24

208 17 0
                                    

Jiso pusing dengan keadaannya. Sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai adiknya.  Seorang perempuan dengan rambutnya yang bergelombang seperti habis disalon datang dengan sebuah rantang di tangannya. "Sayang, aku membawa makan siang untukmu," ucapnya meletakkan rantang itu di meja kerja Jiso.

"Ada apa? Kenapa kamu lesu?"

"Rose belum ketemu," beritahunya kepada Jennie.

"Oh My God! Apa Lisa tidak mau memberitahu dimana keberadaannya?"

Jiso menggeleng. "Aku rasa dia menyembunyikan adikku di suatu tempat," ucapnya membuat Jennie memijat-mijat bahu Jiso.

"Tenanglah, aku akan bantu untuk mencarinya. Saat dia membuat masalah di rumahmu aku sudah tidak respect kepadanya, tapi karena kamu mengkhawatirkan adikmu, aku akan berbicara kepadanya. Sekarang makanlah aku sudah memasak makanan kesukaanmu" Jennie mengeluarkan satu persatu rantangnya dan menyiapkannya di hadapan Jiso.

"Kamu yang memasak ini semua?" tanya Jiso saat melihat ada berbagai macam makanan di hadapannya, salah satunya nasi goreng kimchi yang menjadi favoritnya.

Jennie mengangguk. "Ayo dicoba!"

Jiso menyuap sesendok. "Enak banget Jen. Kamu pintar sekali memasaknya."

"Iya dong pacar siapa dulu," bangganya mengecup bibir Jiso. Jiso melahap habis makanan itu dan melupakan sejenak masalahnya.

Sementara di tempat lain Lisa sedang bingung. Dia mencari cara agar bisa kabur dari penjara aneh ini. Tempatnya memang sangat nyaman. Ada tv, kamar mandi dengan toilet terpisah, ada bak mandinya, lalu kulkas. Lisa hampir tidak bisa membedakan mana hotel mana penjara karena ruangan ini full AC dan kasur yang sangat empuk. Bahkan makanan yang dia makan lebih enak daripada makanan di rumahnya. Penjara yang sangat aneh karena hanya tersedia satu sel di dalam satu lantai dengan penjagaan yang ketat tapi Lisa bisa dibebaskan untuk sekali-kali keluar untuk refreshing.

"Hei, kau!" panggilnya kepada seorang penjaga.

"Apa ada yang kau butuhkan?"

"Aku ingin tau berapa lama lagi aku dipenjara?"

"Saya tidak tau. Bisa sebulan, dua bulan, atau setahun. Semua tergantung perintah atasan"

Lisa terlihat berfikir. Apa jangan-jangan Jiso tau kalo sebenarnya bukan dia yang menculik Rose tapi sengaja menahannya karena dia tak punya penghasilan untuk makan. Tapi mengingat wajah menyebalkan Jiso, rasanya tak mungkin gadis itu berubah baik dalam waktu sekejap.

Lisa menatap penjaga itu dan berkata. "Aku sangat bosan di kamar ini. Apa boleh aku keluar untuk memancing?"

"Baik, tunggu sebentar saya akan konfirmasi dulu ke atasan"

Lisa mengangguk dan menunggu sambil menyusun rencana. Sel dibuka pertanda Lisa bisa keluar untuk memancing. Setelah berada di halaman belakang gedung penjara itu Lisa mengamati setiap sudutnya. Penjara ini mempunyai fasilitas kolam pancing yang memang dikhususkan untuk tahanan yang berkelakuan baik selama di penjara. Namun bukan itu yang mencuri perhatian Lisa, namun lubang kecil di sudut kanan. Jaringnya bolong entah karena apa.

"Mata pancinganku sepertinya bermasalah. Bisakah kau mengambilkannya untukku? Aku tidak tau dimana letaknya karena tempat ini membuatku bingung," ucap Lisa.

"Coba saya periksa dulu!" Lisa menyerahkan mata pancing yang sengaja dirusaknya.

"Ambilkan mata pancing!" suruh petugas ke temannya yang ikut berjaga.

"Siap!" Setelah dua orang penjaga itu pergi Lisa segera menyerang petugas yang berjaga seorang diri. Tidak butuh tenaga banyak karena Lisa sudah terbiasa berkelahi.

Jenlisa (SELESAI ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang