"Mika pulang!"
Pukul sepuluh malam, Mika baru saja tiba dirumah, kali ini ia pulang menaiki angkutan umum, tidak diantar oleh Bara, entah kenapa sore tadi, Bara tidak mampir ketoko, Mika hubungi juga tidak diangkat, nomor Bara sibuk, Mika tidak tau Bara sibuk apa, Mika tidak terlalu memperdulikan, toh mereka berdua bukan siapa-siapa, dan hati Mika juga biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa.
Sesampainya dirumah, Mika mendapati lampu rumah masih menyala, ini memang masih belum larut, jadi Mika tau kalau Gala belum tidur sama sekali, Mika melepas sepatu yang ia kenakan, lalu lekas beranjak ke arah ruang tengah, disana Mika mendapati sosok Gala yang tengah duduk sambil melipat kedua tangan didada.
Mika mendekat, entah kenapa atmosfir disekitar suaminya itu sedikit berbeda, itu cukup membuatnya tidak nyaman, seolah-olah atmosfir itu langsung tertuju pada dirinya.
"Mas belum tidur?" tanya Mika basa-basi.
Gala berdecih pelan. "Duduk."
Kedua alis Mika saling bertautan. "Ada apa mas?"
"Gue bilang duduk ya duduk, gosah banyak nanya."
"Mas kenapa sih? Marah-marah mulu! Kalau mas kesal karna gak dikasih jatah sama Mika ya bilang dong! Gosah kayak gitu juga."
"Huuh! Mikaila anatasya! Duduk! Jangan sampai gue berkata kasar sama lo."
"Ck. Iya mas iya."
Pada akhirnya Mika langsung duduk tepat didepan Gala, Mika menatap wajah Gala yang terlihat sedikit memerah, Mika tidak tau wajah suaminya itu merah karna malu digoda olehnya atau karna sedang kesal, dari nada bicara Gala, Mika tau kalau suaminya itu sedang kesal, tapi biasanya ia akan langsung marah kalau digoda seperti itu, tapi barusan, Gala biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda anarah.
"Ada apa mas? Mas marah-marah terus sama Mika, memangnya Mika salah apa lagi sama mas?" Pertanyaan bertubi-tubi keluar dari mulut Mika.
Gala menghela napas pelan lalu merubah cara duduknya lebih santai. "Apa kamu betah dengan suasana rumah yang seperti ini?"
"M-maksud mas apa? Mika engga paham."
"Jujur saja, gue engga betah dengan suasana rumah yang seperti ini, tidak ada kenyamanan sama sekali, kita berdua sama-sama tidak saling menyukai satu sama lain, pernikahan kita hanya sebuah kesalahan semata. Jujur, gue masih sangat mencintai cewek gue yang kemari, dan gue tau kalau lo juga punya orang yang lo suka."
"Mas bicara apa? Sampai saat ini Mika masih engga paham dengan apa yang mas katakan."
Gala berdecak kesal, setelah itu ia merubah cara duduknya lagi, kini menjadi lebih serius, Gala menatap ke arah Mika yang masih memasang wajah polosnya, Gala mengambil napas dalam beberapa kali lalu menghembuskannya secara perlahan, Gala harus mempertegas semuanya agar tidak ada hati yang akan tersakiti nantinya, Gala harus tegas.
"Mari kita akhiri pernikahan ini," tegas Gala.
Mika sedikit tertohok. "M-maksud mas apa? Mas mau kita cerai?"
"Ya. Setelah anak itu lahir, mari kita bercerai secara damai, untuk anak, itu terserah lo, mau ikut lo atau mau serahin hak asuhnya ke gue. Yang jelas, kita akan berpisah setelah anak itu lahir," tutur Gala sejelas-jelasnya.
Entah kenapa hati Mika sakit kala mendengar itu, namun Mika berusaha kuat dengan memasang senyum palsunya. "Baiklah. Kalau itu keputusan mas, Mika setuju, Mika turuti kemauan mas, dan untuk anak, mas gak perlu hawatir, Mika yang akan mengurusnya."
Setelah mengatakan itu, Mika langsung pergi tanpa sepatah kata pun, Mika merasa sakit, walau tidak mencintai suaminya tapi kata cerai itu sangat melukai hatinya, Mika hanya ingin menikah satu kali untuk selamanya, namun karna takdir berkata lain, Mika hanya bisa pasrah menerima semua itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/350167898-288-k472388.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY 'BOCIL' WIFE
Teen Fiction(ON GOING) *Spin Of (NOT) BEST MISTAKE ... Kesalahan membuat semuanya berantakan, Galaksi adrian sudah bertunangan dengan Melisa, pacarnya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, mereka bertunangan sudah hampir satu tahun lamanya dan berniat un...