Assalamu'alaikum, kembali lagi ☺️
Terima kasih sudah memberikan vote dan komen 😊
Selalu tandai typo!
Happy reading
•••
Satria tidak bisa membendung air matanya sewaktu mata sang istri bergerak, menandakan Elysia akan terbangun."Hei, Baby kenapa nangis?"
"Kakak ..." tangis Satria pecah dikala mendengar suara sang istri untuk pertama kali setelah 6 bulan tak terdengar sambil memeluknya.
Elysia senang, bisa memeluk suami kecilnya kembali. Entah apa yang dilakukan sang suami di saat dia koma. Yang jelas, dihadapannya saat ini Satria menangis terharu ketika ia bertanya.
"Satria kangen banget sama Kakak ... Kakak tidurnya lama banget," ungkap Satria yang sudah duduk di kursi samping brankar Elysia dengan genggaman tak terlepas dari sang istri.
Satria mulai mengadukan semua yang sudah ia lalui selama sang istri koma. Mulai dari mendapatkan kabar istri tercinta tabrakan, sampai ketiga anak mereka sehat. Tapi tidak sampai menceritakan Ezy yang sudah meninggal.
"Terus, anak Baby, mana?" tanya Elysia tidak melihat keberadaan kedua anak mereka semenjak sang suami datang.
Satria merasa tidak suka dengan pertanyaan sang istri yang menyatakan kedua anak mereka itu bukan anak Elysia juga.
"Anak kita. Bukan anak baby," kata Satria mengoreksi pertanyaan Elysia.
Elysia merasa senang bisa mendapatkan suami yang baik kayak Satria, walaupun sifatnya masih kekanakan.
"Iya, anak kita. Mana mereka?" ucap Elysia yang tidak sabar melihat kedua anak mereka. Dia belum tahu anak Ezy juga dirawat oleh sang suami.
"Ada di ..." Ucapan sang suami terpotong oleh suara pintu terbuka.
"Ini, anaknya," kata Arsen mendorong kereta bayi memasuki ruang rawat Elysia.
Elysia langsung duduk guna melihat rupa kedua anak kembarnya. Tapi dia juga mengerutkan dahi ketika Arsen membawa tiga bayi dan tidak dengan madunya.
"Satria, ini anakmu nangis aja!" Perkataan itu berasal dari abang sepupu Satria yang masuk sambil membawa anak bungsu Elysia dan Satria.
Mendengar tangisan bayi yang berasal dari Mahen, Satria langsung merebut anaknya dari Revin.
"Abang gak becus jaga anak!" sindir Satria ketika melihat wajah sang anak memerah. Dia menyimpulkan bahwa Mahen sudah lama menangis tapi sang Abang tidak bisa menghentikannya.
"Enak aja! Anakmu itu yang maunya cuma sama papanya!" pekik Revin merasa tersinggung mendengar sindiran dari sang adik yang menyatakan dia tidak bisa jaga anak.
Padahal Revin sudah berusaha menenangkan sang keponakan, tapi memang dasarnya Mahen hanya mau sama Satria, usaha yang dia lakukan percuma. Cowok berkaos hitam itu sudah melakukan seperti apa yang dilakukan sang adik ketika menghentikan tangisan Mahen dan melakukan sama kayak menenangkan kedua keponakan yang lain.
Dari sang adik pergi, Revin langsung mendengar tangisan bayi dari arah kamar Satria, di mana letak ketiga keponakan. Dia mendapatkan Mahen yang menangis. Mungkin karena keponakan bungsunya tidak mau ditinggal sama sang papa, makanya tangisannya gak berhenti-henti. Terhitung sudah 2 jam dia mencoba menghentikan tangisan Mahen. Untungnya Arsen menelponnya yang menyatakan untuk membawa ketiga keponakan ke rumah sakit. Jadi dia tak perlu mendatangi Satria ke kampus hanya untuk menenangkan Mahen. Memang niat Revin gitu. Kalau sang keponakan tidak mau berhenti dalam waktu tertentu, dengan terpaksa ia mendatangi Satria ke kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu Punya Istri (END)
Romansa__________________________________ Cerita berawal dari permintaan seorang anak kesayangan atau disebut brothership dari keluarga Brahmananda. Anak itu adalah 'Satria Revin Brahmananda'. "Daddy, Satria boleh minta sesuatu?" "Minta apa Baby?" "Satria...