Part 30

389 8 0
                                    

Malam ini Gala dan Ravin tengah berada didepan sebuah rumah yang terletak jauh dari rumah mereka berdua, rumah ini terletak dipinggiran Jakarta, hampir masuk ke kota lain, keduanya menatap rumah yang begitu kecil, cukup jauh jarak antar rumah, disekitar juga tidak banyak rumah-rumah penduduk, seolah-olah  terisolasi dari sekitarnya, keadaan rumahnya pun juga sedikit remang-remang tanpa pencahayaan memadai.

Ini adalah rumah pemilik akun yang sudah menyebarkan foto-foto tidak senonoh Mika, setelah dilacak dari sumbernya, semua mengarah ke rumah ini, tentu saja Ravin juga mengerahkan ahlinya untuk melacak, dan hasilnya ada didepan mata mereka, tentu saja itu juga sangat rahasia agar target tidak sadar kalau dirinya tengah dilacak.

Sebenarnya tidak butuh waktu lama untuk menemukan tempat ini, hanya saja keduanya sibuk mencari keberadaan Mika, makanya mereka baru bisa kesini malam hari, kondisi Mika saat ini juga tidak bisa dibilang baik-baik saja, kejadian itu tentu saja akan membuat mentalnya shock, ditambah oleh sahabat-sahabatnya yang ikut menyudutkannya membuat Mika semakin ngedrop.

Saat ini juga mereka berburu dengan waktu, soalnya takut kalau Mika kenapa-napa, Mika dititipkan kepada Giska yang dengan senang hati membantu, tentu Giska juga sangat prihatin dengan apa yang terjadi, makanya ia juga tidak bisa tinggal diam, Giska membantu sebisanya dengan cara menghibur Mika.

"Vin, ini benar nih tempat tuh orang," tanya Gala.

"Iya. Menurut orang suruhan gue, akun nya berasal dari rumah ini," jawab Ravin.

"Wah, sialan tuh orang. Gue bejek-bejek entar."

"Sabar! Kita gak boleh seenaknya, yang harus kita lakukan saat ini tanya siapa dalang dibalik ini semua."

"Lo bener Vin. Tapi, sekali atau dua kali boleh lah mukul tuh orang."

"Terserah lo aja. Asal jangan kebablasan."

Gala tersenyum mendengar itu semua, setelah pembicaraan singkat mereka, keduanya memilih untuk langsung saja, melabrak orang yang membuat Gala dan Mika kena masalah, mereka tidak akan berbasa-basi lagi, pintu langsung digedor beberapa kali secara pelan guna menghindari kecurigaan orang rumah, takutnya orang rumah ini akan langsung ketakutan kala mendengar ketukan keras dipintu rumahnya pada jam segini.

"Permisi!" ucap Ravin sopan.

Tidak lama seseorang membuka pintu, mengintip dari balik pintu yang hanya dibuka sedikit. "Kalian siapa? Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa benar ini rumahnya Andi?" tanya Ravin.

"Iya. Ada perlu apa ya sama Andi?"

"Andi nya ada? Saya ada perlu sebentar sama dia."

"Maaf! Andi nya sedang gak ada di rumah saat ini, kalian bisa kembali lain kali."

Orang tersebut mengelak, padahal sudah jelas-jelas yang namanya Andi adalah orang itu sendiri, Ravin sudah tau wajah Andi seperti apa, barusan ia hanya sedikit berakting guna memancing orangnya langsung keluar, tentu saja orang itu juga langsung panik kala melihat dua orang asing berdiri didepan rumahnya, tapi untuk seorang sepertinya, aktingnya cukup lumayan juga, bisa mengatur ekpresi wajahnya sebaik mungkin.

"Oi-oi! Tunggu dulu lah!" kata Gala sambil menahan pintu dengan satu kakinya agar tidak ditutup.

"S-saya sudah bilang, Andi nya gak ada," katanya semakin panik.

"Cih. Lo pikir kita gak tau hah kalau Andi itu adalah lo! Gosah main-main sialan," murka Gala.

"K-kalian mau apa? Pergi dari rumah saya!" Andi mencoba menutup paksa pintu rumahnya.

Brak!

Pintu rumah Andi justru langsung rusak karna ditutup secara paksa, tentu saja itu juga ulah Gala yang sudah tidak sabar untuk melayangkan beberapa pukulan kepadanya, Gala langsung masuk dengan penuh emosi, Andi juga langsung terduduk lalu mencoba mundur perlahan menjauh dari sosok Gala, Andi ingin kabur, namun kakinya seakan mati rasa, ketakutan.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang