Affair

445 34 0
                                    

"Jen," Jennie terlonjak kaget saat menyadari Lisa berada di lingkungan kampusnya.

"Lisa, sejak kapan kamu ada disini?" tanya Jennie panik.

Lisa memandang Jennie dengan sendu lalu memeluk gadisnya itu dengan penuh kerinduan dan juga kasih sayang. "Maafkan aku," ucap Lisa lirih hingga membuat Jennie gelisah dan melepaskan pelukan Lisa.

"Li...sa, what happen?" Jennie bertanya dengan hati yang was-was.

"Tadi aku bertemu Tama di gerbang, dia bilang kamu terpaksa dating dengan seseorang agar kamu bisa mendapatkan uang tambahan. Aku minta maaf yaa, karena aku ga bisa memenuhi semua kebutuhanmu."

Jawaban Lisa membuat Jennie cengo dan merasa lega di waktu yang bersamaan. "Hampir saja," umpatnya dalam hati.

Dengan terburu-buru Jennie membawa Lisa masuk ke dalam kelas kosong dan mengajak Lisa untuk duduk bersama. Dia menyenderkan kepalanya di bahu Lisa dan meminta Lisa untuk memeluk dirinya. Jennie menggenggam tangannya lalu menciumnya berkali-kali untuk menutupi rasa bersalahnya.

"Jen," panggil Lisa.

"Hmm?"

"Apa kamu bahagia?"

Jennie menoleh ke arah Lisa. Dia tersenyum kecil melihat Lisa yang sedang menatapnya dengan intens. "Aku selalu bahagia jika bersamamu."

Lisa tersenyum mendengar jawaban Jennie lalu mengeratkan pelukannya. "Aku selalu bermimpi hidup menua bersama kamu."

"Aku juga, bahkan aku semakin rajin untuk belajar memasak, agar kamu tidak berpaling ke orang lain nantinya" Jennie berucap sambil mengecup bibir Lisa dengan kilat.

Lisa merasa tersanjung dengan ucapan Jennie. "Aku mencintaimu, mana mungkin aku berpaling ke orang lain. Aku menerimamu apa adanya Jen"

"Baiklah, dengan terpaksa aku mengatakan jika situasi romantis ini harus segera berakhir." Seorang gadis dengan rambut ikalnya yang dicepol datang dan berdiri di hadapan mereka.

"Jizzy, apa kau tidak bisa menahannya lagi? Kau selalu saja menggangguku!" Jennie merengut.

"Ya sudah, silahkan lanjutkan kencan kalian. Aku hanya memberitahu bahwa kelas ini akan segera dipakai untuk belajar."

Lisa tersenyum tipis mendengar pertengkaran dua sahabat ini. "Kalau begitu aku pulang dulu, kamu semangat untuk belajar."

Jennie menahan lengan Lisa lalu memberinya kode agar segera menciumnya. "Sebentar aja," rengek Jennie.

Dengan malu-malu Lisa pun mendekatkan wajahnya ke arah Jennie lalu mengecup bibir Jennie yang sayangnya langsung ditahan oleh gadis itu. Jennie melumat habis bibir itu tanpa memberikan jeda untuk Lisa.

"Oh ya ampun mataku bisa-bisa ternodai," dumel Jizzy.

"Hati-hati sayang, kabarin aku kalo kamu udah sampai," ucap Jennie sambil melambaikan tangannya. Dia mengabaikan tatapan Jizzy.

Setelah Lisa hilang di balik pintu. Jizzy pun berucap, "Jen kau benar-benar bastard!"

"I don't care."

"Apa kau benar-benar serius sama Lisa?"

"Menurutmu?" tanya Jennie merapikan rambutnya.

"Aku gatau, kamu sangat sulit untuk ditebak."

"Aku juga berfikiran yang sama," ucap Jennie sambil menambahkan polesan lipstik di bibirnya. Dia tersenyum manis di kaca mini milik Jizzy, "Perfect"

Lisa segera berjalan ke parkiran dan mulai menghidupkan motor Parjo, teman kerjanya. Sudah dua minggu dia tidak bertemu dengan Jennie, untuk itu dia menyempatkan waktunya bertemu Jennie di saat dia sedang istirahat. Perut Lisa berbunyi karena sedari tadi gadis itu belum makan apa-apa.

Jenlisa (SELESAI ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang