38. Pertemuan Part 1

4 1 0
                                    

Happy Reading

Tuan Adit dan Nyonya Fiona ada di ruangan VIP lantai 3 nomor 34"

"Terimakasih atas infonya"

Vita yang udah sampai di lantai 3 hanya menatap kamar nomor 34. Dia ga ada niatan masuk sama sekali. Tangannya terkepal kuat masih mengingat apa yang sering dia dapatkan dari orangtuanya.

Vita membuka pintu kamar tersebut dengan pelan. Terlihat orangtuanya sedang tertidur dengan alat-alat yang membantu mereka bernafas.

Vita mendekati brankar Fiona dan menatapnya dengan datar "Kenapa ga mati aja kalian berdua"batinnya yang masih kesal sama Kevin karna Adit dan Fiona masih hidup.

"Itu kamu Vita?"tanya Adit dengan suara bergetar.

Vita menatap Adit "Berterimakasih lah sama Kevin. Karena dia, kalian berdua masih hidup sampai sekarang" ucapnya dengan datar.

Adit tersenyum getir mendengar ucapan Vita. Fiona memegang tangan Vita "Nak, kamu sudah makan? Bunda perhatikan kamu makin kurus"

Vita dengan cepat menepis tangan Fiona "Ga usah pegang-pegang. Mau saya makan atau engga bukan urusan kalian. Saya kesini cuma mau liat kondisi kalian. Saya kira kalian udah mati, ternyata masih hidup"

Fiona dan Adit yang mendengar itu tersenyum getir. Mereka ga nyangka anak sulungnya sampai berbuat begini.

Vita langsung meninggalkan mereka berdua setelah bicara. Vita menutup pintunya dengan sedikit kasar sehingga menimbulkan suara.

"Emang cewe iblis!"

Seruan itu membuat Vita menoleh ke belakang. Vita melihat ada Bayu dan Esa yang sedang menatapnya dengan tajam. Vita tersenyum kecil.

"Kata-kata itu untukku? Kata-kata yang manis"

"Gua ga habis pikir sama kelakuan lu Savita!"ucap Esa yang membuat Vita sedikit terkejut. Terkejut sebab ini pertama kalinya Vita mendengar ucapan Esa.

Vita hanya terdiam. Dia tau kalau diladenin pasti bakal panjang. Bayu mulai mendekati Vita dan berdiri tepat di depannya.

"Lu tunggu tanggal mainnya! Lu bakal mendekam di penjara seumur hidup lu"

"Oh iya? Apakah gua harus panik?"

Mendengar ucapan Vita seketika membuat amarah Bayu memuncak. Tangannya mulai terkepal kuat hingga membuat urat tangannya terlihat jelas.

Vita yang peka langsung tersenyum kecil "Silahkan apa yang pengen lu lakuin. Mau laporin gua silahkan. Gua ga takut sama sekali. Nanti lu tunggu aja kedepannya gimana. Byee"ucapnya yang langsung pergi gitu aja.

"Cewe jalang!"umpat Bayu.

Esa mencoba menenangkan Bayu "Kita kumpulan bukti-buktinya dulu baru bisa laporin Vita. Rekamannya masih lu bawa kan?"

"Masih. Gua harus ketemu Om Adit sama Tante Fiona"

"Emang lu tau kamarnya dimana?"

Bayu menunjuk kamar Adit san Fiona. Esa ikut melihat kamar yang ditunjuk Bayu. Esa langsung mengangguk "Siapin kamera kecil"

"Udah gua siapin dari awal. Gua sengaja ngikutin cewe jalang itu"

"Keren banget si Bos. Mending lu cepat kesana. Takutnya si Vita datang lagi"ujar Esa yang diangguki Bayu. Bayu pun masuk ke dalam kamar Adit dan Fiona. Sementara Esa masih menunggu di luar untuk jaga-jaga.

Vita yang udah di parkiran langsung menuju ke mobilnya. Vita langsung masuk ke dalamnya dan mengeluarkan hpnya. Dia tiba-tiba tersenyum tipis "Bayu Artha. Gua pastikan lu dan teman lu bakal mati di tangan gua"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLACK SHADOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang