Assalamu'alaikum, kembali lagi 😊
Terima kasih sudah memberikan vote dan komen ☺️
Tandai typo!
Happy reading
•••
Keesokan pagi, Satria berjalan ke dapur untuk sarapan pagi sebelum berangkat kuliah. Tadi malam sang istri belum tidur di sampingnya dengan alasan ia belum menuruti permintaan Elysia.
Setiba di dapur, pemuda menggemaskan itu tidak menemukan makanan di atas meja. Sang istri benar-benar tidak mengurusnya sebelum menikahi wanita tersebut. Bahkan, di lemari pendingin pun tidak ada makanan. Biasanya Elysia selalu menyimpan roti atau cemilan di sana.
Karena tidak ada sarapan, Satria memutuskan pergi ke kampus saja tanpa sarapan dulu. Ia juga sudah memakai pakaian tebal agar tidak kedinginan.
Ketika di depan pintu, Satria menyipitkan mata, tidak sengaja melihat sesosok pria yang dikenal. Pria itu baru ke luar dari unit apartemen di samping dan sedang berjalan cepat menuju lift.
Untuk memastikan, Satria mengejar sosok pria tersebut, tapi kalah cepat. Cowok itu sudah memasuki lift dulu, sebelum ia sampai. Tak lama, pintu liftnya kembali terbuka dan dia langsung masuk.
"Semoga itu Bang Revin." Satria berharap, orang itu salah satu abang sepupunya. Dengan begitu, ia bisa minta bantuan pada sepupu untuk ke luar dari masalahannya.
Lift terbuka, cowok menggemaskan itu berlari ketika melihat sepupunya keluar gedung apartemen.
"BANG REVIN!" teriak Satria mengejar sepupu.
Lagi-lagi Satria kalah cepat. Pria yang diyakini sebagai sepupunya sudah menaiki taksi. Tapi itu tidak menyurutkan langkah cowok imut itu. Ia terus berlari mengejar taksi tersebut. Sampai tanpa disadari, ada sebuah mobil melaju dengan kencang menuju arahnya.
•••
Mendengar ada yang memanggil, Revin menolehkan kepala untuk melihat siapa yang memanggilnya, ternyata 'dia'. Ia mempercepat langkahnya.
Beruntung, ada taksi lewat pas ia keluar apartemen. Revin langsung masuk dan menyuruh sopir taksi pergi.
"Bang, tungguin aku!"
Revin melihat ke belakang untuk memastikan, apakah 'dia' mengejarnya lagi atau tidak. Ternyata masih.
"Dek, udah. Gak usah kejar lagi," gumam Revin berharap 'dia' mendengarnya. Ia juga khawatir mengenai kaki 'dia' yang akan sakit atau terjatuh di saat mengejar.
Revin mau menghampiri 'dia'. Tapi karena ia belum berani dan takut istri 'dia' marah, Revin mengurungkan niatnya.
"Nanti. Nanti ada waktunya, dek," titah Revin lagi.
Revin mulai tidak peduli pada 'dia' yang terus mengejarnya. Ia memejamkan mata sebentar untuk menghilangkan rasa bersalah, sudah membuat 'dia' kecapean.
"Maafkan abang, dek," gumam Revin mengusap wajahnya kasar.
Tak lama, Revin mendengar suara benturan yang cukup kencang. Ia menolehkan kepala ke belakang untuk memastikan, bahwa itu bukan 'dia' yang ketabrak. Cowok yang memakai jubah putih layaknya seorang dokter, menghembuskan nafas lega sewaktu ketakutannya tidak terjadi.
Ternyata itu sebuah mobil yang menabrak pembatas jalan. Mungkin menghindari pejalan kaki yang jalan tidak tahu tempat.
"Huh ... Syukurlah, itu bukan kamu, dek," ucap Revin bernafas lega
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu Punya Istri (END)
Romance__________________________________ Cerita berawal dari permintaan seorang anak kesayangan atau disebut brothership dari keluarga Brahmananda. Anak itu adalah 'Satria Revin Brahmananda'. "Daddy, Satria boleh minta sesuatu?" "Minta apa Baby?" "Satria...