Part 23

362 8 0
                                    

Gala berjalan keluar dari dalam kantor setelah selesai rapat dengan jajaran direksinya, niatnya ia ingin berjalan-jalan sebentar ditaman terbuka yang ada di kantornya, sekalian ngecek kondisinya yang memang sudah lama tidak ia kunjungi, sudah lama ia tidak kesini sejak masalah yang menimpanya muncul, biasanya Gala selalu kesini kala Melisa datang berkunjung, walau tidak besar tapi tempatnya cukup nyaman.

Namun, saat Gala baru saja keluar dari dalam gedung, seorang pemuda sudah menunggunya, kenapa Gala bisa yakin kalau pemuda itu menunggunya karna saat Gala keluar, pemuda itu langsung beranjak, Gala menatap sosok pemuda tersebut yang rupanya masih mengenakan seragam sekolah, Gala tidak tau siapa pemuda tersebut yang jelas dia datang kesini bukan hanya untuk sekedar basa-basi atau iseng semata.

"Bang! Bisa kita bicara sebentar!" katanya.

Gala yang tidak tau siapa dia ingin menolak, namun entah kenapa Gala juga penasaran dengan apa yang ingin dikatakan oleh pemuda tersebut, Gala akhirnya mengangguk menyetujui permintaan pemuda tersebut, mereka pun pergi ke taman dan duduk di salah satu bangku, tentunya tidak duduk berdua, karna Gala memilih untuk naik ke sebuah benteng kecil yang menjadi pembatas antara taman itu dan tempat parkir.

Gala mengeluarkan sebungkus rokok bermerk dari dalam sakunya, tentu saja Gala mengambil satu lalu memantik api dan menyalakam sumbu rokok itu, rokok tersebut mulai menyala dengan dibantu oleh Gala yang menghisapnya secara perlahan, Gala bukan perokok aktif tapi kalau ia ingin ia akan selalu merokok seperti sekarang ini.

"Rokok!" tawar Gala.

Pemuda tersebut menggeleng pelan. "Engga bang. Saya gak ngerokok."

Gala menyunggingkan senyum sinisnya. "Anak baik lo? Tumben anak sekolah gak ngerokok."

"Dari dulu engga bang. Lagian saya atlit sekolah, jadi ya ngejaga pola hidup aja," balas pemuda tersebut.

"Lantas, ada urusan apa lo sama gue? Gak mungkin dong kalau cuma basa-basi doang kayak gini!"

"Ah, iya bang. Maaf sebelumnya! Kalau boleh tau, abang ada hubungan apa sama Mika?"

"Mika?"

"Iya. Kemarin abang kan yang jemput Mika pakai mobil?!"

"Oh! Jadi lo yang namanya Bara?"

"Iya bang."

"Terus lo mau apa nyariin gue? Lo mau nyari masalah karna gue deket sama Mika?"

"J-jangan salah paham dulu bang! Dengerin saya dulu."

"Waktu gue gak banyak. Gue sibuk."

"Nghhh... Jadi, abang siapanya Mika? Kakaknya?"

"Bukan. Gue bukan kakaknya."

"Terus, abang siapa?"

"Lo gosah ikut campur urusan orang lain."

"Ok-ok. Maaf bang kalau pertanyaan saya menyinggung abang!"

"Lalu, tujuan lo datangin gue apa?"

"Saya akan langsung ke intinya. Kalau abang bukan keluarganya Mika, saya mohon abang gantiin saya buat ngehibur dia."

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu? Lo mau nyakitin Mika? Iya!"

"E-eh! B-bukan gitu bang. Ma---"

"Halah. Bacot lo! Gue tau lo cowok yang Mika suka, gue juga tau lo lagi deket sama dia saat ini. Tapi, kalau lo niat nyakitin Mika, gue gak bakal biarin itu."

"Dengerin saya dulu bang. Sa---"

"Pergi lo! Jangan buat gue naik pitam."

"Aduh bang. Dengerin gue du---"

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang