Part 31

315 8 2
                                    

Satu hari berlalu, kondisi Mika bisa dibilang tidak baik-baik saja, sebab sejak kemarin Mika selalu murung dan ditambah juga Mika tidak makan sejak kemarin, itu sangat membuat Gala cemas, bahkan Giska yang menemani semalaman juga sangat hawatir, Giska tidak pulang hanya untuk menemani Mika, adik iparnya, sudah seharusnya Giska perhatian kepada keluarga sendiri.

Namun, seperti halnya kemarin, saat ini juga Mika masih enggan dan tetap mengabaikan makanan yang dibawa kepadanya, semalam Giska yang membawa makanan dan membujuk Mika, tapi Mika menolak, menggelengkan kepalanya dan kembali termenung, Mika hanya merespon seperlunya dan itu pun agak lambat, setelah pundaknya ditepuk baru lah Mika merespon.

Pagi hari ini juga sama, kondisinya jauh lebih berantakan, Gala yang membawa makanan tetap diacuhkan oleh Mika, padahal Gala sudah membujuk dengan berbagai cara, tapi tetap saja Mika tidak mau, apa lagi kondisinya saat ini kurang tidur, harusnya Mika istirahat tapi itu tidal bisa dilakukan karna kondisinya saat ini, mungkin Mika kena mental gara-gara kejadian kemarin, ditambah ketiga sahabatnya yang turut memperparah kondisi Mika saat ini.

Gala sangat hawatir dengan keadaan tersebut, ingin sekali Gala memeluk tubuh istri bocil nya itu, tapi semua itu urung dilakukan karna Gala lebih dulu sakit hatinya tatakala melihat kondisi Mika, Gala tidak kuat dan berakhir dengannya yang langsung keluar sambil menahan air matanya yang akan jatuh, Gala tidak bisa membendung perasaannya sendiri.

"Gal! Gimana? Mika mau makan gak?" tanya Giska tatkala melihat Gala keluar dari dalam kamar.

Gala langsung menggeleng pelan. "Gala taruh makanannya di atas meja kak, berharap Mika mau makan nanti, tapi Mika gak ngerespon sama sekali."

"Kenapa Mika jadi seperti itu?"

"Gala gak tau kak. Mungkin Mika sangat kecewa dengan sikap ketiga sahabatnya."

"Astaga! Teman macam apa mereka? Disaat temannya kesusahan, ini justru nambah-nambah susak. Harusnya kan mereka selalu ada dalam situasi apa pun."

"Namanya juga manusia kak. Gak semua orang mau mendengarkan dan mencari tau kebenarannya lebih dulu, mereka lebih percaya dengan apa yang mereka lihat dari pada yang mereka dengar."

"Tetap aja itu salah. Apa lagi mereka kan sahabat Mika, harusnya mereka lebih percaya kepada Mika."

"Gala juga gak tau kak. Mungkin setelah ini, Gala gak akan biarkan ketiga sahabatnya itu dekat-dekat dengan Mika lagi."

"Ya. Mika juga pastinya akan sangat kecewa dengan sikap mereka, mungkin Mika juga udah gak mau lagi punya sahabat seperti mereka."

"Gala juga pasti akan seperti itu kak, kalau sahabat sendiri justru nusuk kayak gitu, siapa juga coba yang mau berteman lagi!?"

"Kamu benar. Kaka juga berpikiran yang sama."

Keduanya memikirkan hal yang sama, itu memang akan terjadi dalam kasus siapa pun juga, seorang sahabat harusnya tidak bersikap seperti itu, harusnya mereka mensuport kala ada satu temannya yang terkena masalah, apa lagi kalau mereka tidak tau duduk permasalahannya seperti apa, jangan langsung menghakimi tanpa tau cerita sesungguhnya.

Dalam kasus Mika saat ini, memang peran ketiga sahabatnya sangat vital, Mika baru saja terkena masalah dan harus menikah di usia muda seperti ini, lalu sekarang datang lagi masalah lain, tentu saja mental Mika akan terganggu, peran orang disekitar sangat penting guna mengembalikan kondisi mental Mika, tapi kalau gini ceritanya akan sangat sulit.

"Kak! Telpon Ravin dong, suruh Raska sama Lala kesini, siapa tau mereka berdua bisa bujuk Mika," pinta Gala sedikit memelas.

"Mereka kan sekolah. Paling juga kalau bisa nanti sepulang sekolah," balas Giska.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang