15. He's ...

6.2K 76 5
                                    

Loanna ingin memprotes tindakan Nick yang tiba-tiba menghentikan aktifitas. Padahal sebentar lagi klimaks akan menghampiri.

"Rapikan penampilan mu, pagi ini kita akan mengadakan peresmian kantor baru."

What the hel! Nick benar-benar bastard, jika tahu pagi ini ada agenda penting mengapa dia harus melakukan foreplay? Apalagi pemanasan pertama itu tidak tuntas, yang mana membuat pikirannya kacau.

Nick tersenyum memamerkan smirk mematikan, ia berhasil menjaili Loanna sehingga wajah kemerahan menahan marah sekaligus gairah menjadi satu kesatuan yang menggemaskan.

Tok..tok..tok..

"Masuk,"

Vincent ada dibalik pintu kemudian masuk setelah Nick menyuruhnya.

"Tuan, semua sudah siap."

"Hmm, lima menit lagi saya turun."

Nick masih disana membenarkan celana bahan juga jas yang mungkin kurang rapi.

"Anna, ingat kau tidak boleh membuat malu perusahaan."

"Hmm." Loanna berucap sinis sambil memalingkan wajah.

Ia masih kesal karena perbuatan Nick, jika tahu seperti ini pasti Loanna akan menolak. Sayangnya Nick memiliki seribu cara untuk menggodanya.

Nick berjalan lebih dulu diikuti Loanna dibelakangnya. Meski pikirannya kacau ia harus bersikap profesional, senyum palsu harus selalu ditunjukan.

Ting.. Lift terbuka Nick dan Loanna berjalan beriringan memasuki lobi. Sesaat Loanna terdiam melihat seseorang yang berhasil mengalihkan pandangannya. 

Dia adalah Solena Cart dan suaminya, Justin Pierce sebagai wakil dari Cart corp. Kehadiran Justin tentu membuat Nick dan Loanna kaget namun karena profesionalitas keduanya tetap memasang wajah datar.

Solena menyalami Nick lebih dulu,

"Hari ini daddy tidak bisa datang sehingga saya yang akan mewakili."

"No problem."

"Astaga saya hampir lupa selamat atas peresmian kantor barunya tuan Salvatore,"

"Terima kasih atas kedatangan anda Mrs. Cart."

"Hmm sekarang saya sudah menjadi istri Justin jadi panggil saja Mrs. Pierce."

Nick hanya tersenyum tipis,

"Sayang, kau tidak memberi selamat pada tuan Salvatore?" ucap Solena pada suaminya.

Justin ragu, kedua matanya menatap Nick lalu berganti pada Loanna. Ia lalu mengulurkan tangannya.

"Ah selamat tuan Salvatore,"

Nick menerima uluran tangan itu, hanya sesaat lalu melepasnya.

"Terima kasih."

"Bagaimana tuan Salvatore apa bisa kita mulai sekarang?"

"Ya."

Pemotongan pita pun dilakukan oleh Nick dan Solena selaku pemilik perusahaan dan perwakilan perusahaan investasi. Sedang Justin dan Loanna berdiri bersebelahan terkadang Justin mencuri pandang pada gadis disebelahnya.

Acara berlanjut ke perjamuan, Nick dan Solena berdiri bersebelahan saling bertukar pikiran untuk pengembangan bisnis menjadi lebih pesat.

"Tuan Salvatore, apa yang ada di fikiran anda saat pertama kali membuat bisnis seperti ini?"

"Saya hanya menyediakan wadah untuk mereka yang ingin mengapresiasi menjadi sebuah karya."

"Jadi ini semua keinginan mereka?"

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang