Part 18

342 6 2
                                    

Mika terus melangkah melewati loronh sekolah dan segera menuju kelasnya, seperti biasa, Mika berangkat sekolah menggunakan angkutan umum, pergi sendiri dan pulang sendiri, Mika sekarang sudah terbiasa hidup seperti itu, mandiri dalam melakukan hal apa pun, tidak dibantu oleh keluarga apa lagi oleh suaminya, Mika menjadi perempuan hebat dan tangguh.

Hari ini ada yang berbeda dengan Mika, biasanya Mika ia mengikat rambutnya kebelakang, namun karna satu hal yang dilakukan oleh suaminya, Mika pada akhirnya menggerai rambutnya supaya menutupi tanda merah keunguan yang ada dilehernya, bukan cuma satu tapi ada beberapa disana.

Mika sangat panik karna melihat banyaknya tanda itu, suaminya memang melakukan hal yang tidak terduga, apa lagi dalam keadaan mabuk, itu semakin membuatnya beringat, walau itu juga membuat Mika sakit secara fisik dan mental, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, Mika harus menahan semua itu dan segera melupakan kejadian semalam.

Mika selalu memasang senyum ceria dibibirnya, walau pun begitu di dalam lubuk hatinya, Mika terluka, ia hanya tidak ingin orang lain melihat dan mengetahui kesedihannya, ia hanya ingin menunjukan kalau ia bahagia.

Makanya setiap hari Mika selalu ceria, tidak menunjukan kekurangannya dan selalu tersenyum setiap saat, dengan semangat seperti itu, Mika melangkah masuk ke dalam kelas dan langsung beranjak menuju kursinya, disana juga sudah ada ketiga temannya yang lain yang sudah stay dan menatap ke arah Mika tatkala melihat Mika masuk kelas.

"Pagi guys!" sapa Mika.

"Pagi juga," balas ketiganya.

Tere meneliti penampilan Mika yang sedikit berbeda hari ini, lalu bertanya. "Tumben rambut lo gak di ikat?"

Mika membalas dengan senyuman. "Gak apa-apa, cuma pingin kayak gini aja."

"Mmm, iya kah! Terus kenapa gue ngerasa kalau lo sedikit berbeda Mika," heran Tere.

"Beda apanya sih Tere! Perasaan sama aja," timpal Euni.

"Beda lho! Masa kalian gak bisa lihat?!" ucap Tere.

Zahra dan Euni saling menatap satu sama lain, lalu balik menatap ke arah Tere. "Emangnya beda apaan Re? Kita gak paham maksud lo apa."

"Astaga. Itu lho! Masa kalian gak sadar sih! Lihat si Mika, wajahnya makin cerah dan cantik, dia lebih glowing," balas Tere.

"Eh!" Mika terperanjat kaget kala Tere mengatakan itu.

Zahra dan Euni langsung menatap ke arah Mika, keduanya meneliti setiap jengkal dari tubuh Mika terutama wajahnya, bukan cuma wajah, kedua mata mereka juga mulai turun menatap ke arah dada, reflek saja Mika langsung menutup dadanya dengan kedua tangan, ia tidak yakin mereka curiga namun tentu saja itu sedikit membuatnya risih, ia juga tau kalau tentu saja akan ada yang berubah dari bentuk tubuhnya.

"Ngeri elah! Napa lo berdua natap gue kayak yang nafsu gitu!" kata Mika.

"Sama aja ah. Si Mika gak berubah tuh," celetuk Euni, Tere langsung menepuk jidatnya sendiri.

"Mmm. Kayaknya si Tere benar deh. Lo sedikit berubah Mik," ucap Tere.

"Tuh kan, gue bilang juga apa," sambung Tere.

Euni menatap keduanya. "Emang iya! Kok gu---"

"Lo diam deh. Jangan ikutan dulu," sentak Tere, Euni langsung cemberut.

Baik Tere maupun Zahra kembali menatap ke arah Mika, menatap lamat-lamat sahabatnya itu, bahkan Euni yang lemot juga ikut-ikutan penasaran dan bergabung dengan keduanya, mereka bertiga langsung menatap Mika dari atas sampai bawah, mata mereka meneliti tubuh Mika yang mengalami perubahan.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang