Part 27

363 10 0
                                    

Mika pergi kesekolah seperti biasa, dengan perasaan bahagia, Mika menjalani hari lebih semangat lagi, tentu saja selama beberapa hari terakhir, Mika di antar oleh Gala kesekolah, kedekatan mereka yang mulai naik ke tahap selanjutnya lah yang membuat Mika semakin bahagia, ada rasa yang selalu membuat Mika senang, ada kebahagiaan yang membuat Mika bisa menikmati perannya sebagai seorang istri.

Seperti kata pepatah, badai pasti akan berlalu, itu yang dirasakan oleh Mika, di awal-awal pernikahan, tidak ada kata cinta, bahkan tidak ada kata peduli dari Gala untuknya, Mika hanya digunakan sebagai alat pemuas nafsu kala di awal-awal, itu bukan hanya perasaannya saja tapi memang itu lah yang ia rasakan, Mika hanya merasakan pahitnya saja.

Namin semua itu telah berlalu, dan saat ini ia menikmati buah dari kesabarannya, Mika berhasil membuat Gala menyukai dirinya, tenti saja itu tidak mudah, tapi dengan kesabaran tinggi, Mika berhasil melakukannya, walaupun ya Mika juga tidak menyukai Gala pada awalnya, tapi karna ia ingin menikah satu kali dalam hidupnya, mau tidak mau Mika menurunkan egonya, bersikap lebih dewasa dan memulai sendiri, itu cukup berhasil dan membuat Mika juga mulai memiliki rasa pada Gala.

Ya. Itu memang yang diharapkan oleh Mika, walau pernikahan tersebut bukan pernikahan impian, tapi Mika hanya ingin itu menjadi pernikahan satu-satunya, oleh sebab itu Mika berusaha dan membuat semuanya jadi lebih indah, Mika bisa menikmati momen-momen indah, ia hanya berharap itu selamanya, dari mulai sekarang sampai mereka tua nanti.

"Eh, lihat tuh! Bukannya itu cewek yang lagi viral itu!"

"Eh iya ya. Ternyata sekolah disini juga ya, bisa rusak nama baik sekolah kita."

"Gak nyangka banget sumpah. Masih kecil mainnya sama om-om, mana ngamer lagi."

"Kalau gue jadi bapaknya, udah malu tujuh turunan."

"Halah. Kalau gue mau udah usir tuh jauh-jauh kalau punya anak murahan kayak gitu."

"Bukan usir lagi. Gue tenggelamin ke laut kalau punya anak kayak gitu mah."

"Eh-eh! Jangan deket-deket, nanti ketuaran sial."

"Iuw... Jijik, cuih!"

Kening Mika mengkerut seketika, entah kenapa ada yang beda dari suasana sekolah hari ini, entah itu perasaan Mika sendiri atau memang semua siswa disekolah bersikap sama kala melihatnya, cemoohan, tatapan meremehkan dan jijik tertuju padanya, setiap kali Mika melangkahkan kakinya, reaksi mereka sama, selain mencemooh, ada juga yang menatapnya sinis dan jijik.

Mika bingung dengan apa yang terjadi, tapi karna ia memamg tidak merasa apa-apa, tidak merasa bersalah atau mempunyai salah mengacuhkan cemoohan dan tatapan mereka, Mika tau kalau itu mungkin saja bukan untuknya, tapi sedari tadi semuanya ditujukan kepadanya, jadi Mika berpikir kalau mereka sedang membicarakannya, hanya saja Mika tidak tau apa yang terjadi.

Mika bersikap santai dan langsung menuju ke kelasnya, saat tiba dikelas, Mika masih santai, menebar senyum ke arah teman-temannya yang sudah duduk rapih di bangku masing-masing, Mika langsung mendekat dengan riang.

"Hai guys!" sapa Mika.

Namun tidak ada jawaban dari ketiga temannya itu, bahkan ketiganya langsung mengacuhkan Mika, bahkan langsung memberi jarak duduk dari bangku Mika, ketiganya juga menyibukan diri dengan mengobrol, hanya tiga orang dan tidak mengajak Mika sama sekali, ketiganya benar-benar acuh dan membuat Mika menjadi bingung sendiri.

"Guys!" panggil Mika dengan kening mengkerut.
"Lo bertiga kenapa sih?"

Masih tidak direspon sama sekali, itu semakin membuatnya bingung, Mika juga mencoba mengedarkan kedua matanya melihat teman sekelas yang lain, Mika terkejut kala mendapati kalau tatapan mereka sama seperti siswa lain di sepanjang lorong tadi, tatapan sinis dan juga meremehkan, Mika benar-benar tidak tau apa yang terjadi.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang