"Bagaimana Lisa, apa kau nyaman?" Rose dengan senyum cerianya bertanya kepada Lisa yang sudah resmi bekerja di restoran miliknya.
Lisa menyentuh seragam barunya. "Apa aku terlihat aneh?" Lisa bertanya begitu karena merasa seragam itu terlalu mewah untuknya, apalagi rok mini yang dipakainya membuat Lisa tak nyaman.
Rose menggeleng. "Kau terlihat cantik," ujarnya mengedipkan matanya.
"Rose, apa boleh aku mengganti bawahannya dengan celana? Aku merasa telanjang berpakaian seperti ini"
Rose tertawa kecil. "Aku akan bicara dengan manager disini, tapi jika dia tidak setuju aku tidak bisa berbuat lebih" Rose mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Lisa. "Fany ah, sini sebentar," panggilnya.
Seorang gadis yang mempunyai postur tubuh semampai datang ke hadapan mereka. Kacamata minus yang bertengger di hidungnya menandakan bahwa wanita ini merupakan wanita yang serius dan juga galak.
"Apa boleh dia memakai celana?"
Orang bernama Fany itu menatap Lisa dengan seksama. "Memangnya kenapa?"
"Dia tidak nyaman dengan roknya. Apa bisa diganti dengan celana?"
"Tapi aturan kita, semua perempuan harus memakai rok, jika dia ingin memakai celana maka dia harus mengubah gendernya" gadis itu mengatakan dengan nada yang dingin.
"I see, apa boleh dipanjangkan sedikit lagi? Khusus untuk dia"
"Kenapa kau membuat pengecualian di resto kita? Kau tau sendiri kan kalau restoran kita gaya jualnya memang seperti itu dan aku rasa dia tidak cocok sebagai pelayan disini" matanya menatap Lisa dengan sinis, sehingga membuat gadis itu insecure.
"Rose...sepertinya dia benar. Aku tidak cocok dengan seragam ini" Dia membawa Rose agar sedikit menjauh dari Fany. "Aku jadi cleaning service aja, jika kamu mengijinkannya"
Rose menghela nafas. Dia merasa menyesal karena tidak bertanya dulu kepada Lisa. "Baiklah jika itu yang kamu inginkan, tapi jika Fany berbuat tidak adil padamu, segera bilang padaku. Aku tidak akan tinggal diam"
Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku akan bicara padanya, sementara itu kamu pergilah ganti baju"
Lagi-lagi Lisa hanya menurut dan pergi dari hadapan Rose. Rose segera berjalan dan mendapati Fany yang sedang sibuk dengan kertas-kertas di mejanya. "Apa dia gebetan barumu?" tanya gadis itu tapi tidak menatapnya dan masih fokus dengan kesibukannya.
"Kenapa kau jadi kasar begini, hm? Aku hanya membantunya sedikit dan kau sudah menuduhku yang tidak-tidak" Rose berucap lembut. Tangannya mengambil kertas-kertas milik gadis itu agar perhatiannya fokus untuknya.
"Aku tidak akan disini jika bukan karena kamu yang memintanya," ujar Fany kesal namun juga manja.
"Aku tau sayang" Rose mengusap rambut gadis itu namun segera ditepisnya.
"Tapi dari caramu memperlakukan dia, sepertinya kalian punya hubungan yang khusus," ujar Fany mengeluarkan uneg-unegnya.
"Aku tidak punya hubungan apa-apa dengannya. Kakakku memintaku untuk mendekatinya agar pacarnya seutuhnya menjadi miliknya. Kamu tidak perlu cemburu begitu, lagian dia bukanlah tipeku," ujar Rose memeluk Fany.
"Aku tau dia bukan tipemu, karena aku tau bagaimana seleramu. Aku hanya gamau kamu bermain-main lagi dengan hubungan kita"
"Mana mungkin aku bermain-main denganmu Fany ah, kamu perwujudan wanita yang sempurna. Siapa yang bisa menolakmu?" Rose menoel-noel pipi Fany membuat gadis itu tersipu-sipu.
"Aku sayang kamu Rose," Gadis itu tersenyum manis dan mengecup kilat bibir kekasihnya.
"Aku tau," ujar Rose gundah. Sejujurnya pikirannya sedang berkelana kepada Lisa. Batinnya jadi bertanya-tanya. Karena sebetulnya dia mulai tertarik dengan gadis itu hanya saja dicoba untuk diredamnya agar tetap pada tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenlisa (SELESAI ✔️)
FanfictionMenceritakan tentang pengorbanan seorang Lisa kepada pacarnya. Dia melakukan segalanya demi membuat Jennie Kim bahagia di sampingnya. Namun siapa sangka, gadis itu membawa petaka bagi dirinya. Semua orang yang Lisa sayangi satu persatu lenyap dari b...