Part 16

411 7 0
                                        

Hari baru suasana baru juga, di hari senin ini, Mika mengawali pagi dengan ceria, pergi kesekolah seperti biasa, semua pekerjaan rumah sudah beres, Mika istirahat penuh seharian kemarin, tidak pergi keluar dan hanya menghabiskan waktu dirumah, mengurus rumah yang hanya dihuni oleh mereka berdua, segala sesuatu harus di urus oleh Mika sendiri.

Hubungannya dengan Gala sang suami, masih begitu-begitu saja, tidak ada hal penting lain karna memang mereka tidak saling cinta, apa lagi sejak kemarin Gala tidak berbicara satu patah kata pun padanya, itu di sebabkan oleh ulah kakaknya, Maharani, ya Maharani kembali menghajar Gala dan itu juga berimbas padanya.

Mereka memang orang asing, tapi karna kejadian kemarin mereka semakin asing, Gala tidak bicara satu patah kata pun, bahkan Mika yang berniat mengobati memar di wajah Gala di acuhkan begitu saja, Gala selalu menepis dengan kasar.

Mika langsung menelpon kakaknya saat itu juga, sedikit kesal dengan ulah kakaknya tersebut, namun Maharani hanya membalas seperlunya dan justru balik mengancam lagi, kakaknya itu berkata akan melakukan hal kasar lagi kepada Gala kalau sampai ketahuan adiknya itu di kasarin.

Gala memang laki-laki jantan dan gagah, namun ia bukan tipe fighter, ia hanya bisa berkelahi seadanya karna dari dulu memang ia tidak suka berkelahi, apa lagi kalau harus melawan orang terlatih, dalam satu tarikan napas saja Gala pasti sudah tumbang, sekali pukul langsung pingsan, maka dari itu saat Maharani yang merupakan seorang tentara terlatih membanting dan memukul Gala, ia tidak bisa melawan karna memang kalah dalam segala aspek.

Mari lupakan soal Gala yang kena hantam Maharani, kita beralih kembali kepada Mika yang baru saja menginjakan kaki disekolah, Mika langsung beranjak ke kelas mengingat jam pelajaran pertama hampir tiba, Mika juga yakin kalau sahabat-sahabatnya pasti sudah ada dan duduk manis didalam kelas.

Mika masuk kedalam kelas, dan langsung di sambut oleh ketiga sahabatnya yang tengah duduk santai di atas bangku mereka sambil melambaikan tangan kepadanya, dengan senyum lebarnya Mika berjalan mendekat.

"Pagi guys!" sapa Mika dan langsung mengambil duduk di kursinya.

"Pagi," balas mereka bertiga bersamaan.

"Kalian lagi ngobrolin apaan sih? Kok kayaknya asik banget gitu?!" tanya Mika kala melihat ketiga temannya kembali ngobrol.

"Kita lagi ngomongin lo," jawab Tere.

Mika menautkan kedua alisnya. "Ngomongin gue?"

Tere mengangguk. "Iya. Kita lagi ngomongin lo yang malam minggu kemarin jalan sama kak Ba---"

"Eh guys! Gue ke toilet dulu, kebelet nih," potong Zahra yang langsung beranjak pergi.

"Lah! Napa tuh bocah!"

"Kencing di celana kali."

"Apa lo kata? Ya kali si Zahra kencing di celana!"

"Siapa tau aja kan. Atau bisa aja tuh si Zahra kebelet berak."

"Iuw. Omongan lo jorok banget!"

"Ya kan gue ngomong apa adanya."

"Dah lah males. Perasaan ngomong sama lo gak pernah bener."

"Lo nya aja kali yang gak beres Re."

"Sialan. Lo ngajak ribut!"

"Ok gas. Lo masang berapa? Kalau gue menang lo beliin gue tiket konser Avriel."

"Ayo. Siapa takut. Kalau gue menang lo yang beliin kita semua skincare keluaran terbaru."

"Gampang. Itu hal kecil bagi gue."

Astaga!

Mika menghela napas pelan beberapa kali, kedua sahabatnya itu memang rada-rada, kadang ada aja yang diributin, padahal yang di ributin dan yang dibahas adalah hal yang berbeda, tapi gara-gara kelemotan seorang Euni, Tere juga ikut gesrek juga, padahal semua tau kalau Euni sedikit lemot, tapi bodohnya juga Tere selalu menanggapi dan ikut-ikutan, kalau soal ribut keduanya saling konek satau sama lain.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang