"Maaf aku harus melakukan ini" Suga menutup mulut Jiso menggunakan lakban. Jiso menggeleng. Mulutnya mengeram seperti mengatakan sesuatu. "Aku sudah peringatkan dari awal. Jika kau tidak memaksa, aku juga tidak mau melakukan ini semua"
Suga meninggalkan Jiso di tempat rahasia miliknya. Tempat yang sama saat dia menculik Rose. Keputusannya memang salah tapi dia tidak mau berhubungan dengan Jennie yang akan merusak semua yang keluarganya bangun.
"Tolong awasi dia, jaga baik-baik!"
"Baik Tuan"
Suga masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana. Dia memasang earphone-nya ke telinga. "Jimin, aku akan segera tiba! Terserah bagaimana caramu tapi tahan dia hingga aku datang"
Jimin mondar-mandir menunggu kakaknya di dalam kantor. "Aku rasa kakakmu memang sudah tidak punya potensi untuk mengurusi ini"
"Sebentar lagi dia akan tiba. Mohon bersabarlah! Mau minum kopi dulu?"
"Aku ditugaskan kesini untuk melakukan rapat yang penting bukan untuk minum kopi"
Jimin memutar otaknya. "Maafkan kami, tapi kakakku mungkin sedang ada sedikit pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, aku harap kamu memakluminya"
"Tidak ada yang lebih penting dari seorang yang membuat bisnis kalian berjalan lancar selama ini. Mr.RM sangat kecewa dengan kinerja kalian beberapa waktu ini. Bahkan saat aku diutus untuk membereskan masalah ini, kakakmu malah pergi entah kemana"
"Jeon Jungkook, aku yakin semuanya akan membaik. Kakakku akan membersihkan semua kerugiannya. Berikan dia kesempatan"
"Tapi kesempatan kakakmu akan hilang jika dia tidak memimpin rapatnya. Aku sudah menunggu selama satu jam. Masih banyak yang harus aku kerjakan, jadi-"
"Aku disini"
Suga menghampiri keduanya. "Sorry Jung. Mari kita mulai rapatnya," ucap Suga mengeluarkan laptopnya dan memulai persentasenya.
***
Lisa menyusun bajunya ke dalam koper. Dia memutuskan untuk menjual rumah peninggalan ayahnya. Rumah yang penuh dengan kenangannya bersama orang-orang yang dia cintai. Tidak ada alasan bagi Lisa untuk tinggal disini. Ayahnya sudah pergi meninggalkannya, lalu Jennie sudah menjadi milik orang lain. Tinggal di rumah ini hanya akan membuat Lisa terpuruk dan menangisi kehilangannya.
"Lisa apa kamu sudah selesai?" Lisa melihat Rose datang mendekatinya.
"Kini aku akan kehilangan segalanya. Sebenarnya...aku tidak ingin menjual rumah ini, hanya saja kau tau, aku..."
"Lisa aku mengerti" Rose menggenggam tangan Lisa sementara gadis itu menunduk. Air matanya kembali keluar karena perasaan sakit yang tiada habisnya.
Rose membawa Lisa ke pelukannya. Memeluknya dengan penuh kasih sayang. "Ada aku disini. Aku tidak akan membiarkanmu hidup kesepian"
Lisa mengusap air matanya. "Bawa aku pergi dari kota ini Rose! Aku tidak mau tinggal lagi disini. Semua sudutnya mengingatkan aku kepada Jennie."
Rose mengangguk. "Kita akan pergi ke desa nenekku. Kamu akan merasa damai disana. Aku tidak akan membiarkanmu sendirian"
Suara ketukan membuat pelukan mereka terlepas. "Kamu lanjutkan aja, aku akan membuka pintu"
Rose membuka pintu. "Kakakmu tidak disini?"
Rose menggeleng. "Memangnya kenapa?"
Gadis berpipi mandu itu masuk. "Jiso tidak ada di kantornya. Sudah sejak semalam dia hilang dan aku tidak bisa menghubungi ponselnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenlisa (SELESAI ✔️)
FanfictionMenceritakan tentang pengorbanan seorang Lisa kepada pacarnya. Dia melakukan segalanya demi membuat Jennie Kim bahagia di sampingnya. Namun siapa sangka, gadis itu membawa petaka bagi dirinya. Semua orang yang Lisa sayangi satu persatu lenyap dari b...