Cemburu

143 6 0
                                    

Terima kasih banyak yang sudah bersedia memberikan vote dan komen pada part sebelumnya.🤗😘










Kita lanjut bacanya. Oke:) ☺️










Happy reading

•••


Selesai mandi bareng dengan Satria tidak bermain di kamar mandi, Elysia mengajak Satria untuk sarapan bersama keluarga.

"Ayo Satria," ajak Elysia dengan tangan siap untuk menggendong Satria.

Satria memajukan bibirnya dengan mata seperti malas menatap wajah cantik sang istri.

Elysia mengerutkan dahinya melihat Satria seperti jijik melihatnya. Ia jadi berfikir, apa karena Elysia melarang Satria untuk tidak main mobil-mobilan mobilan di kamar mandi?

Atau Marcel cerita yang jelek-jelek tentang Elysia? Ah, ia tidak boleh berprasangka buruk dengan mertuanya itu. Kalau Elysia mau tau kenapa mood suaminya itu jelek, ia harus tanya langsung.

"Kenapa sih Satria?" tanya Elysia yang sudah capek menduga-duga kenapa mood sang suami yang hancur.

Satria semakin menekuk bibirnya dengan memejamkan mata rapat-rapat, ketika Elysia tidak mengerti dengannya.

Satria mau, istrinya itu mengganti panggilannya yang lain, yang bikin ia senang. Tapi sepertinya Elysia tidak akan mau mengganti panggilannya yang lain kalau tidak Satria berterus terang.

"Aku mau, Kakak manggil aku yang lain!" ketus Satria mengerucutkan bibirnya lucu sembari bersedekap dada.

Elysia ber-oh-ia. Ini rupanya kenapa mood Satria berubah total. Ia kira yang lain. Kira-kira Elysia harus panggil apa ya, yang membuat suaminya senang saat ia panggil?

Ah, Elysia tau. "Ayo, Mas. Kita sarapan," ajak Elysia kembali dengan sudah mengganti nama panggilan Satria.

Elysia berfikir, mungkin dengan memanggil Satria dengan sebutan 'mas' akan membuat suami menggemaskannya itu senang.

Satria menaikkan kedua sudut bibirnya ke atas ketika mendengar nama panggilannya diganti oleh istri tersayang.

"Makasih Kak!" teriak Satria dengan hebohnya sambil memeluk Elysia.

Elysia membalas pelukan sang suami. Ia jadi ikutan senang saat suaminya senang ketika mendengar panggilannya di ganti.

"Satria ganti jugalah," tuntut Elysia melepaskan pelukan mereka sambil menangkup pipi bulat Satria.

Satria menaruh jari telunjuknya di dagu seolah sedang berfikir. Tiba-tiba Satria melototkan matanya saat otak mungilnya mendapatkan ide.

"Sayang."

•••

Siangnya, Satria dan Elysia sedang duduk berdua di ruang keluarga dengan sang istri terus menggelitik perut, leher bahkan telapak kaki Satria yang membuat si empunya tertawa terbahak-bahak.

Satria sudah tidak kuat menahan rasa geli yang luar biasa dibuat sang istri, sampai-sampai ia menjatuhkan badannya ke sofa yang mereka duduki.

"Ampun Kak," mohon Satria yang terus tertawa sampai sudut matanya mengeluarkan air mata.

Walaupun sang suami memohon kepadanya, Elysia tidak menghentikan aksi menggelitik di bagian area sensitif Satria. Sepertinya hobinya bertambah yaitu membuat sang suami merasa kegelian dan tertawa.

Mendengar suara tawa Satria membuat hati Elysia tenang. Ia tidak pernah merasakan kehangatan, ketenangan di hatinya seperti ini sebelum menjadi istri Satria. Selama ini, Elysia menghibur dirinya dengan berjalan-jalan kalau enggak berbelanja seandainya hati Elysia merasa cemas.

Si Bungsu Punya Istri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang