"Bisa tolong jelaskan kepadaku, apa maksudnya ini?" Fany melemparkan tiga buah foto ke hadapan Rose.
Rose melihat foto-fotonya bersama Lisa yang berceceran di lantai. Dia memungut foto itu lalu melihat satu-persatu. Ini adalah foto ketika dia dan Lisa saling memeluk, saling tersenyum satu sama lain, dan terakhir foto mereka yang saling menggenggam tangan di atas meja.
"Darimana kamu mendapatkan ini?"
"Ga usah mengalihkan. Jelasin ke aku, kenapa kamu lakuin itu?"
Rose diam. "Jawab Rose, jangan diam aja!"
Rose memijit keningnya karena pusing. Dia bersumpah kalo ketemu dengan orang yang memata-matainya akan dia pecat sangkin kesalnya dia. "Apa kamu udah mulai suka sama Lisa?" Lagi Fany bertanya.
"Fany... itu aaaku, aku tidak tau. Maafkan aku" Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Rose membuat Fany kecewa.
"Jadi kamu benar-benar tertarik sama Lisa?" Suara Fany tercekat. Dia benar-benar tidak menduga kejadian seperti ini menimpa hubungan mereka.
"Aku gak tau, aku sudah mencobanya tapi setiap kali melihat Lisa kesusahan aku ingin jadi orang pertama yang bisa menolongnya. Apa itu tandanya suka?"
Plak
Rose memejamkan matanya merasakan tamparan keras di pipinya. "Ga usah pura-pura bego! Lebih baik kita sudahi hubungan ini. Percuma mencintai orang tolol kaya kamu" Fany pergi meninggalkan dirinya.
Rose membiarkan Fany begitu saja. Dia tidak mengejar Fany karena dirinya bingung harus mengatakan apa karena hatinya benar-benar lagi bingung. Jiso menghindar karena melihat Fany yang berjalan dengan emosi. Dia membuka pintu lalu masuk ke ruangannya Rose. "Sepertinya aku datang di waktu yang kurang tepat"
"Baru saja aku diputuskan Fany"
"Sudah seharusnya begitu. Justru aku heran kenapa baru sekarang" Jiso melihat ke arah Rose yang diam. "Maksudnya adalah...kalian terlihat tidak cocok." Dia meralat kata-katanya.
Jiso melihat foto di depan meja Lisa lalu mengambilnya. Dia mengamati satu persatu foto itu. Jiso meneguk ludahnya melihat foto kebersamaan antara Lisa dan juga Rose. "Kau suka dengan Lisa?"
"Itulah yang sedang aku pertanyaan. Aku tidak tau bagaimana perasaanku sekarang" Rose frustasi dan menarik kerah baju Jiso. "Katakan aku harus apaaa?"
Jiso melepaskan tangan Rose yang masih mencengkram kerah bajunya. "Kalo begini masalahnya, aku lebih setuju kau bersama Fany"
"Kenapa?"
"Aku kenal Lisa dengan baik. Dia tidak suka gadis kasar sepertimu. Lihatlah Jennie, dia begitu lembut, kalem, dan juga anggun, makanya Lisa mau berpacaran dengannya," ujar Jiso memprovokasi.
"Tapi yang aku lihat Lisa nyaman-nyaman saja berteman denganku. Dia belum lihat bagaimana kalo aku lagi dandan. Jennie pasti lewat," sombongnya.
"Ah sudahlah, terserah kau saja. Aku mau meminjam mobilmu, karena mobilku masih di bengkel. Aku harus menyelesaikan kasusnya ayah Lisa secepatnya," ucapnya mengadahkan tangannya meminta kunci ke Lisa.
Rose mengeluarkan kunci mobilnya dari saku lalu menyerahkan ke tangan Jiso. Setelah itu Jiso pergi meninggalkan Rose yang sedang bergumul dengan perasaannya. Dia menghampiri mobil berwarna putih milik Rose dan mengendarai mobil itu. Hari ini dia sudah mendapatkan informasi jika pemilik mobil yang menabrak ayah Lisa tinggal di sebuah apartemen X.
Dia juga sudah mengetahui bahwa orang ini adalah anak dari salah satu perusahaan yang pernah dia tolong dari kebangkrutan. Jiso semakin merasa di atas karena pasti mudah untuk memasukkan orang itu ke dalam sel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenlisa (SELESAI ✔️)
FanfictionMenceritakan tentang pengorbanan seorang Lisa kepada pacarnya. Dia melakukan segalanya demi membuat Jennie Kim bahagia di sampingnya. Namun siapa sangka, gadis itu membawa petaka bagi dirinya. Semua orang yang Lisa sayangi satu persatu lenyap dari b...