Part 19

374 6 0
                                        

Jam dinding dirumahnya sudah menunjukan pukul sebelas malam, namun Gala masih belum pulang sama sekali, Mika yang habis pulang kerja terkejut karna melihat rumahnya yang masih gelap, saat tiba tadi tidak ada Gala dirumah, biasanya Gala sudah ada dirumah sebelum dirinya pulang, tapi kali ini berbeda, Gala yang masih belum pulang.

Biasanya, Mika akan mendiamkan saja, ini memang bukan pertama kalinya tapi entah kenapa Mika sedikit merasa hawatir, apa lagi dari tadi ponsel Gala tidak aktif sama sekali, Mika sudah berulang kali mencoba menghubungi tapi tidak tersambung satu pun, itu cukup membuat Mika resah.

Harusnya saat ini ia istirahat, ia sangat kecapean sehabis kerja, apa lagi paginya ia pergi sekolah seperti biasa, harusnya ia tidur dan menjaga kondisi badannya, namun yang namanya istri pasti sangat hawatir kalau suaminya belum pulang, apa lagi ini sudah cukup larut.

Mika memang tidak pernah hawatir soal Gala, yang selalu ia hawatirkan adalah janin didalam perutnya, untungnya Mika sudah cukup belajar tentang makanan apa saja yang baik untuk kesehatan janin, walau pun ya ia harusnya banyak istirahat dirumah, tapi karna suaminya, ia terpaksa harus bekerja keras.

Pernikahan mereka memang berantakan seperti ini, tapi tetap saja Mika hawatir soal suaminya, dari tadi Mika terus saja mondar-mandir kesana kemari diruang tengah rumah sambil menunggu kepulangan Gala, ditangannya juga tidak lepas ponsel yang terus mencoba menghubungi Gala, tapi hasilnya masih saja seperti tadi, nihil.

Malam sudah larut dan sepertinya sebentar lagi mau turun hujan, kilatan-kilatan petir menghiasi langit malam, tidak lama hujan turun dengan derasnya, hujan yang disertai dengan kilatan-kilatan petir, Mika melihat keluar jendela rumah, berharap Gala sudah pulang, namun masih sama, Gala belum pulang, Mika lekas kembali dan duduk disofa.

"Ugh! Mas kemana sih? Jam segini belum pulang juga!" dengus Mika.

Mika ingin bersikap acuh dan tidak memperdulikan Gala, namun entah kenapa semakin mencoba acuh, Mika semakin hawatir saja, ia tidak bisa tenang bahkan untuk tidur sekalipun, entah kenapa Mika sudah merasa nyaman dengan adanya Gala dirumah, kala dirinya pulang bekerja, rasa lelah itu seakan sirna dengan sendirinya.

Entah kenapa hatinya mulai merasa nyaman kala dekat dengan Gala, maka dari itu saat dirinya jalan dengan Bara, rasanya sangat berbeda sama sekali, walau pun Mika sempat menyukai Bara tapi itu dulu, dan rasa itu sudah hilang dan mulai beralih ke orang lain, Mika mulai menaruh hati kepada sang suami.

Dan, saat hujan lagi deras-derasnya, tiba-tiba saja suara mobil milik Gala terdengar, Mika langsunh beranjak kala mendengar itu, Mika melihat dari arah jendela, mobil Gala sudah masuk kedalam garasi, Mika juga melihat satu sosok keluar dan langsung beranjak ke arah pintu rumah, Mika kembali beranjak untuk ke depan pintu untuk menyambut sang suami.

"Mas kemana aja? Kenapa baru pulang?" tanya Mika tatkala baru satu langkah masuk kedalam rumah.

Gala tidak menggubris pertanyaan dari Mika, ia lantas beranjak masuk, berjalan perlahan ke arah sofa, duduk disana sambil melepas dasi yang ada dikerah bajunya, selain itu Gala juga melepas sepatu yang ia kenakan dan tanpa diduga, sepatu tersebut langsung dilemparkan begitu saja sampai mengenai pas mewah pajangan diruang tengah.

Mika terkejut kala melihat itu, lagi-lagi Gala pulang dengan problemnya sendiri, Mika yang sudah menutup pintu, mulai mendekat ke arah Gala, duduk didekat Gala lalu menaruh satu tangannya dipundak Gala.

"Mas!" panggil Mika, Gala langsung menggerakan tubuhnya dan membuat tangan Mika terlepas dari bahu Gala.

"Mas kenapa?" tanya Mika selanjutnya.

"Lo bisa diam gak? Pala gue pusing dengernya!" sewot Gala.

Mika menghela napas jengah. "Mas kenapa sih selalu nyalahin Mika? Apa-apa yang terjadi sama mas pasti ujung-ujungnya Mika yang salah."

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang