Diam

78 3 0
                                    


Assalamualaikum, kembali lagi 🥰😍







Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote, komen dan follow 😊








Happy reading

•••

Elysia putuskan untuk tidak jadi ke makam kedua orang tuanya karena tiba-tiba sang suami menariknya ke kamar dan berakhir menangis, tidak mau berhenti.

Elysia sampai pusing melihat Satria yang tidak mau jawab kalau ditanya kenapa suami tercintanya itu menangis.

Ia juga sudah menggendong, menawarkan diri menemani sang suami bermain, tapi suaminya tetap tidak mau.

"Mas. Mas gak capek nangis terus?" tanya Elysia mengelus rambut Satria yang sudah lepek akibat sang berkeringat.

Elysia juga memeluk sang suami agar Satria menghentikan tangisannya.

Satria melepaskan pelukannya dan memperlihatkan pipi yang basah akibat air matanya dan mata yang sudah bengkak.

Elysia menghapus jejak air mata sang suami. "Kenapa, hmm?" tanya Elysia.

Satria menghapus air mata menggunakan lengan bajunya. Lalu menjawab dengan suara seraknya, "hati aku sakit pas Kakak dihina sama Bang Anto."

Elysia menghembuskan nafas panjang setelah tau penyebab utama Satria menangis. Lalu dia membawa sang suami ke dalam pelukannya lagi.

"Udah, Mas. Kakak gak apa-apa. Kakak ikhlas kok kalau dihina," ucap Elysia sambil menahan suaranya agar tidak serak.

Elysia ikhlas dengan penghinaan yang dilakukan oleh Alvianto atau siapapun itu. Karena Elysia sadar, ia telah merebut perhatian, kebersamaan Satria dari keluarganya. Yang terpenting sang suami masih ada di sisi Elysia dan mau bertanggung jawab.

Itu sudah cukup bagi Elysia. Apalagi melihat Satria bahagia saat bersamanya.

Satria kembali melepaskan pelukannya. Satria bisa merasakan kesedihan yang mendalam dari mata Elysia yang terlihat kosong.

"Nangis aja, Kak," ucap Satria.

Saat itu juga, cairan likuid bening berlomba-lomba keluar dari sudut mata Elysia. Ia langsung menarik suami menggemaskan ke dalam dekapannya dan menangis pilu.

"Kakak gak mau Satria pergi," bisik Elysia memeluk sang suami dengan erat dan air mata semakin deras membasahi pipi.

Satria bisa merasakan kesedihan mendalam yang selama ini disimpan oleh Elysia rapat-rapat. Terlihat dari punggung Satria yang sudah basah akibat air mata sang istri yang terus mengalir.

"Satria gak mau Kakak pergi," balas Satria di dalam dekapan sang istri.

Satria pernah mendengar Elysia menangis di kamar mandi. Pas ditanya, sang istri enggan memberitahunya. Ia jadi berfikir, apa istri cantiknya itu tidak bahagia ia nikahi? Atau ada orang yang mengancam istrinya yang tidak-tidak, tanpa sepengetahuan Satria?

Satria ikutan menangis lagi mendengar betapa pilunya tangisan Elysia. Ia pun melepaskan pelukan mereka dan melihat mata kosong Elysia.

Si Bungsu Punya Istri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang