Saat hari-hari berlalu, Fara merasakan bahwa kebimbangan yang mengganggunya mulai mempengaruhi hubungannya dengan Rama. Meskipun Rama mencoba memberikan dukungan dan kepastian, Fara merasa dia harus menyelesaikan ini sendiri.
Suatu sore, Fara dan Rama duduk bersama di kafe kecil yang nyaman di dekat kebun. Mereka memesan secangkir kopi dan duduk di sudut meja, suasana canggung terasa di antara mereka.
Rama menyentuh tangan Fara dengan lembut. "Fara, aku merasa ada yang mengganggumu belakangan ini. Apakah kamu ingin berbicara?"
Fara menatap Rama dengan mata penuh keraguan. "Rama, aku mencintaimu, tapi ada sesuatu yang membuatku ragu. Aku merasa sulit mengungkapkan perasaanku."
Rama mengangguk dengan pengertian. "Apa pun yang kamu rasakan, Fara, aku di sini untukmu. Kita bisa melewati ini bersama-sama."
Fara menghela nafas dalam-dalam. "Aku tidak ingin menyakiti hatimu, Rama. Tapi aku merasa perlu memastikan bahwa kita berdua benar-benar siap untuk melangkah ke jenjang berikutnya."
Rama tersenyum hangat. "Kamu tidak sendirian, Fara. Kita bisa mengambil waktu yang diperlukan untuk memikirkan semuanya. Yang penting, kita harus jujur satu sama lain."
Percakapan itu memberi sedikit kelegaan bagi Fara, tetapi ketidakpastian masih mengganggunya. Dia merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan ini sebelum semakin jauh dalam hubungan mereka dengan Rama.
Beberapa hari kemudian, Fara duduk sendirian di apartemennya, menatap layar ponselnya. Dia ingin menghubungi Maya untuk berbicara lagi, tetapi dia tahu bahwa keputusan ini harus dia ambil sendiri.
Fara berjalan-jalan di sekitar apartemennya, merenungkan tentang Rama dan masa depan mereka. Dia ingin memastikan bahwa dia membuat keputusan yang benar, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Rama.
Malam itu, Fara kembali ke balkon apartemennya, melihat bintang-bintang bersinar terang di langit. Dia merenungkan semua percakapan, pertemuan, dan pengalamannya dengan Rama.
Pikiran Fara melayang ke masa lalu, membandingkan hubungan mereka dengan pengalaman sebelumnya. Dia mempertanyakan apakah dia benar-benar siap untuk melangkah maju dengan Rama.
Keesokan paginya, Fara dan Rama bertemu lagi di kebun. Mereka duduk di bangku kayu di bawah rindangnya pohon-pohon, angin sepoi-sepoi menyentuh wajah mereka.
Rama melihat Fara dengan penuh perhatian. "Fara, apakah kamu sudah menemukan jawaban?"
Fara terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan tulus. "Rama, aku masih mencari kejelasan. Aku ingin memastikan bahwa kita berdua siap untuk langkah ini."
Rama mengangguk. "Aku menghormati keputusanmu, Fara. Kita bisa mengambil waktu yang diperlukan. Yang penting, kita harus jujur satu sama lain."
TO BE CONTINUED
Haii, aku mau nanya dong, novel ini terbitin ga kata kalian?
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN YAA!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Bogor (TERBIT✅️)
RomanceDalam keindahan Kebun Raya Bogor, Fara, seorang perancang taman yang bersemangat, bertemu dengan Rama, seorang pria mistlerius yang juga terpesona oleh keajaiban alam. Di tengah-tengah dedaunan hijau dan kicauan burung, kisah cinta pun mulai tumbuh...