Nightmare

291 28 0
                                    

Lisa pun terbangun karena melihat Jennie yang gelisah di dalam tidurnya. Keringat dingin mulai mengucur dan jatuh mengenai pelipisnya. Sepertinya Jennie sedang bermimpi buruk. Lisa mengumpulkan nyawanya dan mengambil tisu untuk melap keringat Jennie.

"Jangaaaan, aku mohon jangan," racau Jennie mengigau. Tubuhnya menggeliat dan tidak bisa diam.

"Jen," panggil Lisa mengusap-usap wajahnya.

Lisa segera pergi ke dapur untuk mengambilkan segelas air minum untuk Jennie. Dia meletakkan minuman itu di nakas dan perlahan menepuk-nepuk pipi Jennie agar terbangun.

Jennie masih gelisah dan menggumam tak jelas membuat Lisa khawatir. Dia membangunkan Jennie dengan menepuk-nepuk pipinya. Jenny seketika membuka matanya dan segera memeluk tubuh Lisa. "Lisa, dia datang lagi. Dia datang lagi untuk menggangguku. Aku takut!"

"Siapa Jen? Siapa yang berani menganggumu?" Lisa bertanya panik karena melihat Jennie yang seperti ketakutan.

"Dia, dia yang sudah berani melecehkanku," racau Jennie semakin erat memeluk Lisa. Tangannya bahkan mencengkram kuat lengan gadis itu.

"Sssst Jen, kamu tenang itu hanya mimpi. Itu hanya bunga tidur karena dia sudah tidak ada di dunia ini," ucap Lisa menenangkan Jennie yang sedang ketakutan. "Kamu ingat kan kalo dia sudah beda alam dengan kita?" tanya Lisa.

Jennie menatap Lisa. "Dia tidak akan datang lagi kan?"

Lisa menggelengkan kepalanya. Dia mengambil gelas yang di nakas dan memberikan Jennie minum. "Kamu minum dulu, supaya terlihat lebih rileks dan ingat tidak seorang pun bisa menggagumu selagi aku masih hidup," ucap Lisa membuat Jennie sadar jika barusan dia hanya bermimpi buruk.

"Jangan pernah tinggalkan aku," ucap Jennie setelah meminum tandas air putihnya.

"Hei," ucap Lisa mengembalikan gelas itu ke nakas. Dia menatap Jennie sambil membingkai wajahnya gadis itu. "Lihat mataku. Aku disini dan tidak akan pernah meninggalkan kamu. Kamu percaya kan?"

Jennie mengangguk dan menatap mata Lisa. Ada ketulusan disana. Jennie merasa aman sekarang dan bersandar lemah di dada Lisa. "Terima kasih Lisa. Terima kasih sudah menjadi rumah bagiku, aku tidak bisa membayangkan saat kamu tidak ada di hidupku"

"Sama-sama sayang, kamu tau aku akan selalu mencintaimu sampai kapanpun," ucap Lisa mengecup keningnya. "Sekarang kita lanjut tidur, masih terlalu pagi untuk bangun" Lisa menukar bantal milik Jennie menjadi miliknya.

"Kok bantal aku ditukar?" Jennie bertanya karena merasa bingung dengan Lisa.

"Katanya kalau bantalnya ditukar mimpi buruknya akan hilang," ucap Lisa mengusap-usap bantal Jennie.

"Terus mimpi buruknya jadi pindah ke kamu?"

Lisa terkekeh. "Bisa dibilang begitu, ayo sekarang kamu harus tidur!" Lisa membaringkan tubuhnya dan menepuk-nepuk bantal di sampingnya mengisyaratkan Jennie untuk segera berbaring.

"Pelukin," rengeknya manja.

Lisa segera membentangkan tangannya untuk menyambut Jennie ke pelukannya. "Ayo kemarilah, pelukan hangat penuh cinta sudah siap menerima Jennie Kim," ucapnya dengan suara anak-anak.

Jennie pun segera masuk ke pelukan Lisa dan tersenyum manis karena perlakuan Lisa. "Better?" Lisa bertanya sambil melingkarkan tangannya di tubuh mungil Jennie.

Jennie berdehem. "Sangat nyaman, seperti biasanya," ujarnya membuat Lisa merasa tersanjung.

"Sekarang kita harus tidur, pejamkan matamu dan sambutlah aku di mimpimu" Lisa pun memejamkan matanya seraya menarik bibirnya membentuk senyuman. Dia tau Jennie belum memejamkan matanya. "Tidur Jen, besok kamu harus kuliah"

Jenlisa (SELESAI ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang