Setelah pertemuan yang menegangkan dengan Adam, Fara merasa lega namun juga terbebani oleh perasaannya. Dia duduk di kamarnya, menatap keluar jendela ke arah pepohonan yang bergoyang-goyang lembut oleh angin.
"Duh, kenapa hidup harus begitu rumit?" gumam Fara dalam hati.
Pikirannya melayang ke Rama, orang yang telah menawarkan dukungan dan cinta padanya dalam waktu sulit. Fara merasa bersyukur memiliki Rama di sisinya, tetapi kehadiran Adam membuatnya sadar akan perasaan yang belum sepenuhnya dia selesaikan.
Fara membuka buku hariannya dan mulai menuliskan apa yang ada di dalam pikirannya. Kata-kata mengalir keluar, menggambarkan perenungannya tentang pilihan dan keputusan.
"Rama adalah cahaya yang membawa kedamaian dalam kegelapanku. Aku harus fokus pada masa depan bersamanya. Adam adalah bayangan masa lalu yang harus kuakhiri dengan bijak."
Namun, meskipun Fara mencoba meyakinkan dirinya sendiri, perasaannya masih berkecamuk. Dia ingin benar-benar melangkah maju, tetapi masa lalu terus menghantuinya.
Beberapa hari berlalu, Fara menghabiskan waktu lebih banyak bersama Rama. Mereka menjelajahi kota Bogor bersama, menikmati indahnya kebun raya dan keindahan alam sekitarnya.
Suatu sore, ketika mereka duduk di taman kota, Fara memandang Rama dengan penuh keraguan. "Rama, aku ingin bicara tentang sesuatu."
Rama membalas pandangannya dengan lembut. "Apa itu, Fara?"
Fara menarik nafas dalam-dalam. "Aku ingin kau tahu bahwa aku masih merasa terganggu oleh masa laluku. Pertemuan dengan Adam membuatku sadar akan perasaan yang belum selesai."
Rama mendengarkan dengan serius. "Fara, aku menghargai kejujuranmu. Aku di sini untukmu, dan aku ingin kau merasa nyaman bersama dengan keputusanmu."
Fara tersenyum lembut. "Terima kasih, Rama. Aku butuh waktu untuk menyelesaikan ini, tetapi aku ingin kau tahu bahwa aku berkomitmen padamu."
Rama meraih tangan Fara dengan lembut. "Kita akan menghadapi ini bersama-sama, Fara. Percayalah padaku."
Mendengar kata-kata Rama membuat Fara merasa lega. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian dalam perjuangannya menyelesaikan masa lalunya.
Malam itu, Fara duduk sendirian di apartemennya. Dia melihat ke luar jendela, memandang bintang-bintang yang bersinar terang di langit malam.
"Aku harus membuat keputusan yang tepat," pikir Fara dalam hati. "Aku tidak ingin membiarkan masa lalu menghalangi kebahagiaanku di masa depan."
Fara menutup buku hariannya dengan perasaan lega. Dia merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang, bersama dengan Rama di sisinya.
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Bogor (TERBIT✅️)
RomanceDalam keindahan Kebun Raya Bogor, Fara, seorang perancang taman yang bersemangat, bertemu dengan Rama, seorang pria mistlerius yang juga terpesona oleh keajaiban alam. Di tengah-tengah dedaunan hijau dan kicauan burung, kisah cinta pun mulai tumbuh...