Esok paginya, Fara memutuskan untuk mencari nasihat lebih lanjut dari sahabat terbaiknya, Maya. Mereka bertemu di kedai kopi kecil yang nyaman di sudut kota, tempat mereka sering berkumpul untuk berbagi cerita dan mendengarkan satu sama lain.
Maya melihat kegelisahan di wajah Fara segera setelah dia duduk di hadapannya. "Ada yang mengganggumu, Fara. Ceritakan padaku."
Fara memandang Maya dengan mata penuh keraguan. "Maya, aku merasa ragu tentang masa depanku dengan Rama. Meskipun aku mencintainya, ada sesuatu yang tidak terasa benar di dalam hatiku."
Maya mendengarkan dengan penuh perhatian saat Fara menceritakan perasaannya. Dia mengangguk mengerti. "Fara, mempertimbangkan hubungan serius adalah langkah besar. Ada baiknya jika kamu merenungkan perasaanmu dengan jernih."
Fara menggenggam cangkir kopi hangatnya dengan erat. "Aku takut melakukan kesalahan, Maya. Bagaimana jika aku tidak sejalan dengan Rama setelah menikah? Apakah aku egois karena merasa ragu?"
Maya tersenyum lembut. "Tidak, Fara. Meragukan dirimu sendiri adalah hal yang normal. Ini menunjukkan bahwa kamu memperhatikan masa depanmu dengan serius. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan."
Setelah mendengarkan nasihat Maya, Fara merasa sedikit lega. Namun, ketidakpastian tetap bersemayam di hatinya.
Saat pulang ke apartemennya, Fara duduk di sofa dengan buku harian lamanya. Dia mulai menulis semua perasaannya yang rumit dalam kata-kata, mencoba mengurai kekacauan emosinya menjadi pikiran yang lebih terstruktur.
Malam itu, Fara terbangun di tengah malam dengan pikiran yang kacau. Dia melangkah ke balkon dan melihat bulan bersinar terang di langit. Angin malam menyapu rambutnya, membuatnya merasa lebih tenang.
Fara mulai berbicara pada dirinya sendiri. "Apa yang sebenarnya kuinginkan? Apakah aku siap untuk melangkah maju dengan Rama?"
Namun, jawaban tetap menghindarinya. Fara mengerti bahwa dia perlu lebih banyak waktu untuk memahami perasaannya sendiri.
Hari-hari berlalu, dan Fara terus merenungkan perasaannya. Dia memperhatikan interaksi antara Rama dan dirinya, mencari tanda-tanda kecocokan yang lebih dalam.
Pada suatu sore, Fara dan Rama bertemu di kebun. Mereka berjalan-jalan di bawah rindangnya pohon-pohon dan mendiskusikan rencana masa depan mereka. Rama terlihat bahagia, tetapi Fara masih merasakan ketidakpastian di dalam dirinya.
Malam itu, Fara kembali ke apartemennya dengan hati yang berat. Dia menatap langit-langit kamarnya, berharap menemukan kejelasan di antara bintang-bintang.
TO BE CONTINUED
kalau ada sarann kasih tau di kolom komentar ya
JANGAN LUPA VOTE & FOLLOW YAA KAKAK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Bogor (TERBIT✅️)
RomantizmDalam keindahan Kebun Raya Bogor, Fara, seorang perancang taman yang bersemangat, bertemu dengan Rama, seorang pria mistlerius yang juga terpesona oleh keajaiban alam. Di tengah-tengah dedaunan hijau dan kicauan burung, kisah cinta pun mulai tumbuh...