57. Devil

2.5K 92 6
                                    

Nation hospital.

Solena dibawa ke rumah sakit nation hospital karena luka pada pelipis akibat benturan. Saat ini, dokter masih menanganinya.

Sandra, sekretarisnya di kantor selalu setia menunggu. Ia berjalan mondar-mandir sambil menggigit kuku-kukunya karena rasa khawatir yang tinggi. Sandra takut terjadi sesuatu dengan bosnya apalagi Solena sedang hamil. Apa yang akan dia katakan pada Justin nanti?

Tak berselang lama, pintu instalasi terbuka. Dokter dan perawat muncul dari baliknya.

"Bagaimana kondisi Mrs. Cart dok?"

"Dia tidak apa-apa. Hanya luka ringan dibagian pelipis. Pasien juga sudah sadarkan diri."

"Boleh saya melihatnya?"

"Ya tentu, silahkan."

Sandra berlari kecil masuk kedalam melihat kondisi Solena. Sedangkan orang yang sedang dikhawatirkan malah duduk memegang plester dengan sesekali menekannya.

"Mrs. Cart, jangan ditekan, itu berbahaya."

"Ck! Tahu apa kau soal luka hah!" Solena menaikkan intonasi suara membuat Sandra kaget.

Padahal sudah satu jam dia menunggu kabar baik dan berharap tidak terjadi luka serius pada bosnya. Namun, orang yang dikhawatirkan merespon dengan nada sinis.

"Maafkan saya Mrs."

"Seharusnya kau lebih hati-hati dalam menerima tamu. Jika sudah seperti ini, siapa yang bertanggung jawab!"

"Security kita sudah membawa penyusup itu ke kantor polisi."

"Bagus lah, setidaknya dia tidak akan mengganggu rumah tangga ku lagi."

"Ma-maksudnya?"

"Sana keluar! Saya butuh istirahat."

"Ba-baik."

Begitulah Solena, emosionalnya selalu naik turun karena tekanan mental yang dirasakan sejak dulu. Itulah mengapa Ayahnya memilih menjodohkan Solena dari pada dia harus mencari pria pilihannya sendiri.

Sandra lalu keluar namun, diambang pintu sudah ada Marteen Pierce. Dia mendengar beberapa makian Solena pada bawahannya.

"Tuan Pierce," ucap Sandra membungkuk hormat.

Solena ikut menoleh mendengar nama mertuanya disebut.

"Dadd," lirih Solena berpura-pura menjadi wanita lemah dengan memegang pelipis yang dibalut perban.

"Dokter Rayn mengatakan kalau kau terluka. Bagaimana keadaannya?"

"Masih sakit."

"Kecelakaan kerja memang tidak ada yang tahu, untuk itu berhati-hatilah setiap melakukan apa pun. Apalagi kau tengah hamil."

"Ini kesempatan aku mengadu padanya, dengan begitu Justin tidak akan membantu Anna." batin Solena.

"Dadd, ini bukan kecelakaan kerja. Ini ulah jalang yang tiba-tiba menyerang ku."

"Jalang?" Marteen mengulang ucapan Solena.

"Benar, dia mantan kekasih Justin. Dia datang membuat kekacauan karena tidak terima Justin lebih memilihku."

Ucapan Solena bagai racun yang berbisa dan sialnya Marteen Pierce percaya. Dalam diamnya Marteen Pierce berfikir siapa mantan kekasih Justin yang telah merusak rumah tangga mereka.

"Tidak salah lagi, pasti anak remaja itu." batin Marteen.

"Dadd," ucap Solena membubarkan lamunan Marteen.

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang