Sadar

15 1 0
                                    

Assalamu'alaikum, kembali lagi 😊











Terima kasih sudah memberikan vote dan komen ☺️











Tandai typo!











Happy reading



•••


Di sisi lain, dokter sedang berusaha menyelamatkan nyawa Elysia yang tiba-tiba kejang-kejang. Pihak rumah sakit sudah melakukan semaksimal mungkin untuk membuat istri Satria itu tetap hidup.

Pada pukul 11 malam, suster mendapatkan Elysia kejang-kejang dengan detak jantung dan tekanan darah semakin menurun. Detik itu juga, para dokter segera melakukan tindakan pada istri pertama Satria itu. Dokter yang dibantu suster masih berusaha mengembalikan detak jantung, kadar oksigen di dalam darah, atau tekanan darah pada Elysia kembali normal. Akan tetapi, semua yang dokter itu lakukan, malah semakin membuat Elysia kritis.

Akhirnya dokter mengambil keputusan untuk,

"Prepare a defibrillator," kata dokter menyuruh suster sambil membuka baju pasien Elysia.

Suster itu pun mempersiapkan apa yang diminta sang dokter, defibrillator atau alat kejut jantung. Setelah siap, dokter pun menerima alat kejut jantung itu lalu menggosokkan defibrillator-nya. Kemudian menempelkan alat kejut jantung itu ke dada Elysia yang sudah diberi gel khusus.

Dada Elysia naik seiring dokter menarik defibrillator itu.

"150 joules," perintah dokter untuk meningkatkan tekanan pada alat kejut jantung itu.

Dokter tersebut melakukan lagi seperti apa yang dilakukan sebelumnya. Lagi-lagi dada istri Satria naik seiring dokter menarik defibrillator itu. Tapi layar pada monitor EKG masih menampilkan grafik yang hampir garis, tak ada gelombang sedikit pun. Yang artinya, alat kejut jantung itu tak mampu mengembalikan detak jantung pada wanita beranak dua itu.

"Last. 200 joules." dengan terpaksa, kalau ini tak berhasil juga, pihak rumah sakit akan mencabut semua peralatan yang menunjang kehidupan Elysia. Karena kemungkinan besar, jantung istri Satria itu tidak akan berdetak lagi.

Dengan membaca hamdalah, dokter perempuan itu menempelkan defibrillator-nya ke dada Elysia lalu melepaskan kembali.

Akhirnya, usaha dokter dan suster itu berhasil. Layar monitor EKG mulai menampilkan grafik bergelombang.

"Alhamdulillah," kata dokter berhijab itu bernafas lega karena sudah berhasil menyelamatkan nyawa istri tercinta Satria.

"Tetap pantau, perkembangannya," suruh dokter itu pada suster pakai bahasa Inggris sambil menyerahkan alat kejut jantung.

Setelah dirasa selesai, dokter yang sudah menyelamatkan nyawa Elysia bersiap untuk keluar. Tapi tak jadi dikarenakan dipanggil suster.

"Patient hands moves , doc!" seru suster menunjuk jari Elysia bergerak, walaupun pergerakannya pelan.

"Satria."

Dokter berhijab itu mendekati sang pasien lalu bertanya pada suster, "who is called patient?"

"patient's husband, doc," jawab suster yang memang tahu siapa Satria itu karena suami Elysia sering menjenguk sang istri di saat suster itu mengecek keadaan pasien.

Dokter itu mengangguk. Lalu bertanya tepat di dekat telinga Elysia. "Mistress can hear my voice?"

"Satria," balas Elysia dengan mata mulai terbuka secara perlahan.

Si Bungsu Punya Istri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang