah perasaannya pada Rama sebenarnya cukup kuat jika dia masih terbawa perasaan masa lalu?

Malam itu, Fara membolak-balik foto-foto lama dan buku harian lamanya. Dia mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganggunya, tetapi semakin dia mencari, semakin keraguan itu menghantuinya.

Keesokan paginya, Fara menceritakan pertemuan dengan Adam kepada Maya di kedai kopi. "Maya, aku merasa campur aduk setelah bertemu dengan Adam. Apakah ini tanda bahwa aku belum sepenuhnya melupakan masa laluku?"

Maya menatap Fara dengan penuh pengertian. "Fara, masa lalu adalah bagian dari dirimu, tetapi itu tidak boleh menghalangimu untuk melangkah ke depan. Apakah kamu yakin perasaanmu terhadap Rama tidak bercampur dengan perasaan masa lalu?"

Fara terdiam sejenak. Dia ingin memastikan bahwa dia membuat keputusan yang benar untuk dirinya sendiri dan untuk Rama.

Hari-hari berlalu, tetapi kegelisahan Fara tetap ada. Dia mencoba membagikan perasaannya kepada Rama, tetapi sulit baginya untuk mengungkapkan keraguan yang merayap di dalam hatinya.

Rama, yang peka terhadap perubahan dalam Fara, mencoba memberikan dukungan dan kepastian. Namun, Fara merasa dia harus menyelesaikan ini sendiri.

Malam itu, Fara duduk di balkon apartemennya lagi, memandang langit malam yang tenang. Dia mencoba mendengarkan suara dalam dirinya, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya.

Fara tahu bahwa keputusan ini adalah salah satu yang paling penting dalam hidupnya. Dia merenungkan apakah dia siap untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan itu.

                TO BE CONTINUED

TQ YAA YANG UDAH VOTE & FOLLOW

KALIAN JUGA JANGAN LUPA YAA VOTE & FOLLOW

Aku Kamu dan Bogor (TERBIT✅️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang