67. He's dead

2K 120 36
                                    

"Maaf Dadd, aku tidak bisa. Aku akan tetap mempertahankan anak ini sampai dia lahir."

"Anna, jangan keras kepala. Kehadiran anak ini akan membawa petaka besar. Darah dalam dirinya juga mengalir darah Nicholas. Apa kau mau melihat anak ini tumbuh seperti Ayahnya?"

Loanna kembali tertunduk. Hatinya merasa sakit mendengar penuturan sang Ayah. Meski Nick orang jahat, dia tetap Ayah biologis dari bayi dalam rahimnya.

"Aku akan merawatnya dengan baik agar kelak dia tidak mengikuti jejak Ayahnya."

"Tetap saja Anna. Yang namanya garis keturunan tidak akan merubah apa pun. Lima persen dari sifatnya pasti akan menurun dari bajingan itu."

"Stop! Dadd, kau boleh membenci Nick. Tapi aku tidak akan menuruti perintahmu untuk menggugurkan anak ini."

Henry lalu berdiri karena kecewa Loanna tidak mematuhi perintah.

"Perlu Daddy ingatkan sekali lagi huh? Nicholas telah membunuh banyak orang, termasuk sahabat Daddy. Pria itu juga telah melakukan tindak kejahatan perdagangan manusia dan memperjual belikan organ mereka. Seharusnya kau membuka mata Anna! Pria seperti dia tidak pantas menjadi Ayah dari anak mu!"

Betaria tidak bisa menghentikan pertikaian antara Ayah dan anak. Sebab ia sangat setuju dengan keputusan Henry. Bagaimana pun anak dalam kandungan Loanna memiliki garis keturunan dari pria jahat yang menjadi incaran anggota FBI.

"Aku akan tetap pada pendirian. Anak ini akan aku rawat dengan baik. Kalau Daddy tidak bisa menerimanya, aku akan pergi dari rumah."

"Silakan, jika kau tetap mempertahankan anak ini pergi lah sejauh mungkin. Tapi kalau menuruti perintah Daddy kembali lah ke rumah dan hiduplah layaknya gadis seusia mu."

"Baik." Loanna meneteskan air mata. Tangannya mengusap bagian perut sambil berkata dalam hati.

"Bertahanlah sayang, kita harus berjuang bersama-sama."

Entah keputusannya benar atau tidak dalam mempertahankan kehamilannya, yang pasti Loanna tidak mau membunuh siapa pun.

Pintu diketuk dari luar, tak berselang lama muncul Solena dan Justin. Pasangan suami istri ini datang membawa buah tangan. Anggaplah menjenguk Loanna yang baru siuman dari tidur panjangnya.

Perut Solena terlihat lebih berisi dibanding milik Loanna. Apalagi bentuk tubuhnya yang lebih berisi dibanding dulu saat mereka terakhir bertemu.

"Selamat pagi semuanya."

Henry dan Loanna hanya menatap sekilas. Sedangkan Betaria harus berpura-pura baik-baik saja di depan orang lain. Ia sudah menghapus air mata saat mendengar pintu diketuk.

"Maaf, sepertinya kedatangan kami menganggu." ucap Solena.

"Tentu tidak, ayo silakan masuk." ucap Betaria.

"Terima kasih. Hai Anna, aku senang akhirnya kau siuman. Aku membawa makanan kesukaanmu."

"Thanks." lirih Loanna dengan lirikan tidak suka.

Arah pandang suami istri ini tertuju pada perut yang sudah membuncit. Bahkan Justin tidak menyangka jika Loanna sedang hamil.

"Jadi selama ini mereka?" batin Justin.

"Anna, aku datang untuk minta maaf."

"Soal apa?" Loanna menjawabnya dengan nada ketus dan lirikan tidak suka.

"Aku yang memberitahu Nick tentang siapa kau sebenarnya."

"Maksudmu?"

Solena memegang kedua kaki milik Loanna dan hampir menciumnya tetapi Loanna menghindar.

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang