55. (21+) Release

3.8K 95 8
                                    

Loanna semakin tidak mengerti dia hanya bisa diam dengan mulut menganga karena Nick menekan lehernya terlalu kuat.

Uhuk...

"Nick! A--apa yang kau la-lakukan!" suara Loanna terbata-bata.

Nick tidak menjawab, dia semakin menekan kuat tangannya hingga membuat kedua mata mendelik. Gadis itu kehilangan pasokan udara.

"Ah! Ji-jika kau ber-berniat me-membunuhku, la-lakukan se-sekarang! Ta-tapi i-ingat a-ada anakmu da-dalam kandunganku."

Perlahan cengkeraman mulai mengendor, Nick menyadari jika Loanna hampir mati karena ulahnya. Ia menggulingkan tubuh kesamping mengatur nafas berulang kali. Dada bidangnya kemas kempis karena nafas yang tidak beraturan itu.

Dalam diamnya, Nick berfikir jika ia membunuh Loanna itu artinya kerajaan mafia tidak akan pernah dia dapatkan. Sebab, anak didalam kandungan itu yang menentukan masa depannya sebagai penguasa kerajaan mafia.

Berbeda dengan Loanna yang terus menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, tangannya memegang leher bekas cengkeraman tadi.

"Kau gila Nick! Aku hampir mati karenamu!"

Nick masih diam membayangkan persetubuhan Loanna dan Justin yang terus menari diotaknya. Meskipun Loanna terlihat tidak menikmati namun tetap saja itu membuat seorang Nick marah.

Selama ini, tidak ada orang lain yang berani mengambil wanita dari tangan Nick. Tetapi kali ini berbeda. Orang yang berani menyentuh milik Nick adalah kakak kandungnya sendiri.

"Ini tidak bisa dibiarkan!" ucap Nick dalam hati.

Ia kembali menindih tubuh Loanna, menarik tangan keatas kepala lalu kembali menciumnya dengan brutal. Loanna yang tidak siap dengan perlakuan itu hanya bisa menjerit karena rasa sakit. Percuma saja ia memberontak, kekuatan Nick lebih besar dibanding dirinya.

Saat ini pun bibir tebal itu sedang mencium bibir dengan sesekali menggigitnya. Tidak hanya bibir saja yang menjadi sasaran empuk kini, bibir itu turun ke leher dan meninggalkan kissmark.

Umpt.. Loanna terus menggeleng, bukan karena rasa nikmat melainkan rasa perih. Nick melakukannya dengan brutal membabi buta kesalahan yang tidak Loanna ketahui.

"Nick! Tolong jangan seperti ini!"

Lagi-lagi Nick tidak peduli, kali ini tangannya sudah menyingkap bra sport yang dikenakan Loanna. Bibirnya ia tanamkan disana menggigit rakus keduanya seperti bayi yang kehausan.

"Nick!" teriak Loanna saat Nick menggigit putingnya.

"Kenapa? Kau menikmatinya?"

"Bulshit! Ini sakit Nick!"

"Diam dan nikmati saja!"

Nick membalikan tubuh Loanna hingga posisinya tengkurap, ia meloloskan celana sport lalu mengeluarkan miliknya. Hanya dalam hitungan detik miliknya amblas kedalam.

"Ah!" Loanna menjerit merasakan benda pusaka tiba-tiba melesat masuk tanpa foreplay.

Itu menyakitkan karena miliknya yang belum basah. Loanna hanya bisa menangis dalam diam, sedangkan Nick masih terus menggoyangkan pinggul. Baginya, percintaan kali ini lebih nikmat dari biasanya. Ada tantangan tersendiri karena dilakukan dengan paksaan.

"Anna, kenapa kau diam! Mendesah lah baby."

Loanna mengacuhkan ucapan Nick. Mendesah ataupun tidak itu tidak akan membuat Nick berhenti bahkan saat ini dia menggoyangkan pinggul lebih dalam.

Nick kembali membalikan tubuh, kali ini dia ingin sesuatu yang lebih hidup.

Tubuh Loanna dituntun berada diatas sehingga ia bisa memainkan dua gundukan kenyal itu. Terlebih, posisi seperti ini menguntungkan bagi si pria karena mendapat serangan kenikmatan bertubi-tubi.

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang