Melahirkan

43 1 0
                                    

Assalamu'alaikum, kembali lagi 😊











Terima kasih sudah memberikan vote dan komen ☺️











Tandai typo!











Happy reading



•••


"with patient families?"

Satria segera menghadap ke dokter yang memanggil. "Saya suaminya dokter," balas Satria menunjuk dirinya sendiri.

Sudah 10 jam Satria dan Arsen menunggu. Akhirnya operasi Ezy selesai.

"Operasi nona Ezy berjalan dengan lancar. Anaknya sehat dan tidak kekurangan satu pun. Tapi ..." Jelas dokter memberitau keadaan Ezy dengan menggantungkan ucapannya di saat ia belum siap memberitahu.

Arsen yang berdiri di samping Satria, mengerutkan dahinya. "But what, doctor?" Tiba-tiba perasaan Arsen tak enak setelah melihat kegugupan sang dokter.

"Maaf. Nona Ezy meninggal di saat operasi berlangsung karena pendarahannya cukup hebat." Dokter itu bisa merasakan betapa sedihnya Satria dan Arsen setelah mendengar penjelasan darinya.

Arsen menggelengkan kepala kuat-kuat, tidak terima sang kakak pergi untuk selama-lamanya. Tangan menutup mulut, menatap dengan mata melebar dan alis terangkat, lalu melangkah mundur. Itulah dilakukan Arsen saat ini.

Satria sama apa yang dilakukan Arsen, dia menangis. Walaupun cuma istri sementara dan dia tidak terlalu mencintai Ezy, tapi cowok imut itu tetap sedih. Mau gimana pun juga, ia dan istri keduanya pernah tinggal seatap dan Ezy pernah memasakkan makanan untuknya.

Menurut Satria, Ezy itu perempuan baik, tak pernah marah padanya, dan berbakti kepada suami. Jadi, istri kedua Satria itu pantas untuk meninggal, karena dunia ini terlalu kejam untuk seorang wanita baik kayak Ezy.

"Terus, Kak Elysia?" tanya Satria yang pengen tau keadaan istri pertama.

"Untuk nona Elysia, operasinya belum selesai. Kita tunggu saja," jawab dokter itu yang membuat Satria semakin sedih.

Arsen kembali berdiri. "Di mana anak Kak Ezy, dok?"

Arsen pengen tahu wajah orang yang sudah membuat sang kakak meninggal. Dia tidak marah pada sang keponakan, tapi ia mau melihat, anak Ezy itu wajahnya nurun siapa.

"Untuk anaknya, kami masih membersihkannya terlebih dahulu sebelum di adzan kan," terang sang dokter pakai Bahasa Inggris.

Arsen dan Satria menganggukkan kepala dan sang dokter masuk kembali ke ruang operasi untuk mengurus jasad Ezy.

Satria dan adik iparnya kembali duduk untuk menunggu operasinya Elysia selesai. Tak lama, Revin datang terburu-buru dengan membawa tas besar yang kemungkinan besar isinya perlengkapan bayi.

"Gimana, udah selesai? Keadaannya gimana?" tanya Revin beruntun yang kepingin tahu keadaan kedua wanitanya Satria.

Arsen kembali menangis setelah mengingat kembali penjelasan sang dokter yang menyatakan sang kakak telah pergi untuk selama-lamanya.

"Kak Ezy meninggal. Anaknya sehat," jawab Satria mendongakkan kepala menatap wajah khawatir sang abang sambil membawa Arsen kepelukkannya.

Revin ikut sedih mendengar Ezy telah berpulang. "Terus, Kak Elysia?" tanya Revin yang mendapatkan gelengan kepala dari Satria.

Si Bungsu Punya Istri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang