28. (21+) Obsesion

10.2K 94 2
                                    

Langkah tergesa itu sampai dihalaman utama, tangannya berkali-kali menghapus air mata yang terus keluar padahal sudah beberapa kali ditepis tetapi tetap saja tidak bisa.

"Non Anna,"

Suara pria paruh baya yang sangat familiar ditelinga siapa lagi kalau bukan Petter. Sopir pribadinya sejak kecil yang tidak bisa diajak kompromi untuk urusan membohongi ayahnya.

Petter mendekat, memeluk tubuh Loanna dengan erat. Pria paruh baya itu meneteskan air mata bahagia akhirnya setelah dua bulan tidak bertemu dengan anak majikannya hari ini mereka kembali bertemu.

"Hai Petter,"

"Non, saya sangat senang kau kembali."

"Hanya sesaat, aku harus pergi lagi Petter."

"Realy? Ah non saya ada sesuatu untuk mu."

"Oh iya, apa itu?"

Petter mengajaknya menuju paviliun yang letaknya ada dibelakang rumah Loanna. Tempat itu sudah dianggap rumah oleh para pekerja disana karena memang itu menjadi rumah utama setelah seharian bekerja. Henry membatasi para pegawai dirumahnya untuk tidak tinggal satu atap. Ia menyediakan rumah kecil untuk ditempati mereka sebagai bentuk menghormati privasi.

Di paviliun itu ada tukang kebun, cheff juga asisten rumah tangga. Mereka tampak istirahat setelah selesai bekerja.

"Non Anna," kelima pegawainya mendekat memberi salam pada anak majikannya yang telah lama tidak terlihat. Loanna cukup dekat dengan pegawai dirumah untuk itu saat dirinya tidak ada mereka sangat khawatir.

"Apa kabar non," sapa kepala asisten rumah tangganya.

"Hai, aku baik-baik saja. Thanks sudah mengkhawatirkan ku."

"Nah nona kau tunggu disini, saya akan ambilkan sesuatu untuk mu."

Loanna mengacungkan ibu jari, ia memilih menunggu diruang tamu. Petter datang membawa kue berbentuk hati bersama kepala asisten. Mereka selalu menyiapkan kejutan disetiap ulang tahun Loanna sehingga hari ini pun kejutan tersebut telah disiapkan.

"Selamat ulang tahun non Anna,"

Loanna tidak bisa tidak menangis, meski hanya kejutan sederhana tapi cukup membuat hatinya menghangat.

Keenam pegawai termasuk Petter mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun lalu dilanjutkan tiup lilin.

"Make a wish dan tuhan akan mengabulkan permintaan anda non," sanggah kepala pelayan.

Loanna pun menyatukan kedua tangan mulai berdoa pada tuhan, ditahun ini tidak banyak yang Loanna pinta hanya ingin disegerakan menemukan jaringan mafia kelas kakap.

Acara selanjutnya adalah potong kue, Loanna membagikan kue tersebut pada keenam pegawai dirumahnya. Selesai acara Petter mengajak Loanna duduk dan bercerita maklum saja sudah dua bulan mereka tidak bertemu pasti banyak cerita yang terlewatkan.

"Saya sudah mendengar semuanya dari tuan Henry, semoga team bisa segera menemukan jaringan mafia itu."

"Ya aku harap juga begitu."

"Non,"

"Hmm."

"Semalam tuan melihat non sedang berjalan kaki dengan pria yang saat itu menculik nona."

"Ck! Petter dia tidak menculik ku, kita hanya menginap lalu paginya dia mengantar ku."

"Tapi tetap saja bagi tuan pria itu penculik." Petter terkekeh ringan dan ini poin yang membuat Loanna ikut tertawa.

Akhirnya setelah sekian lama Loanna kembali tertawa lebar tanpa memikirkan hal-hal menakutkan lagi.

"Apa pria itu bagian dari team rahasia?"

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang