BAB 3 : KEPUTUSAN

17 16 0
                                    


Fara duduk sendirian di ruang tamunya yang kecil, menghadap jendela yang menampilkan pemandangan kebun di luar apartemennya. Hatinya dipenuhi dengan keraguan yang mengganggu. Dia merasa beruntung memiliki Rama sebagai tunangan, tetapi ada sesuatu yang belum terasa benar di dalam hatinya.

Pertanyaan-pertanyaan terus berputar di kepala Fara. Apakah dia benar-benar siap untuk melangkah ke tahap selanjutnya dalam hubungan ini? Bagaimana jika dia tidak sejalan dengan Rama setelah mereka menikah? Apakah Rama adalah pria yang tepat baginya?

Fara menghela nafas dalam-dalam. Dia tidak ingin melukai hati Rama, tetapi dia juga tidak ingin menyia-nyiakan waktu keduanya jika dia tidak yakin tentang masa depan mereka bersama. Kebimbangan ini membuatnya gelisah.

Dia meraih telepon genggamnya dan memandang foto mereka bersama di kebun. Wajah Rama tersenyum hangat, dan itu membuatnya tersenyum. Namun, senyum itu tidak bisa menghilangkan keraguan yang mengganggu.

Saat matahari mulai tenggelam di balik pepohonan di kebun, Fara menyadari bahwa dia perlu mencari jawaban. Dia tidak bisa terus-menerus hidup dalam ketidakpastian seperti ini. Mungkin ada orang lain yang bisa membantunya memahami perasaannya.

Esok paginya, Fara bertemu dengan teman baiknya, Maya, di kedai kopi favorit mereka. Maya melihat kegelisahan di wajah Fara dan segera menanyakan apa yang terjadi.

Fara membagikan semua keraguan dan ketidakpastiannya kepada Maya. "Aku mencintai Rama, tapi ada sesuatu yang membuatku ragu, Maya. Apakah ini normal?"

Maya mendengarkan dengan penuh perhatian. "Fara, keraguan itu wajar. Ini adalah keputusan besar dalam hidupmu. Apa yang sebenarnya membuatmu ragu?"

Fara menjelaskan bagaimana dia tidak yakin apakah dia siap untuk melangkah ke jenjang selanjutnya dalam hubungan mereka. Maya tersenyum bijaksana. "Mungkin kamu perlu memberi waktu pada dirimu sendiri untuk memahami perasaanmu, Fara. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan."

Saran Maya memberi Fara pencerahan. Namun, ketidakpastian itu masih mengganggunya. Dia merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan ini sebelum semakin jauh dalam hubungan mereka dengan Rama.

Fara kembali ke apartemennya dengan hati yang berat. Dia melihat sekali lagi foto mereka di kebun. Rama adalah pria baik, penuh perhatian, dan mencintainya dengan tulus. Namun, apakah itu cukup?

Malam itu, Fara duduk di balkon apartemennya, memandang bintang-bintang di langit. Dia membiarkan pikirannya melayang bebas, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya.

               TO BE CONTINUED

Gimana seru ga bab 3 ini? Kalo ga seru bilang yaa!!

JANGAN LUPA VOTE & FOLLOW YAA!!!

Aku Kamu dan Bogor (TERBIT✅️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang