MY 'BOCIL' WIFE

Part 10

Hari berikutnya sudah tiba, di hari minggu yang cerah ini, Mika bangun dengan hati yang cukup baik, wajahnya sudah mulai bersinar kembali secerah pagi hari ini, Mika mendapat kembali keceriaan yang selama ini pernah hilang, walau tidak sepenuhnya tapi itu sudah cukup lumayan membuat Mika berseri-seri, sungguh hari yang sangat indah.

Mika bangun seperti biasa, setelah semua urusan di kamar selesai, Mika langsung beranjak untuk membersihkan seluruh ruangan, di mulai dengan ruang tengah sampai halaman depan, Mika memulai pagi hari ini dengan semangat baru, dan Mika menikmati setiap kegiatan yang ia kerjakan, walau terkadang rasa lelah selalu hinggap di benaknya, tapi Mika tetap ceria menjalaninya.

Menjadi ibu hamil di usia yang sangat muda memang sangat sulit, ia juga tidak pernah membayangkan kalau hal seperti ini akan datang kepadanya lebih cepat, padahal ia ingin menikah di usia matang, sekitar 26 atau 27 tahun, namun nasib sudah berkata lain, dan Mika harus menikah 10 tahun lebih cepat dari apa yang di rencanakan.

Namun semua itu sudah berlalu, Mika sudah tidak ingin memikirkan hal yang sudah berlalu, ia hanya ingin menatap masa depannya saat ini, walau belum terlihat jelas, tapi apa pun yang terjadi, bagaimana pun situasinya nanti, ia akan tetap mempertahankan pernikahannya ini, ia hanya ingin menikah satu kali untuk selama-lamanya.

Pekerjaan rumah membuat Mika merasa hidup kembali, aktivitas itu memang cukup melelahkan, tapi kalau di lakukan sepernuh hati, itu akan terasa sangat mudah, Mika benar-benar menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga, dan dalam waktu singkat juga Mika sudah menyelesaikan hampir semua pekerjaan rumah dari menyapu sampai mengepel lantai, Mika juga sudah membersihkan kaca jendela yang sedikit berdebu.

Kini hanya satu hal yang kurang, yaitu menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri, berhubung Gala tidak ada jadi ya Mika menyiapkan untuk satu orang lebih, bagaimana pun Mika sedang hamil muda jadi ya butuh banyak asupan gizi untuk janinnya, Mika merasa senang karna tidak ada yang membentak-bentaknya lagi, namun di dalam hati kecilnya merasa kalau ada yang kurang, entah bagaimana ceritanya, sosok Gala mulai mengambil tempat di hati Mika.

"Lalalalala..." Mika bersenandung riang sambil menuju ke arah dapur.

Setelah meletakan sapu dan pel lantai, Mika langsung beranjak untuk mengisi perutnya, tentu saja Mika masak sendiri, namun sebelum itu Mika melihat-lihat dulu ada apa saja di dalam kulkas, bahan apa saja yang bisa ia olah, namun disana hanya menyisakan beberapa sayuran kangkung dan beberapa potong tempe.

"Hmmm, cuma ada ini! Aku masak apa ya?!" gumam Mika berpikir keras.
"Aha! Aku tau harus masak apa."

Mika langsung membawa bahan-bahan dari kulkas itu ke dapur, tentu saja sayuran langsung di basuh menggunakan air mengalir, setelah semua bahan siap, Mika langsung memulai aktivitas memasaknya, tentu saja dengan hati riang gembira, Mika memasak goreng tempe dan tumis kangkung, tentu saja dengan nasi hangat, makanan sederhana itu akan terasa sangat nikmat.

Tidak perlu waktu lama, masakan Mika sudah jadi, setelah itu ia langsung menyajikannya di atas piring, lantas di taruh di atas meja makan, Mika mencuci tangannya dan menyimpan kembali celemek yang ia kenakan, Mika akan makan terlebih dahulu sebelum nanti membersihkan diri, Mika juga akan berangkat kerja hari ini.

Toktoktok!

Baru juga ingin mendaratkan bokong ke atas kursi, tiba-tiba saja pintu rumahnya di ketuk dari luar, Mika tau kalau itu bukan Gala, soalnya kalau suaminya itu pasti akan langsung nyelonong masuk, Mika tidak terlalu mau menebak siapa tamu yang datang, tapi kalau harus menebak, ia yakin kalau itu adalah ayahnya, sebab, semalak ayahnya memberitahu kalau hari ini beliau akan datang berkunjung kerumah.

Mika lekas beranjak menuju pintu depan, lantas membuka kunci lalu menarik knop pintu, benar saja itu adalah ayahnya yang sudah berdiri di depan pintu, lalu ada satu orang lagi yang langsung meloncat ke arahnya, itu adalag Maharani, kakaknya Mika.