Assalamu'alaikum, kembali lagi 😊
Terima kasih sudah memberikan vote dan komen ☺️
Tandai typo!
Happy reading
•••
Hari sudah siang, Satria lagi berada di ICU, di mana Elysia berada. Setelah diijinkan menjenguk sang istri, dia langsung minta diantarkan Revin untuk ke ruangan tersebut. Cowok imut itu sedang asik memandangi wajah damai istri tercinta yang tertidur.
"Kakak, cantik," ungkap Satria menciumi tangan Elysia yang tidak infus dengan mata berkaca-kaca.
Satria menegakkan badan, lalu berucap dengan lirih, "buah cinta kita udah lahir, Kak. Anaknya ganteng."
Pemuda polos tersebut mengelap air mata yang berani menetes. "Kakak jangan tinggalin Satria di sini, Kak."
Sesungguhnya dia tak sanggup sampai istri yang selama ini sudah baik padanya meninggalkannya seorang diri, sama seperti kembarannya yang sudah pergi. Entah bisa atau tidak seorang Satria merawat anak mereka. Apalagi pas sudah besar dan kedua anaknya bertanya di mana mama mereka. Apa yang harus dia katanya?
"Kakak harus sembuh! Biar kita rawat sama-sama buah cinta kita, Kak," ujar Satria mengelus kening sang istri. Baru kali ini dia mengelus dahi Elysia karena si istri tak pernah mengijinkan mengelus keningnya.
Cowok berusia 19 tahun itu menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan. Dia menumpahkan semua tangisan di sana, seorang diri.
"Kak, bangun!" Satria mengguncang tangan sang istri.
Satria menghentikan aksi yang bisa membahayakan kesehatan Elysia. Dia kembali menutup wajah dengan telapak tangan.
"Kak, anak kita mau diberi nama siapa? Kita belum ngomongin soal ini." Satria teringat anak-anak mereka belum diberi nama. Bahkan, dia bingung mau kasih nama anaknya siapa.
Belum lagi anak Ezy. Anak istri keduanya itu mau pakai nama keluarga Brahmananda atau nama keluarga bapak kandungnya. Satria bingung, sepertinya ia harus menanyakan soal ini sama adik iparnya.
"Apa ini karma? Karena Kakak udah ninggalin Satria di rumah sakit, waktu itu?" gumam Satria sewaktu teringat ucapannya mengumpati kedua istri ketika ditinggal pulang.
Satria segera menggelengkan kepala kuat-kuat. "Enggak! Enggak boleh! Satria gak boleh ngomong gitu. Ini udah takdir," lanjut cowok menggemaskan itu menangkal apa yang ada di pikirannya.
"Istri-istriku baik semua. Cuma Satria aja yang jahat," ujar Satria memukul-mukul kepala untuk menghilangkan pikiran kotor tentang kedua istrinya.
"Tapi ... Dipikir-pikir betul juga."
Mau gimana pun Satria menyangkal, tetap saja otaknya terus memikirkan karma kedua istrinya. Apalagi Elysia sudah durhaka sama Marcel yang sudah membawa dirinya tanpa memberitahu siapa pun.
Dari pada Satria berfikir yang jelek-jelek tentang kedua istrinya, apalagi istri kedua sudah tidak ada, lebih baik pemuda imut itu balik ke ruang inapnya saja.
"Udah dulu, ya, kak. Kakak cepat sembuh. Biar bisa rawat anak bersama-sama," ucap Satria, lalu ia mencium kening sang istri sebelum meninggalkannya.
•••
Selesai menjenguk sang istri, Satria sudah kembali ke ruang rawat. Pas sampai, cowok menggemaskan itu melihat Arsen sedang menggendong anak istri keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu Punya Istri (END)
Romansa__________________________________ Cerita berawal dari permintaan seorang anak kesayangan atau disebut brothership dari keluarga Brahmananda. Anak itu adalah 'Satria Revin Brahmananda'. "Daddy, Satria boleh minta sesuatu?" "Minta apa Baby?" "Satria...