2. I'm Your's

16.5K 118 3
                                    

Justin berdiri menjauhi tubuh Loanna, melepas celana bahan juga boxer ketat. Sesuatu menyembul tiba-tiba membuat kedua bola mata Loanna tidak berkedip hanya menatapnya. Selanjutnya Justin kembali naik keatas ranjang mencium bibir yang sejak tadi diidamkan lalu memposisikan miliknya tepat diantara dua paha itu.

"I'm yours,"

Sekuat tenaga Justin melakukan penyatuan tetapi tidak bisa, ia mencobanya sekali dan langsung amblas kedalam.

"Aaahhh...." jeritan kesakitan dari bibir Loanna,

Itu sangat menyakitkan hingga gadis itu menggigit bibir bawah demi meredam rasa perih. Justin tidak tega mendengar jeritan itu, ia melepaskan miliknya mencium sekilas bibir dan berbicara tepat didepan wajah.

"Aku akan berhenti, aku tidak mau membuat mu sakit."

Loanna tidak menjawab, ia masih menetralisir deguban jantung juga mengatur nafas.

"I'm okay Justin."

"Are you sure?"

"Ya, lakukan saja."

Ciuman kembali terjadi dan Justin mulai menancapkan miliknya lagi. Kali ini lebih hati-hati tidak ingin membuat kekasihnya kesakitan.

Uhhhhh dua kali hentakan akhirnya milik Justin amblas kedalam, ia memejamkan matanya menikmati pijatan dari dalam. Sungguh ini pengalaman yang tidak akan Justin lupakan seumur hidup.

Justin belum memulai menggoyangkan pinggul, ia masih menghargai Loanna yang sedang mengatur nafas. Arah pandangnya tertuju pada miliknya yang mengeluarkan darah, Justin mencabut memastikan bercak apakah itu.

Ternyata hanya bercak darah yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Justin kaget melihat jejak tersebut.

"Anna, kamu masih virgin?"

Loanna mengangguk lemas, Justin mengusap wajah merasa berdosa telah merenggut keperawanan kekasihnya. Meski itu dengan seizinnya tetapi tetap saja, dia merasa bersalah.

"Justin,"

"Anna, apa sebaiknya tidak perlu kita lanjutkan?"

"Kenapa?"

"Aku tidak mau kamu kesakitan."

Loanna bangun dari posisi tidurnya mengecup sekilas bibir nan tebal itu. "I'm okay, kita sudah melangkah jauh Justin,"

Benar apa kata Loanna, mereka telah melangkah jauh akan sangat menyiksa jika permaianan tiba-tiba dihentikan. Yang pasti milik Justin akan ngilu hingga esok pagi dan dia harus mencari cara menidurkannya kembali.

"Baiklah, kalau kamu merasa sakit katakan dan jangan ditahan."

"Yes baby,"

Justin kembali memasukan miliknya, meski masih kesulitan karena pelumas alaminya sudah mengering.

Mereka berdua bercumbu saling menyalurkan hasrat masing-masing yang telah lama dipendam. Justin melakukannya dengan hati-hati, ia lalu merubah gaya dengan Loanna berada diatas. Hal itu agar memudahkan Justin melihat bagaimana cara kerja Loanna saat diatas.

"Uhhh Justin."

"Yes baby,"

"Ada sesuatu yang akan keluar,"

"Jangan ditahan, ayo keluarkan."

Loanna semakin mempercepat gerakannya dibantu Justin dari bawah agar ia bisa mencapai klimaks untuk kali pertama.

"Aaahhhhsssssssttt...."

Ya Loanna berhasil klimaks, ia ambrug diatas dada bidang itu.

"Good job baby, sekarang giliran ku yang harus keluar."

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang