Part 15

440 8 2
                                    

Malam ini adalah malam minggu, malam yang panjang bagi semua insan termasuk Mika, untungnya malam ini Mika libur kerja karna bos tokonya sedang pergi keluar kota akhir minggu ini, sepertinya keluarga pemilik toko tempatnya bekerja tengah liburan makanya toko diliburkan, itu adalah waktu yang cukup untuk para karyawan rehat dan menikmati waktu mereka sendiri.

Mika, gadis itu tengah berada di sebuah mall, bukan, bukan bersama ketiga temannya tapi Mika jalan bersama dengan Bara yang selama seminggu ini bisa dibilang tengah dekat dengannya, entah kenapa Bara sering datang untuk menemuinya sepulang kerja atau mengantarnya bekerja sepulang sekolah, Mika tidak tau Bara kenapa tapi Mika sangat senang karna bisa dekat dengan Bara.

Ya. Pada awalnya memang seperti itu, di awal-awal Mika merasa sangat bahagia seolah-olah dirinya tengah kasmaran, namun lama kelamaan, rasa itu perlahan menghilang, yang tadinya senang seperti sedang kasmaran berubah menjadi biasa saja, Mika tidak merasa seperti saat pertama dulu sebelum ia menembak Bara, mungkin karna penolakan Bara waktu itu atau karna ada faktor lain.

Yang jelas, saat ini Mika tidak merasa bahagia kala dekat dengan Bara, justru Mika merasa sebaliknya, Mika merasa biasa saja dan terkesan bosan dengan Bara, entah kenapa Mika lebih senang berada dirumah dan melihat sosok Gala, walau mereka asing tapi entah kenapa rasanya berbeda, Mika merasa teduh kala melihat sosok Gala.

Mika tidak tau apa yang menarik dari Gala, suaminya itu, Mika akui kalau Gala tampan dan mempesona tapi Mika benar-benar tidak tergoda pada awalnya, namun akhir-akhir ini ia justru merasa tertarik, mungkin karna bawaan si jabang bayi atau ada hal lain, semisal Mika sudah mulai menyukai suaminya itu.

Hal itu berbanding terbalik dengan kala dirinya terpesona oleh Bara, Mika sangat ngebet dan ingin menjadi pacar kakak senior di sekolahnya tersebut, namun entah kenapa perlahan-lahan perasaan itu hilang, Mika tidak tau kenapa yang jelas perasaan itu ada setelah dirinya ditolak waktu itu dan setelah ia menikah dengan Gala, orang asing yang baru saja hadir didalam hidupnya.

"Mika, hei!" panggil Bara.

"Ah, i-iya kak!" Mika tersentak, sadar dari lamunannya.

"Lo kenapa? Ngelamun mulu dari tadi?" tanya Bara.

Mika menggeleng pelan. "E-engga apa-apa kok kak, Mika kayaknya lagi gak enak badan."

"Lo sakit? Mau gue antar ke dokter?"

"Eh! E-engga kok kak, mungkin Mika kecapean aja."

"Kecapean? Lo mau gue anterin pulang?"

"Gak usah kak. Kita kan lagi jalan, gak enak dong kalau Mika pulang duluan."

"Gue sih gak apa-apa, kalau lo sakit ya mending lo istirahat aja, dari pada tambah parah entar."

"Gak papa kok kak, Mika duduk bentar doang juga cape nya hilang."

"Oh. Ya sudah, kalau gitu kita cari makan aja sambil istirahat sebentar."

"Ok kak. Kakak mau makan apa?"

"Apa aja. Gue ngikut lo aja."

Keduanya pun langsung pergi ke stan penjual makanan, untung letaknya tidak jauh, mereka tidak lama berjalan sampai kesana, Mika dan Bara baru saja jalan beberapa saat, belum ada satu jam sejak mereka menginjakan kaki di mall itu, Bara menjemput Mika tadi di sebuah halte, Mika menolak kala Bara ingin menejemput kerumah, tentu saja karna itu akan membuat rahasianya terbongkar.

Mika duduk disalah satu bangku stan makanan, sementara itu Bara beranjak untuk memesan makanan disana, bukan cuma satu jenis tapi ada beberapa jenis yang Bara pesan, dari mulai cemilan, makanan berat, makanan manis sampai minuman, Bara membeli beberapa untuknya, dan yang lain sesuai pesanan Mika tadi.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang